Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ncuz08Avatar border
TS
ncuz08
Kisah Sahabat Kental Lim Keng Kie Keturunan China
Kisah Sahabat Kental Lim Keng Kie Keturunan ChinaAlmarhum BJ Habibie ternyata memiliki sahabat kental yang sudah dijalin sejak ia menempuh pendidikan SMA di Bandung, Jawa Barat.

Jika tidak ada sosok Lim Keng Kie seorang China, mungkin Habibie tidak akan pernah membuat pesawat dan menemukan beragam paten di bidang penerbangan.

Pasalnya Lim Keng Kie lah yang menginspirasi Habibie untuk pergi ke Jerman menempuh studi mengambil jurusan penerbangan di sana.

Bila anda menonton film Rudy (Habibie & Ainun 2) di sana ada seorang China yang diperankan aktor Ernest Prakasa.

Sosok itu memerankan kisah sebenarnya seorang intelektual Indonesia yang merintis dunia penerbangan bersama B.J. Habibie,Lim Keng Kie.

Tapi sayang, Lim Keng Kie harus terusir dari negerinya sendiri dan Habibie juga Indonesia, kehilangan untuk selamanya.

Persahabatan berlanjut saat kuliah di Institut Teknologi Bandung (dulu masih Universitas Indonesia). Lim Keng Kie yang kemudian berganti nama menjadi Ken Liem Laheru usianya lebih tua dari Habibie.
Dr. Liem Keng Kie (Ken Liem Laheru) wafat pada 2 Mei 2011. Beliau adalah salah satu pendiri Teknik Penerbangan Institut Teknologi Bandung.

Liem Keng Kie pindah ke Amerika Serikat pada 1969. Beliau diterima masuk program Ph.D. di University of Utah. Setelahnya, beliau bekerja di Thiokol Corporation, perusahaan penyedia material pesawat udara dan antariksa. Bidang keahliannya adalah material pesawat.

Lim Keng Kie yang asli Sunda karena logat bahasa Sunda-nya sangat kental, juga yang memicu Habibie kelak untuk belajar ke sebuah universitas bergengsi di Jerman, RWTH-Aachen KarenaLim Keng Kie inilah, Habibie terbang ke Jerman dengan biaya sendiri karena gagal mendapat beasiswa.

Kisah persahabatan Habibie dan Lim Keng Kie terjalin sampai di Jerman. Lim Keng Kie yang asli Kuningan, Jawa Barat ini, juga menjadi tempat curhat ketika Habibie muda gundah-gulana. Kim yang tenang dan kalem membuat Habibie merasa nyaman.

Dalam buku Rudy, Kisah Muda yang Visioner (Bentang, 2015) diceritakan, Lim Keng Kie juga seolah menjadi 'penasihat' Habibie.

Sikapnya yang keras kepala dan merasa paling benar menjadi penghalang Habibie memperoleh teman selama di Jerman.

Lim Keng Kie tidak bosan-bosannya mengingatkan Habibie untuk menekan emosinya dan lebih bersabar. Kata-kata yang membuatLim Keng Kie tidak nyaman adalah kebiasaan Habibie menuding orang 'bodoh' di depan mukanya. Menurut Lim Keng Kiepernyataan itu membuat malu orang yang ditudingnya.

Yang menarik, Lim Keng Kie juga ternyata bukan hanya penasihat spiritual Habibie tetapi juga penyelamatnya di saat sedang lapar. Beberapa kali, Lim Keng Kie memberikan bantuan dan pinjaman uang ketika kiriman dari Tanah Air tersendat.

Suatu hari, Lim Keng Kie bertemu Habibie dan mengajaknya untuk makan di sebuah restoran. Seperti biasa, Habibie selalu menolaknya.

"Aku puasa Senin-Kamis," kata Habibie.

"Ah, sekarang kan hari Rabu," jawab Lim Keng Kie.

Padahal sebenarnya hanya akal-akalan Habibie karena nggak punya uang untuk bayar makan di restoran.

Lim Keng Kie anak miskin tetapi karena mendapat beasiswa dari pemerintah masih bisa hidup sederhana di luar negeri. Sementara, Habibie dengan biaya sendiri tergantung kiriman biaya dari keluarga di Bandung.

Lim Keng Kie lulus paling duluan dari RWTH-Aachen dan kelak menjadi pendiri Fakultas Teknik Penerbangan di ITB. Sayangnya,Lim Keng Kie tak bisa melanjutkan pengabdiannya di Indonesia.
Karena masalah politik Lim Keng Kie harus terusir dari negeri yang dicintainya. Ini lantaran Lim Keng Kie mengajar di Universitas Trisakti.

Kampus yang saat itu didanai Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia (Baperki). Baperki ini dituduh Orde Baru sebagai sayap organisasi yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia.
Dan, sekuel inilah yang mungkin paling disesali Habibie. Dia tidak bisa menyelamatkan Lim Keng Kie, sahabat sejatinya. Habibie yang saat itu sudah bekerja di Jerman dan tengah mengambil doktor dihubungi Lim Keng Kie.

Sahabatnya itu meminta bantuan Habibie untuk mendapat pekerjaan di Jerman lantaran karier dan keselamatannya terancam di dalam negeri.

Situasi yang dialaminya diceritakan kepada Habibie, termasuk soal koleganya di ITB Mas Kamaludin yang sudah ditangkap pemerintah Orba dan dibuang ke Pulau Buru.

Habibie sudah mendapat dua kontak di Jerman untuk Lim Keng Kiedan salah satunya di tempat perusahaan Habibie bekerja.

Tapi surat persetujuan untuk Lim Keng Kie dicoret pihak ITB dan itulah masa yang paling gelap dan menyedihkan. Lim Keng Kieuntuk menyelamatkan dirinya dan keluarga akhirnya memilih berimigrasi ke Amerika Serikat.

Kelak, ketika Habibie dilantik menjadi Presiden menggantikan Soeharto orang pertama yang diundang secara resmi ke Istana Kepresidenan adalah Lim Keng Kie bersama istrinya, Hilda.

Habibie beberapa kali membujuk Lim Keng Kie untuk pulang ke Indonesia. Namun lantaran memiliki sejarah pernah mengajar di kampus komunis, Lim Keng Kie menolaknya karena khawatir menodai karier Habibie. (*)

Sumber : https://medan.tribunnews.com/2019/09...aran-di-jerman
Diubah oleh ncuz08 13-09-2019 07:15
hannepin
hannepin memberi reputasi
1
2.4K
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.