enyahernawatiAvatar border
TS
enyahernawati
Sungguh, Bagaimana Kami Tidak Cinta Negeri Ini?
Snowing in Nathia Gali, bukan daerah utara

Journey to Northern Areas Of Pakistan

Bagian terakhir, penutup.

Suatu perjalanan tak pernah lepas dari yang namanya pengalaman, bahkan juga kenangan. Begitu pun dengan kami. Ketakutan orang akan stigma buruk tentang negeri ini, awalnya memang sempat mempengaruhi niat kami untuk berkunjung.

Namun, seperti kata pepatah, TAK KENAL MAKA TAK SAYANG. Ucapan itu pulalah yang akhirnya menguatkan kami untuk mencoba menjelajahi negeri yang mayoritas rakyatnya juga Muslim, sama seperti negara tercinta, Indonesia.

Terbukti, semua penilaian negatif itu tak pernah kami terima dan rasakan. Yang ada malah hanya rasa cinta yang mereka berikan untuk kami sebagai guest mereka. Sungguh, penduduk negeri ini telah melaksanakan salah satu ajaran Rasulullah, yakni memuliakan tamu.

Sekali lagi, sama seperti apa yang para traveller katakan tentang Pakistan, bahwa sebagai tamu, kita tidak akan pernah tersesat dan kelaparan jika berada di negeri ini.

Banyak bukti. Ini salah satunya. Tulisan sahabat saya yang sudah lama menetap di Australia. Mereka mengunjungi Pakistan akhir tahun lalu dan memiliki keraguan yang sama juga dengan kami sebelum menapaki negeri ini.

Quote:


❤❤❤

Sepenggal Catatan Cinta ....

🌸Bapak Driver

Kami tidak pernah menyangka bahwa perjalanan kami ke daerah utara Pakistan ini sangat lancar dan dimudahkan. Semua kekhawatiran tentang ketat dan seringnya pemeriksaan untuk memasuki wilayah utara ini tidak pernah kami rasakan.

Malah hingga memasuki kota Gilgit Baltistan, kendaraan kami tidak pernah di-stop sekali pun, untuk diperiksa. Padahal, pada saat yang bersamaan, semua kendaraan pribadi dan taxi, juga beberapa angkutan umum tampak berhenti, diperiksa di pos pemeriksaan.

Anehnya, kendaraan kami tetap melaju seperti biasa dengan mengambil jalur di sebelah kanannya.

Malah, ketika memasuki jalur Karokaram Highwaydari Chillas, di mana awal memasuki jalan raya tersebut dipasangi portal, kami pun tidak distop, apalagi diperiksa. Portal langsung saja dibuka setelah Bapak Driver kami menegur dan memberi salam kepada petugas yang sedang berjaga. Berbeda dengan mobil yang di depan kami. Disuruh berhenti dan diperiksa.

Semua teka-teki itu pun terjawab ketika kami makan sore. Di situlah kami tau bahwa Bapak Driver kami adalah army yang masih aktif dan saat itu sedang libur mengambil cuti.

O, wajar!
Bersyukurnya ... kami.

Bersama Bapak Driver

🌸Bertemu Pemilik Pom Bensin

Saat berhenti di pom bensin di Chillas, kami diperkenalkan dengan pemilik pom bensin oleh Bapak Driver. Ternyata pemilik pom bensin tersebut pernah bekerja hampir 10 tahun di Malaysia. Beliau pulang saat krisis moneter melanda negara Indonesia dan Malaysia dulu.

Tidak menyangka, beliau terlihat sangat senang bertemu kami. Seperti bernostalgia mengenang saat-saat beliau dulu di Malaysia. Meskipun sudah lama pulang ke Pakistan, tetapi bahasa Melayu beliau masih sangat baik.

Doa penolak rezeki memang tidak ada. Apalagi kami bukan pula orang yang suka berbasa-basi. Meskipun kami awalnya ragu-ragu, tetapi karena melihat kesungguhan dan paksaan beliau, maka tawaran makan siang menjelang sore itu pun akhirnya kami terima dengan senang hati.

Kami betul-betul dijamu dengan baik di restoran itu. Dipesankan makanan terbaik yang ada, dan diperkenalkan juga dengan staf yang sedang bertugas di restoran sore itu.

Sementara, beliau sendiri tidak ikut makan. Hanya memesankan makanan, menemani ngobrol hingga makanan datang, dan kemudian beliau pergi kembali ke pom bensin meninggalkan kami.

Bersama Abang Malak, pemilik pom bensin


🌸Bertemu Mahasiswa yang Berlibur

Saat makan mantou di pasar Gilgit, kembali kami ditraktir oleh sekelompok mahasiswa Pakistani yang juga sedang berlibur. Mereka malah mengajak kami ke kampung halamannya di Skardu, dan akan memfasilitasi kami selama berada di sana. Masyaallah, tawaran yang sangat menggiurkan.

Namun, pada waktu itu kami belum bisa memutuskan karena rencana kami saat itu ingin ke Hunza dan ke border pass, perbatasan Pakistan-China. Tawaran tersebut tetap kami terima, tetapi belum kami putuskan. Mereka malah memberi waktu dua hari untuk kami berpikir.

Karena mereka masih mahasiswa, tentu saja menolak untuk ditraktir. Akan tetapi, mereka tidak mau dan tetap memaksa membayarkan semua pesanan kami dan kemudian langsung pergi. Subhanallah ....

Oya, kami akhirnya memilih tidak jadi ke Skardu. Banyak orang yang melarang kami untuk ke sana karena jalan Karakoram Highway yang menuju Skardu dalam kondisi rusak berat dan sedang dalam perbaikan. Selain itu, Skardu juga terlalu jauh untuk ditempuh, hingga sembilan jam perjalanan.

🌸Bhaijan Penjual Mantou

Ketika Bhaijan Penjual Mantou tahu kami ingin menukar dollar, beliau pun menawarkan menunjukkan tempat untuk menukar uang. Kami menolak karena kami sudah pergi ke money changer dan tidak jadi menukarkan uang karena nilai tukar yang sangat rendah. Apalagi kata petugas pos pagi tadi, tempat itu adalah satu-satunya money changer di kota ini.

Tetapi Bhaijan Mantou memberi tahu kami bahwa bukan tempat itu yang akan ditunjukkannya. Melainkan tempat lain, sebuah toko distro yang juga sering menerima penukaran uang asing.

Akhirnya, kami pun setuju. Namun ternyata, nilai tukar uangnya sama. Dan Bhaijan Mantou membantu kami menawar dengan harga yang lebih tinggi. Alhamdulillah bisa. Lumayan, kami naik dua poin dari harga tukar sebelumnya dan si pembeli turun dua poin membeli dollar kami. Siiip, tengah-tengahlah.
Di distro tempat menukar uang

🌸Diskon Harga Hotel

Saat memilih hotel, kembali kami diberi kemudahan. Didiskon 50% untuk harga kamarnya. "You are my guest, the owner said." Alhamdulillah ....
Owner hotel di Aliabad

🌸Pasangan Muda Satu Hiace

Hari pertama di Aliabad, Hunza, kami pun lagi-lagi ditraktir makan malam oleh pasangan anak muda yang berbarengan berangkat satu Hiace dengan kami dari Gilgit.

Bersama-sama kami mencari restoran yang bagus dan menikmati makan malam di Aliabad, Hunza, dengan mengobrol ngalor ngidul seru hingga hampir tengah malam.

🌸Abang Aman dari Sost

Ketika berada di daerah transit sebelum naik ke Khunjerab, di daerah Sost, kembali kami dipertemukan dengan orang-orang baik.

Abang ini ternyata baru sebulan pulang merantau dari Malaysia. Sekarang beliau membuka usaha warung makan, juga usaha kontrakan kamar dan kedai.

Kami pun kembali makan gratis. Meski kami tetap memaksa membayar. Diambil hanya syarat saja. Malah ketika pulang, kami semua di-free-kan. Kami juga sempat menumpang sholat sebelum turun ke Hunza.

Malah, jika kami tidak mendapat angkutan umum, beliau menawarkan kami untuk menginap di rumahnya, dan paginya akan diantar kembali ke Aliabad. Tidak usah khawatir.

Alhamdulillah, kami masih mendapatkan angkutan umum Hiace yang terakhir. Ternyata, penumpangnya hanya kami. Kemungkinan bisa tidak jadi berangkat.

Kembali si abang menawarkan menginap saja. Hanya saja, memang kami tidak bisa. Selain karena kami sudah membayar hotel di Aliabad, kami juga harus buru-buru pulang, tidak bisa lagi memperpanjang masa libur. Ada urusan pekerjaan yang sudah menunggu dan tidak bisa diwakilkan.

Atas bantuan dan lobi beliau, Hiace pun tetap berangkat meski hanya dengan kami empat penumpang.

Saat angkot mulai berjalan, saya berdoa, semoga ada penumpang yang naik, supaya bapak driver tidak merugi. Alhamdulillah, di awal, ada tiga penumpang yang ikut. Di jalan, ada beberapa orang lagi penumpang yang naik. Meski tidak penuh, alhamdulillah ....

❤❤❤

Sungguh, kemudahan pemeriksaan dan perjalanan kami, kalau kata si sulung kami adalah karena kerelaan hati saya, umminya.

Maksudnya bagaimana, sih?

Begini ceritanya!

Aih, udah kayak kismis--kisah misteri--aja, hehehe.

Yuk, ah ....

Awal perjanjian sewa mobil, katanya, penumpangnya hanya kami. Ternyata sesaat ketika akan berangkat, eh, ada lagi yang ikut, tiga orang penumpang lain. Padahal ini mobil sedan yang kecil, lho. Suzuki Mehran namanya kalau di Pakistan. Kalau di kita, sepertinya itu Suzuki Alto, deh.

Oh ya, meski mereka hanya ikut satu jam perjalanan saja, tetapi bagi sebagian orang, hal tersebut kadang membuat tidak nyaman dan juga menyalahi akad.

Satu orang yang ikut itu adalah orang tua alias babanya driver. Dua orangnya lagi adalah kerabat mereka yang sedang berbelanja bahan-bahan makanan untuk restoran mereka.

Karena yang ikut adalah orangtua dan kerabat, maka saya dan abinya anak-anak mengikhlaskan saja. Kami malah mempersilakan baba atau orangtuanya Bapak Driver itu untuk duduk di depan. Sementara dua orang lainnya duduk di bagasi yang lumayan luas. Hal itu memang sudah lumrah kalau di sini.

Jangankan di bagasi, di pintu samping, depan, atau di belakang saja mereka sudah biasa bergelantungan. Malah yang terbaru, kami sempat melihat penumpang yang duduk di atap bus. Sangat berbahaya, 'kan?

Tidak hanya orang. Kemarin, perjalanan pulang dari Hunza ke Gilgit Baligistan, kami bahkan melihat dua ekor kambing, yang masih hidup, lho, ini, diletakan dan diikat di atas atap Hiace, didudukkan mengarah ke depan persis seperti penumpang biasa. Saya rasa, kambing itu pasti sangat kepanasan. Matanya juga pasti sangat perih karena duduk menghadang angin. Apalagi si kambing itu tidak pakai kacamata, hahaha. Kidding!

Karena keridhaan itulah makanya perjalanan kami dimudahkan Allah. Tidak ada pemeriksaan sama sekali, satu kali pun. Sungguh, semuanya sangat dimudahkan. Alhamdulillah ....

~Tamat~

Sampai jumpa di thread jalan-jalan Enya tentang Pakistan yang lain, ya ....

Insyaallah, Enya juga akan menuliskan kisah kami saat mengeksplor negeri sendiri, dimulai dari provinsi di ujung pulau Sumatera, hingga ke daerah timur Indonesia. Semoga ya ....

Oh ya, jangan lupa mampir di thread jalan-jalan Enya yang saat ini sedang tayang, kisah kami menyusuri negara serumpun.
Diubah oleh enyahernawati 08-12-2020 07:01
Cahayahalimah
limpahkurnia280
limpahkurnia212
limpahkurnia212 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
6.8K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Mancanegara
MancanegaraKASKUS Official
5.9KThread•2.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
Š 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.