Quote:
Sabtu, 25 September 2021 | 11:48 WIB
Editor: Abba Gabrillin
INDRAMAYU, KOMPAS.com - Rokaya (40), warga Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat,
berharap Presiden Joko Widodo bisa membantu pemulangannya ke Tanah Air.
Tenaga kerja Indonesia
(TKI) asal Indramayu itu sedang sakit parah dan saat ini berada di Arbil, Irak.
Rokaya membuat video dan mengirimkan video tersebut kepada Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu.
Dalam rekaman video itu,
Rokaya berbicara dengan suara serak, meneteskan air mata, dan wajah yang pucat.
Rokaya mengatakan, ia tidak tahan lagi dengan sakit yang dideritanya, karena leher hingga kepalanya semua terasa sakit.
"Pak Presiden, bantu aku, Pak. Pulangkan saya ke Indonesia, saya sudah enggak kuat kerja lagi, Pak. Tolong pulangkan saya," ujar Rokayamelalui rekaman video yang diterima Tribuncirebon.com, Jumat (24/9/2021).
Ketua SBMI Cabang Indramayu Juwarih mengatakan, belum dipastikan penyakit apa yang diderita Rokaya.
Pasalnya,
Rokaya tidak mendapat izin dari majikan untuk berobat di Irak.
Meski dalam kondisi sakit, ia tetap diminta untuk terus bekerja.
Menurut Juwarih, penglihatan Rokaya juga terganggu, seperti muncul bintik hitam.
SBMI akan mengupayakan agar Rokaya bisa secepatnya mendapat perawatan, termasuk upaya pemulangan ke Indonesia.
SBMI juga berharap, Presiden Joko Widodo bisa mewujudkan keinginan Rokaya yang sangat ingin pulang ke Indonesia.
Rokaya berangkat ke Arbil, Irak, pada 10 Januari 2021, melalui sponsor bernama Saeni, warga Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu.
"Untuk tindakan dari kita,
pertama-tama kita akan mengamankan dahulu PMI tersebut dengan meminta bantuan ke pemerintah pusat, agar dia bisa secepatnya diselamatkan dari majikan atau dipulangkan karena sakit parah," ujar Juwarih.
https://regional.kompas.com/read/202...agi-pak?page=2
===
Dikutip dari artikel sebelah dgn kronologis yg lebih lengkap sbb:
Quote:
di Irak, Rokaya ternyata bekerja di dua majikan yang merupakan adik kakak. Gaji yang ia terima pun tak sesuai dengan yang di janjikan.
Awalnya Rokaya dijanjikan mendapat gaji Rp 8 juta per bulan. Namun saat tiba di Irak, ia hanya menerima gaji Rp 4 juta per bulan.
Rokaya tak dizinkan berobat oleh majikannya. Bahkan ia tetap harus bekerja dalam kondisi sakit.
Menurut keterangan Rokaya, majikannya tetap menahan dia karena sudah membayar mahal untuk mendatangkan Rokaya ke Irak.
Bahkan majikannya mengatakan jika ingin pulang, Rokaya harus membayar ganti rugi.
"Sudah sering ngomong minta dipulangkan sama majikannya, tapi majikan bilang beli kamu itu mahal, kalau kamu mau pulang harus bayar ganti rugi,"
Penyalur nya gimana ini? Kalau Pekerja pasti nurut2 sj karena kelihatan Penyalur Resmi
Next time Negara tujuan itu yg pasti2 sj.. cari yg Royal, Aman, & Manusiawi