Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

idikmsAvatar border
TS
idikms
Daftar Beberapa Pejuang Kemerdekaan Tanpa Gelar Pahlawan Nasional
Jadi gini gan, ane itu sedang membuat sebuah buku berjudul "Gegap Gempita Perjalanan Sejarah dan Upaya Status Kepahlawanan Eyang Hasan Maolani Lengkong". Ini desain sampul bukunya:

Daftar Beberapa Pejuang Kemerdekaan Tanpa Gelar Pahlawan Nasional

Eyang Hasan Maolani ini kalo kata Tirto termasuk dari musuh-musuh besar pemerintah Kolonial Belanda di sekitaran abad ke-19, sezaman dengan Pangeran Diponegoro dan Kiai Mojo. Eyang Hasan Maolani juga diasingkan ke Kampung Jawa Tondano, di Sulawesi Utara, bergabung dengan gerilyawan Perang Jawa.
Eyang Hasan Maolani pernah diajukan sebagai pahlawan nasional oleh Prof. Nina Herlina Lubis dari UNPAD bersama Pemda Kabupaten Kuningan, namun mengalami jalan buntu.
Walau gagal dianugerahi gelar pahlawan nasional, Pemda Kabupaten Kuningan tetap mengapresiasi perjuangannya dengan menggunakan nama Eyang Hasan Maolani sebagai nama jalan penghubung antara Desa Lengkong di Kecamatan Garawangi dengan Desa Ancaran di Kecamatan Kuningan.
Bagi ane, walaupun belum dianugerahi gelar pahlawan nasional, jasa-jasa tokoh seperti Eyang Hasan Maolani tetap harus menjadi perhatian serius. Oleh karena itu, ane akan merilis beberapa tokoh penting gerakan kemerdekaan yang sampai saat ini belum dianugerahi gelar pahlawan nasional.

1. Eyang Hasan Maolani, Lengkong Kuningan

Daftar Beberapa Pejuang Kemerdekaan Tanpa Gelar Pahlawan Nasional
Eyang Hasan Maolani lahir di Desa Lengkong Kabupaten Kuningan Jawa Barat, pada hari Senin Legi, tanggal 22 Mei 1782 Masehi, atau bertepatan dengan tanggal 8 Jumadil Akhir tahun 1196 Hijriah. Dalam makalah umum yang biasa dibagikan panitia haul Eyang Eyang Hasan Maolani, disebutkan secara rinci bahwa Eyang Hasan Maolani lahir di sore hari setelah waktu ashar, sekitaran jam 5 sore. Beliau merupakan putra dari Kiai Bagus Lukman bin Kiai Syatar.
Eyang Hasan Maolani ini merupakan salah satu tokoh pergerakan kemerdekaan. Drewes dalam disertasinya menyebut bahwa Eyang Hasan Maolani pernah merencanakan untuk melakukan pemberontakan bersama santri-santrinya. Media Tirto juga menyebut, nama Eyang Hasan Maolani pernah dihubungkan dengan kerusuhan 1842 oleh pihak Kolonial Belanda.
Karena besarnya pengaruh yang dimiliki dan gerakan-gerakannya yang anti kolonialisme, Eyang Hasan Maolani diasingkan oleh pemerintah Hindia Belanda ke daerah yang sekarang bernama Kampung Jawa Tondano, di Minahasa Sulawesi Utara.
Penghujung hayat Eyang Hasan Maolani dihabiskan di tempat pengasingan. Namun sebelum wafatnya Eyang Eyang Hasan Maolani pada tanggal 29 April 1874, beliau mengirimkan beberapa lembar rambutnya untuk dikubur di tanah kelahirannya, Lengkong, dengan maksud agar keturunannya kelak tidak memiliki beban ziarah hingga Sulawesi Utara.

2. Pangeran Perbatasari
Perbatasari, menurut catatan Kembuan, "bersama 84 pengikutnya menuju Kutai untuk membujuk Sultan Kutai memberikan bantuan dalam perlawanan Muhamad Seman terhadap Belanda. Namun, ternyata bukan bantuan yang diperoleh, justru Sultan Kutai melaporkan kejadian itu kepada S.W. Tromp, asisten residen untuk Kutai dan pantai Timur Kalimantan, pada 30 Maret 1885."

Atas petunjuk Residen Broers, Tromp diperintahkan menemui Sultan Kutai (Aji Muhammad Sulaiman) pada 22 April 1885 untuk meminta Perbatasari diserahkan kepada pemerintah Belanda. Pangeran Perbatasari pun ditangkap.
Ia ditangkap bulan April 1885, kemudian dikirim ke Banjarmasin, lalu dibawa ke Manado dan ditahan di kampung Tikala Ares kemudian dia menjadi orang buangan di Kampung Jawa Tondano bersama 18 orang pengikutnya. Roger Allan Christian Kembuan dalam tesisnya Bahagia di Pengasingan: Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Buangan di Kampung Jawa Tondano 1830-1908 (2016:92) menyebut: “Surat keputusan mengenai pengasingan Perbatasari ke Tondano ditandatangani oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda, Otto van Rees melalui Besluit Gubernur Jenderal 11 Oktober 1855 No. 1/C147.“
Di Kampung Jawa Tondano, dia kemudian kimpoi dengan keturunan pengikut Kyai Mojo bernama Rasni Mas Hanafie dan hidup dengan tunjangan 50 gulden. Satu orang saudara laki-lakinya (Gusti Amir) kemudian menyusul ke Kampung Jawa Tondano dan menikah dengan wanita JATON (fam.Sataruno). 


3. Raden Syarif Abdullah Assegaff

Setelah pemberontakan Arab di Palembang pada 1881, Raden Syarif Abdullah Assegaff dibuang ke Tondano. Habib Assegaff ini dikenal memiliki istri orang Eropa, Nelly Meijer.

Tidak banyak tulisan yang mencatat sepak terjang Raden Syarif Abdullah Assegaf, sehingga ane agak kesulitan menceritakan kisahnya. Tapi bagi ane gan, tokoh-tokoh penting yang dibuang ke Kampung Jawa Tondano pasti memiliki gerakan yang sangat besar dan dianggap musuh utama Belanda.


Itu hanya sebagian tokoh-tokoh yang mengisi pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia, utamanya disekitaran abad ke 18 dan 19, jauh sebelum era-nya Soekarno. Mereka semua berjuang dengan tanpa pamrih, berharap tanah kelahirannya terbebas dari belenggu penjajahan.

Bagi ane, beberapa tokoh diatas layak dianugerahi gelar pahlawan nasional. Dalam catatan sejarah, Kampung Jawa Tondano adalah tempat buangan bagi musuh-musuh besar Belanda di sekitaran abad ke-19. Dari sana juga muncul beberapa tokoh yang sudah dianugerahi gelar pahlawan nasional, sebut saja Kiai Mojo dan Imam Bonjol.

Ada beberapa alasan mengapa tokoh-tokoh diatas belum dianugerahi gelar pahlawan nasional, yang paling utama menurut ane adalah kurangnya penelitian ilmiah mengenai sosok yang dimaksud. Ini juga yang dialami oleh Eyang Hasan Maolani, beliau pernah diajukan sebagai pahlawan nasional, namun belum membuahkan hasil karena penelitian-penelitian tentang Eyang Hasan Maolani dianggap belum cukup tuntas.

Sekian beberapa tokoh yang menurut ane penting untuk diketahui. Mungkin masih banyak nama-nama lainnya. Agan bisa menambahkannya di kolom komentar ya...

Diubah oleh idikms 05-04-2020 10:37
dellesology
dellesology memberi reputasi
1
2K
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.