riandyoga
TS
riandyoga
Final Thomas Cup yang Tidak Mendebarkan Bagi Indonesia
Halo semua!! Selamat bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama pecinta bulutangkis, kita juara Thomas Cup!

Quote:

Memang sepanjang saya hidup di dunia, ini bukan pertama kalinya Indonesia juara Thomas Cup. Namun terakhir Indonesia juara dulu itu (2002) sudah lama sekali dan itu saya masih bocil, belum bisa jadi saksi sejarah (gak tahu apa-apa).


Sejak Olimpiade 2008, barulah saya mulai ikuti perbulutangkisan ini. Dan kamu tahulah, Indonesia selalu gagal Juara Piala Thomas. Hingga penantian 19 tahun Indonesia berakhir pada 2021.


Entahlah, saya sudah mengikuti Thomas Cup 2020 ini dari awal, bahkan menyaksikan perjuangan tim Uber Indonesia juga hingga sejak dari Sudirman Cup. Tapi begitu Juara begini, terus terang saya gak bisa banyak yang dikatakan selain seneng doang.



Tanpa mengurangi rasa optimis, sejak Sudirman Cup 2021 yang mana Indonesia disingkirkan Malaysia. Saya coba untuk "nothing to lose" saja. Tetap mendukung, tapi tidak terlalu berekspektasi.


Itulah mengapa tulisan ini diberi judul "Final Thomas Cup yang tidak mendebarkan bagi Indonesia". Sebelumnya maaf, ya, inilah persepsi saya sebagai penikmat dunia tepok bulu.


Namanya final memang selalu mendebarkan. Tapi dari sisi saya seorang Badminton Lover (kemudian disebut BL saja), titik paling mendebarkan itu justru ada di fase grup piala Thomas 2020 kali ini.


Inilah "rejekinya" Indonesia, sudah jadi unggulan pertama turnamen, tapi malah masuk grup neraka. Perjuangan tim Thomas Indonesia kali ini itu seperti puncak gunung es.


Perjuangan tim Thomas Indonesia layaknya puncak gunung es

Quote:


Buat GanSis yang nonton saat final doang, mohon maaf, itu hanya "puncak gunungnya" saja yang terlihat. Perjuangan aslinya ada sejak bergelut di grup neraka. Bersama China Taipei, Thailand dan Aljazair. Tanpa mengurangi rasa hormat, barangkali Aljazair merupakan pengecualian dalam hal ini ya.


Orang-orang mungkin berpikir China dan Jepang lawan terberat. Justru menurut saya China Taipei yang paling horor saat ini. Skuad mereka diperkuat Lee Yang/Wang Chi Lin (duo Kuda), ganda putra peraih medali emas olimpiade Tokyo 2020. Mereka ini yang selalu mengalahkan Minions dan The Daddies dalam pertemuan terakhir.


Kemudian disana ada Choi Tien Chen, tunggal putra terbaik Taipei yang diatas kertas dapat mengalahkan Anthony Ginting selaku tunggal putra nomor 1 Indonesia.


Situasi menjadi "mencekam" gara-gara Thailand

Setelah mengalahkan Aljazair 5-0 pada laga pembuka. Indonesia dihadapkan Thailand yang secara tak terduga dapat mengalahkan China Taipei sebelumnya 3-2. Dan Indonesia hampir kalah, jika saja Rhustavito tidak mampu menang pada partai terakhir.


Dan pada laga itu, Ginting kalah, begitu juga dengan Jojo. Sementara Minions juga susah payah menang. Hanya FajRi yang on fire.


Setelah bentrok dengan Thailand, posisi Indonesia boleh dibilang lagi genting. Ini persepsi saya ya. Saya pikir BL lainnya juga merasakan yang sama. Lawan tunggal Thailand saja kepayahan begini, apalagi lawan China Taipei. Bukannya pesimis, tapi kita berbicara sesuai data. Terlebih ini turnamen bulutangkis, yang jedah dari satu pertandingan ke pertandingan berikutnya hanya kurang lebih satu hari.


Hitung-hitungan diatas kertas, dalam kondisi normal. Indonesia diprediksi akan tertinggal 0-2 terlebih dahulu saat menghadapi China Taipei. Karena lawan Tunggal dan Ganda Putra pertama mereka bisa dibilang lebih kuat. Dan dikhawatirkan kondisi demikian merusak mentalitas skuad Merah Putih.


Hari pertandingan tiba, Alhamdulillah Ginting menang. Sementara Coach Naga Api alias Herry IP menurunkan Fajar/Rian sebagai MD1 menghadapi Olympic Gold Medalist Tokyo 2020. Hasilnya tetap kalah 😭


Namun di partai selanjutnya, Jojo yang diragukan performanya ternyata mulai menunjukkan tajinya. Dan ya, Indonesia kembali menang dramatis 3-2. Dalam laga ini kedua Ganda Indonesia mengalami kekalahan.


Laga kontra China Taipei ini disebut-sebut sebagai titik balik skuad Indonesia. Kalau diingat momen ini rasanya campur aduk. Terlebih hasil undian quarter final mengharuskan Indonesia bersua Malaysia.


Lawan Malaysia yang mendebarkan



Malaysia lawan yang sebenarnya masih mungkin dikalahkan, namun tidak baik bagi kesehatan mental. Kita tahu sendiri lah, saat Indonesia vs Malaysia, duh rasanya selalu beda. Terlebih sebelumnya di Sudirman Cup Indonesia disingkirkan Malaysia di QF.


Ditambah Tunggal dan Ganda pertama Malaysia ini berkaca penampilan terakhir, Ginting & Minions kalah terus. Buat BL Indonesia yang kemarin cuma nonton pas final doang, kalian kudu banget merasakan momennya dari awal. Karena dalam laga ini, Indonesia mengalahkan Malaysia 3-0.


Kabar baiknya dalam laga itu, Minions berhasil revans lawan Ganda Malaysia, yang belakangan menjadi momok bagi Kevin-Marcus. Indonesia memang punya kualitas, saya pikir ini hanya soal mental, skuad Indonesia telah berhasil mengalahkan ketakutannya sendiri.



Denmark & China itu kuat, tapi tidak untuk saat ini

Quote:


Lawan terberat sebenarnya adalah Denmark. Dengan sistem pertandingan 3 kali Tunggal & 2 kali Ganda. Maka Denmark jelas diunggulkan, mengingat final Thomas Cup 2016 kala itu Indonesia kalah dari Denmark dimana Tunggal kita kalah semua. Tunggal Denmark luar biasa. Bahkan Ginting dibuat tak berkutik oleh Viktor Axelsen.


Tapi itu hitungan diatas kertas. Di luar dugaan Jojo berhasil menyumbang poin lewat pertandingan 100 menit kontra Anders Antonsen. Dengan begini, posisi Indonesia sudah aman. Karena sebenarnya, Tunggal Putra hanya perlu merebut satu partai saja, selebihnya biarkan tim Ganda yang menyelesaikan.


Singkatnya, Indonesia melenggang ke final. Tanpa bermaksud jumawa, pada saat itu saya pikir sudah juara. Karena yang dihadapi China (minus Chen Long, SHI Yuqi dan duo menara) yang disebut-sebut merupakan skuad terlemah yang dibawa oleh negeri Tirai Bambu tersebut.


Skuad terlemah yang mereka bawa, tapi tetap bisa masuk final. Begitulah China adanya. Mentalnya kuat dan beroda segitiga alias tidak gampang goyah. Hahaha, tapi tidak untuk sekarang. Mohon maaf kali ini sudah waktunya bagi Indonesia

Quote:

Ya, memang sudah waktunya menang. Skuad Indonesia kali ini memang yang terbaik. Sementara negara kuat lainnya seperti China & Jepang masih transisi dari Junior ke Senior alias bukan skuad terbaiknya. Tapi bukan berarti Indonesia juara karena tim lawan tidak full team. Inilah perputaran roda. 2016-2018 Indonesia diisi mayoritas punggawa muda, sementara Denmark dan China merupakan dream team. Seperti itulah adanya.

Quote:



Nah loh uda panjang lebar aja thread ini. Tujuan saya disini ingin memberikan gambaran berbeda dari kemenangan Indonesia di Thomas Cup. Setidaknya lebih banyak orang yang tahu, betapa perjuangan tim Indonesia itu sangat berdarah-darah. Tidak semulus seperti di laga finalnya doang.

Rianda Prayoga
Salam dari Binjai, 20 Oktober 2021


Bonus pict
Quote:
Diubah oleh riandyoga 20-10-2021 10:41
Rainbow555hhendryzaripmaulana
aripmaulana dan 10 lainnya memberi reputasi
11
3.2K
34
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Badminton
Badminton
icon
1.8KThread•1.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.