Papa.T.BobAvatar border
TS
Papa.T.Bob
Menanti Kemenangan "Kang Fotokopi"

Belakangan sedang ramai berita soal dua film Indonesia yang menang di kompetisi film internasional. Ane memang bukan sinefil, tapi kalau ada karya sesama orang Indonesia yang jadi juara dunia, masa sih ane gak boleh ikutan bangga?

Seperti diberitakan, bulan Agustus lalu filmkarya Edwin yang diangkat dari novel Eka Kurniawan, Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas, memenangkan penghargaan tertinggi di Festival Film Locarno.

Lalu bulan ini, film karya sutradara Kamila Andini, Yuni, memenangkan penghargaan Platform Prize di Festival Film Internasional Toronto.


twitter.com

Joko Anwar mungkin kelewat lebay, saat bilang bahwa kemenangan dua film tadi menjadi penanda kemunculan "Indonesian wave"di kancah perfilman dunia.

Spoiler for :

Tapi nyatanya memang demikian. Daftar film karya sineas Indonesia yang berpotensi meraih penghargaan internasional masih bisa terus bertambah.

Bulan depan akan ada Festival Film Internasional Busan yang diikuti oleh beberapa karya sineas Indonesia, di antaranya Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak(2017), Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas (2021), Yuni (2021), Penyalin Cahaya (2021) dan Laut Memanggilku (2021).

Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak, karya Mouly Surya, bakal tayang di program "Wonder Woman Movies" yang menampilkan film-film karya sutradara perempuan terbaik se-Asia.

Sementara Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas dan Yuni akan tayang di program "A Window on Asian Cinema". Kebetulan kedua film ini diedit oleh orang yang sama, yaitu Lee Chatametiikool.

Lalu, film Laut Memanggilku karya Tumpal Tampubolon bakal berkompetisi di program "Wide Angle". Rekannya sesama filmmaker Indonesia, Anggi Noen, pernah menyabet penghargaan ini di tahun 2013.


Dan yang paling ramai menjadi perbincangan adalah film Penyalin Cahayakarya Wregas Bhanuteja, sutradara yang dikenal karena prestasinya di ajang Cannes beberapa tahun lalu.

Film Wregas ini walau masih diputar di kalangan terbatas, tapi telah mendapatkan banyak pujian. Di antaranya dari juri FFI, Ekky Imanjaya, yang menyebut pengalaman menonton Penyalin Cahaya sebagai "cinematic orgasm".

Spoiler for :

Joko Anwar juga memuji Penyalin Cahayasebagai film yang powerful dan hypnotic.

Spoiler for :

Buat agan yang penasaran, film Penyalin Cahaya bercerita tentang kisah seorang mahasiswa yang kehilangan beasiswa setelah ketahuan mabuk dan dianggap mencemarkan nama baik fakultas. Ia terbangun tanpa mengingat apa pun yang terjadi pada dirinya malam itu.

Ia lalu meminta bantuan sahabatnya yang bekerja sebagai tukang fotokopi di kampus. Mereka lalu mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi pada si mahasiswa malam itu.

Judul "Penyalin Cahaya"sendiri diambil dari sosok tukang fotokopi yang menjadi salah satu tokoh dalam cerita.

Di Festival Film Internasional Busan, Penyalin Cahaya akan berkompetisi di program "New Current".

Menurut ente gimana? apakah "Tukang Fotokopi" bakal mendapat penghargaan di Busan?

*****

Sekian dari ane Gan & Sis.
Silakan bebas komen apa aja di mari.

Jangan lupa copas, perbanyak, serta bagikan tulisan ini sesuka hati emoticon-Big Grin

Salam dan sampai jumpa di threadCipt. Papa.T.Bob selanjutnya.
emoticon-Rate 5 Star emoticon-Toast
Diubah oleh Papa.T.Bob 21-09-2021 08:36
pakisal212
78Kg
rtrn
rtrn dan 24 lainnya memberi reputasi
25
7.6K
62
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Movies
Movies
19.9KThread17.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.