Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Buku
  • Mr. Perfect (Romance Dewasa) Hanya Tersedia Di Novelme

Koran2499Avatar border
TS
Koran2499
Mr. Perfect (Romance Dewasa) Hanya Tersedia Di Novelme
꧁⚜️MR. PERFECT🔞⚜️꧂




🔱 Penulis : Koran Meikarta/bpinuh99
⚕️ Aplikasi : Novelme
⚕️ Blurb :

Revan adalah seorang CEO dari G'vory Company. Seorang pria dengan segala kesempurnaannya, tanpa cela, tanpa cacat. Namun sesempurna apapun seorang manusia, dia tetaplah manusia biasa yang bisa saja melakukan kesalahan.

Dan Revan, juga melakukan kesalahan. Kesalahannya hanya satu, tapi berakibat fatal. Dia melabuhkan hatinya pada seorang wanita yang sudah bersuami.



💨💨💨

Bab 1 - Prolog


Suara ketukan sepatu terdengar jelas, menandakan seseorang baru saja memasuki ruangan. Membuat Revan yang sedang bekerja terpaksa mengangkat kepalanya, menatap seorang wanita yang baru saja datang. Wanita yang berusia lebih dari lima puluh tahun itu terlihat masih sangat cantik dan segar. Dia berjalan menghampiri dan berdiri di hadapan Revan.

"Revan, kapan kamu pulang ke rumah? Mama dan Papa sangat merindukanmu," kata wanita itu, yang tidak lain adalah mama Revan, Vanesa. Tanpa basa-basi, dia langsung menodong Revan dengan pertanyaan.

Revan menatap mamanya dengan pandangan datar. Kenapa sekretarisnya itu malah membiarkan mamanya masuk? Tidak tahukah, kalau Revan sedang tidak mau diganggu? Ada hal yang jauh lebih penting dibanding dia harus meladeni perkataan Mamanya.

Bukannya Revan tidak sopan, tapi dia sudah sangat bosan dengan Vanesa yang datang dan terus memintanya untuk pulang. Bukan hanya itu saja, setiap kali Revan pulang, Vanesa pasti akan menyodorkan seorang wanita untuk dinikahinya.

"Revan!" ujar Vanesa sedikit keras saat melihat Revan yang hanya diam saja. Wanita bergaun merah itu menatap anaknya dengan pandangan kesal. Cukup Ivan saja yang kaku seperti batu, tolong jangan anaknya juga yang dibuat seperti itu.

"Kenapa mama bisa masuk?"

"Kenapa? Kamu tidak suka mama datang?" tanya Vanesa dengan tatapan melotot marah.

"Iya, Revan nggak suka mama masuk sembarangan. Silahkan mama pergi, pintu keluar di sebelah sana!" tunjuk Revan dengan wajah datarnya. Kemudian laki-laki itu kembali fokus dengan pekerjaannya tanpa menghiraukan kehadiran Vanesa. Dia bisa menebak, sebentar lagi pasti akan keluar sumpah serapah dari mulut manis mamanya itu.

"Apa?" Mata Vanesa terbelalak kaget mendengar pengusiran yang dilakukan Revan. "Dasar anak durjana! Mama datang ke sini jauh-jauh, malah kamu usir! Apa-apaan kamu, ini!" teriak Vanesa.

Vanesa tidak pernah menyangka akan terjadi kejadian seperti ini. Dia pikir, ini hanya terjadi pada sinetron yang biasa ditontonnya. Seorang anak yang tega mengusir ibu kandungnya sendiri, lalu sang ibu akan mengutuknya. Ah, mungkin dia juga perlu mengutuk Revan, biar anaknya jadi batu sekalian. Tapi tidak, dia masih sangat menyayangi Revan. Vanesa tidak rela kalau itu terjadi.

Vanesa kemudian melirik anaknya, Revan terlihat fokus dengan pekerjaannya tanpa mempedulikan kehadirannya, "Revan?"

Melihat dirinya kembali diacuhkan, tidak membuat Vanesa langsung menyerah. Vanesa menatap Revan dengan tatapan terluka. Mencoba menetapkan diri seolah-olah menjadi orang yang tersakiti, "Revan, masa kamu tega banget sama mama, sih. Mama sangat kesepian nggak ada kamu, Van. Kamu pulang, ya?" ujarnya sambil menangis. Vanesa mencoba menarik simpati anaknya dengan memasang wajah menyedihkan.

Tolong jangan salah paham! Semua itu hanyalah drama yang dibuat oleh mamanya. Vanesa itu adalah ratu drama yang paling jago dalam berakting. Dan Revan tentu tidak akan tertipu. Dia sudah pernah melihatnya ratusan bahkan ribuan kali.

"Maaf, Ma. Tapi Revan nggak akan tertipu dengan semua drama yang Mama lakukan," katanya tanpa minat.

Vanesa memandang Revan dengan pandangan berang. Sial! Biasanya dia berhasil menggunakan jurus ini untuk mengelabuhi sang suami. Tapi sayang, sepertinya cara ini tidak berguna untuk membujuk anaknya. Sekarang, harus dengan cara apalagi Vanesa membuat Revan kembali pulang? Padahal dia sudah berniat untuk menjodohkan anak sulungnya itu dengan salah satu anak kenalannya.

"Tolong buang jauh-jauh semua pikiran Mama itu. Revan nggak akan pulang kalau Mama terus-menerus menjodohkan Revan," ujarnya tepat sasaran. Revan bak seorang cenayang yang mampu menebak semua isi pikiran mamanya.

"Ayolah, Revan! Sampai kapan kamu mau terus hidup melajang?" bujuk Vanesa. Jujur, dia sangat khawatir dengan anak pertamanya itu. Usia Revan sudah menginjak kepala tiga, sementara anaknya itu belum pernah membawa satu wanita pun untuk dikenalkan padanya. Vanesa bahkan sempat mengira kalau Revan memiliki kelainan.

"Atau, jangan bilang kalau kamu itu, gay?" Tatapan menyelidik Vanesa membuat Revan menjadi gerah. Tega sekali mamanya berkata seperti itu.

"Cukup, Ma! Revan masih normal. Revan bisa cari wanita yang sempurna untuk Revan, tanpa mama perlu ikut campur!" bentak Revan tanpa sadar. Revan sangat tidak suka saat Mamanya mencampuri masalah kehidupannya. Dia sangat menghargai Mamanya, jadi tolong jangan buat Revan muak dengan semua perkataannya.

Mendengar perkataan Revan, Vanesa tersenyum sinis, "Nggak ada wanita yang sempurna di dunia ini, Revan! Kamu harus sadar! Mama sangat bingung dengan cara pikirmu itu."

Wanita sempurna katanya? Mana ada? Apa Revan pikir ini semua dunia khayalan? Jika Revan terus seperti itu, mungkin sampai Vanesa matipun, anaknya tidak akan pernah menikah.

"Ada, ma. Revan yakin, jika Revan sudah menemukannya, Revan akan membawa wanita itu ke hadapan mama," kata Revan dengan sorot mata penuh keyakinan.

"Ya, dan kamu sudah mengatakan itu ratusan kali, tapi tak pernah sekalipun melakukannya. Sudahlah, mama mau pulang aja. Capek bicara sama kamu," gerutu Vanesa. Hari ini dia kembali gagal membawa Revan pulang dan malah kena marah anaknya. Dengan perasaan dongkol, Vanesa kemudian berjalan meninggalkan Revan seorang diri.

Melihat kepergian Mamanya, Revan hanya mampu menghela napas panjang. Bukannya Revan tidak mau menikah, bukan. Tapi dia hanya mau mencari wanita yang sempurna untuknya. Revan tidak mau sembarangan memilih wanita untuk menjadi istrinya. Jangan ditanya seberapa banyak wanita yang berkeliaran di sekelilingnya, tentu Revan tidak akan pernah bisa menghitungnya, saking banyaknya.

Kalau Revan mau, dia bisa tinggal menunjuk salah satu dari mereka. Tapi kebanyakan dari mereka hanya menyukai uangnya saja, tidak lebih. Banyak juga dari mereka yang rela melebarkan pahanya hanya untuk membuat Revan meliriknya, tapi tentu saja sedikitpun Revan tidak tertarik.

Karena Revan yang sempurna tidak ingin menikah dengan wanita murahan seperti mereka. Revan malah bergidik jijik, dengan para wanita itu. Revan menebak, lubang mereka pasti sudah sangat longgar karena sering dimasuki. Membayangkan dia harus hidup satu atap dengan wanita seperti itu membuat Revan menjadi sangat muak.

Dalam hidupnya, Revan selalu memegang moto kesempurnaan. Dia tidak ingin ada satu cacatpun, karena Revan terlahir sebagai anak pertama yang harus membawa nama baik keluarga. Tentu Revan tidak ingin ada satu noda sedikitpun dalam kehidupannya. Termasuk untuk wanita yang akan menjadi istrinya.

Sejak kecil, Revan selalu dididik untuk menjadi seorang yang sempurna, disiplin dan tegas dalam mengambil keputusan. Mulai dari yang saat bangun tidur, sampai tidur lagi. Semua dilakukan secara teratur dan terjadwal. Saat masa sekolah, Revan juga selalu sibuk belajar dan tidak pernah sempat untuk bermain apalagi melakukan apa yang biasa dilakukan oleh anak remaja nakal. Bermain perempuan, merokok, tawuran dan kenakalan lainnya, tidak pernah Revan lakukan. Terkecuali minuman, meski tidak terlalu sering, tapi Revan sesekali meminumnya untuk menghilangkan stress atau sekedar minum dengan klien.

Mungkin, bagi sebagian orang, kehidupan Revan terasa sangat membosankan dan terlalu monoton. Tapi tidak untuk Revan, dia cukup menikmati kesehariannya. Hingga membuat kepribadiannya perlahan berubah menjadi kaku. Tapi Revan tidak peduli. Toh, inilah jalan hidup yang diambilnya.

Revan menekan tombol interkom di sebelahnya. Dia memanggil sekretaris dan menyuruhnya untuk segera menghadap, "apa jadwal selanjutnya?" tanya Revan ketika melihat sekretarisnya, Anton datang menghadap.

Ya, sekretaris Revan memang laki-laki. Revan sengaja memilih sekretaris laki-laki karena menurutnya itu lebih aman dan Revan bisa berdiskusi dengan leluasa. Dulu, Revan pernah memiliki sekretaris wanita, tapi sayang itu tidak bertahan lama. Revan tidak tahan dengan sekretaris itu yang terus-menerus mencoba menggodanya dengan berpakaian seksi di depannya.

Revan masih ingat ketika sekretaris itu mencoba menggesekkan tubuh bagian atasnya ke lengan Revan. Dia pikir, Revan akan tergoda dengan tubuh yang penuh dengan operasi plastik itu? Tentu saja tidak! Saat itu, tanpa perasaan, Revan langsung mendorongnya dengan keras dan memecatnya tanpa hormat.

"Anda memiliki jadwal makan siang bersama Pak Handoko," kata Anton. Laki-laki itu menatap wajah bosnya yang terlihat kaku. Anton adalah salah satu sekretaris yang sangat kompeten dan diakui oleh Revan, dia bisa menyesuaikan diri dengan kepribadian bosnya yang memuja kesempurnaan.

"Ada lagi?"

"Tidak, pak. Untuk hari ini, hanya itu saja," jawab Anton. Revan mengangguk dan menyuruh Anton pergi dari ruangannya. Sepertinya hari ini Revan bisa istirahat lebih awal. Dia bisa memperbaiki moodnya yang rusak karena kedatangan Mamanya.



🖇️ BACA SELANJUTNYA
🔖 Facebook : koranmeikarta
🛡️ FanPage : Novellink

༒🕸️🕸️ ~~~°~~~🕸️🕸️༒
Diubah oleh Koran2499 18-10-2021 07:03
0
664
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buku
BukuKASKUS Official
7.7KThread4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.