DelLunaStaffAvatar border
TS
DelLunaStaff
#(Ceritanya)Review Film - A World Without: Sekte Elit Pengabul Mimpi Para Remaja
Belakangan, media sosial dihebohkan dengan video pendek mengenai The Light, sebuah organisasi anak muda dengan misi mulia:to help you to be the best version of yourself. Siapapun yang berhasil diterima sebagai member The Light, masa depan yang cerah menanti mereka; pasangan hidup yang ideal, rumah yang nyaman, dan pekerjaan tetap. Tak perlu risau dengan kehidupanmu jika kamu berhasil menjadi anggota The Light. Sebagai sebuah organisasi support system para remaja, The Light juga menjamin semua kebutuhanmu. Syaratnya mudah: tidak boleh pacaran dan berusaha mengikuti tiap-tiap kelas yang disediakan untuk mendukung minat dan bakatmu.



Ini Ali dan Sofia Khan, pasangan suami istri yang memprakarsai organisasi tersebut. 


(sumber: Pikiran Rakyat)
Ali dan Sofia Khan percaya, generasi emas adalah kunci untuk masa depan yang cerah dan berkelanjutan di tengah carut-marutnya dunia. Hal ini juga yang membuat tiga sekawan, Salina, Ulfah, dan Tara untuk bergabung bersama The Light. Ketiganya ingin mengubur masa lalu mereka dan membuka lembaran baru.



(sumber: CNN Indonesia)

Saat ulang tahun yang ketujuhbelas, semua anggota The Light akan dipertemukan dan dinikahkan dengan jodoh ideal mereka oleh Yang Istimewa Ali. Jodoh mereka 'dicarikan' melalui sistem aplikasi yang telah dikembangkan oleh Yang Istimewa Ali selama sepuluh tahun. Namun, seperti pada remaja umumnya, Salina (diperankan oleh Amanda Rawless) jatuh cinta pada Hafiz (diperankan oleh Jerome Kurnia). Namun sayang, Hafiz akhirnya harus menikah dengan Ulfah (diperankan oleh Maizura). Sahabatnya yang lain, Tara (diperankan oleh Asmara Abigail) dinikahkan dengan seorang putra konglomerat, Aditya (diperankan oleh Richard Kyle).

Sekilas, The Light tampak seperti sebuah organisasi mulia yang berusaha membantu anak-anak muda keluar dari masa lalu mereka. Namun semakin lama Salina tinggal di sana, semakin banyak keanehan yang ia temukan. Ia pun berusaha mengungkap kebusukan  Ali (diperankan oleh Chicco Jerikho) serta Sofia (diperankan oleh Ayushita).


Disclaimer: tulisan ini merupakan opini pribadiku sebagai penonton awam.

Berlatar belakang tahun 2030, A World Without mengusung tema pemberdayaan perempuan; bagaimana ketiga pemeran utama menemukan kekuatan mereka. Di awal, kita disuguhi adegan penyambutan anggota, persis seperti penyambutan mahasiswa baru, atau mungkin, inaugurasi. Namun, jujur saja, adegan itu mengingatkanku pada gaya para motivator yang biasa tampil atau diundang di acara-acara sekolah. Namun bedanya, tentu saja, motivator yang ini lebih tampan dan kharismatik.




(sumber: Tribun News)

Sejalan dengan tema yang berusaha diangkat mengenai pemberdayaan perempuan, poster-poster mengenai kekerasan pada perempuan ditampilkan di mana-mana. Efek CGI yang digunakan dalam film juga memberi kesan bahwa The Light adalah sebuah organisasi yang, yah, mempunyai dana tak terbatas, dan tentu saja, menggunakan dan memberikan teknologi paling canggih untuk anggotanya. Ponsel tembus pandang. Gelang, atau mungkin, smartbandyang bisa digunakan untuk berkomunikasi. Namun, rasanya bagiku, janggal ketika mereka diberikan fasilitas semaju itu, namun nametag yang mereka gunakan hanya berupa kertas dengan nama mereka tertera di sana, ditulis tangan, dan ditempelkan di dada. Seperti, aduh, sudah secanggih itu masih pakai kertas?


Sejujurnya, premis yang diangkat dalam A World Without ini menarik. Namun, eksekusinya tidak semenarik promosi dan premis yang ditawarkan. Sebagai penonton awam, tentu yang kuharapkan adalah sebuah film berlatar masa depan dan teknologi super canggih, penjelasan tuntas mengenai The Light, dan latar belakang yang kuat bagi setiap tokoh. Sayangnya, bahkan setelah film berakhir, masih ada pertanyaan-pertanyaan yang menggantung. Entah mengapa, tapi menurutku, banyak sekali adegan-adegan atau mungkin beberapa bagian cerita yang bisa dihilangkan dan diganti dengan penjelasan-penjelasan lain, seperti, kenapa Ali dan Sofia mendirikan The Light? Kenapa Salina, Ulfah, dan Tara memutuskan untuk bergabung dengan The Light? Kurangnya penjelasan mengenai dua hal tersebut, menurutku, membuat film ini terasa tanggung. Sebagai penonton awam, aku jelas tidak mengerti kenapa Ulfah yang hidupnya terlihat baik-baik saja mau bergabung dengan The Light, yang, dilihat dari segi manapun, tentu mencurigakan. Atau kenapa Salina, yang berkali-kali menyebut sosok ayah, memutuskan untuk bergabung dengan The Light. Atau kenapa Tara tiba-tiba menangis karena merasa tak pantas bergabung dengan The Light. Seberapa besar luka Tara? Apa yang dia alami sampai dia merasa 'kotor'?


Selain itu, ada beberapa adegan yang menurutku tidak ada hubungannya dengan film dan hanya ditampilkan dengan tujuan untuk 'menggurui', namun tidak membantu perkembangan plot. Peletakan poster anti kekerasan pada perempuan, menurutku, tidak 'membawa' film ini pada alur yang memang membuat penonton mendapat zing moment, seperti, oh, film ini tentang pemberdayaan perempuan dan bagaimana kekerasan pada perempuan merupakan hal yang harus segera diatasi. Beberapa adegan yang kupikir akan membawa kita ke puncak film juga nyatanya malah datar-datar saja. Tidak ada ketegangan berarti. Tidak ada kesedihan yang membekas di kepala penonton, terkecuali mungkin untuk kasus Tara (tidak ada spoiler untuk ini!).


Spoiler Alert

Ketiga tokoh utama akhirnya memutuskan untuk kabur. Namun, lagi-lagi, menurutku agak tidak masuk akal. Mereka kabur dari The Light. Bayangkan, di awal, kamu sudah disuguhi pemandangan, atau pengetahuan soal seberapa canggih teknologi yang mereka gunakan. Tapi mereka tidak bisa dilacak lewat GPS? Gelang yang mereka pakai tidak bisa dipakai untuk mendeteksi keberadaan mereka? Lalu, diceritakan di awal bahwa penjagaan di The Light ketat. Tapi tidak ada penjaga CCTV? Satpam tidak mengecek penumpang mobil? Bagi saya, agak sedikit tidak masuk akal. Lalu, Ulfah tiba-tiba melahirkan di tengah jalan. Maaf, tapi, dari mana mereka bisa menemukan baskom? Apakah dijelaskan si Nenek yang hampir mereka tabrak itu rumahnya dekat? Agak tidak masuk akal di tengah hutan seperti itu, ada rumah. Sebab kanan kiri mereka juga tebing. Atau mungkin ada detail yang kulewatkan? Tapi rasanya sih tidak.


Sudah, spoilernya sampai sini saja.

Terlepas dari apa yang kuceritakan, jika memang kamu ingin sekadar nonton film dan menghabiskan malam Minggu, film ini lumayan untuk ditonton. Namun, kamu mesti bersiap dengan tanda tanya yang akan muncul di kepalamu ketika layar menggelap. Pendapat pribadiku sendiri mengenai film ini?

"Ini kan cuma show!"/10






Diubah oleh DelLunaStaff 15-10-2021 10:35
0
2.1K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Film Indonesia
Film IndonesiaKASKUS Official
3.3KThread3.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.