Miris: Penggunaan Kosa Kata Asing Secara Berlebihan
TS
Rinka17
Miris: Penggunaan Kosa Kata Asing Secara Berlebihan
Kosa kata merupakan hal yang sangat lekat dalam kehidupan kita. Sejak di buaian, orang tua kita mengajari kita berbicara. Dimulai dari mengenalkan kosa kata beserta cara bertutur dengan santun.
Sayangnya, pergaulan bisa mengubah cara orang dalam hal bertutur kata. Mulai dari kata cacian, sampai kosa kata asing agar dirinya dianggap pintar. Kali ini aku ingin mengajak para pembaca mengenai penggunaan kosa kata asing yang sudah sangat berlebihan.
Dimanakah tempatnya?
Spoiler for Warung mewah:
Di masa sekarang ini ada pedagang yang mendirikan warung mewah yang dijaga oleh beberapa orang karyawan berusia muda. Harga makanan disana memang tidak wajar, jauh lebih mahal dari warung lain. Padahal barang yang dijual itu sama saja, tidak ada bedanya.
Warung mewah menawarkan tempat yang nyaman, tetapi para tamu harus membayar mahal. Nama makanan pun diganti menjadi kebarat-baratan, katanya nama barat membuat makanan dan minuman itu layak dijual mahal.
Misalnya...
Vegetable Cake = Bala-bala
Fried Tofu with soy sauce = Batagor
Spaghetti = Mie Goreng tanpa kecap
Mixed Salad = Lotek
Ice Tea = Teh dingin
Tap Water = Air tawar
Coconut water = Air kelapa
Coffee Milk = Kopi susu
Spoiler for Tempat kerja:
Sebutan kantor sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Belanda, seharusnya kita menyebut kantor dengan kata Karyalaya. Orang-orang yang bekerja kantoran sangat suka memasukkan kata-kata asing dalam kehidupan sehari-hari di tempat kerja.
Entah apa maksudnya? Ingin kelihatan cerdas atau hanya ikut-ikutan? Tidak ada yang mengetahui apa maunya.
Contohnya seperti...
"Besok saya ada miting"
"Terimakasih untuk atensi para tamu"
Market, benefit, presentasi, dll...
Kenapa tidak mau mengatakan rapat, perhatian, pekan, keuntungan, penyajian, dll...?
Spoiler for Di Bawah Pohon Rindang:
Semua orang mengerti apa maksud kata-kata itu. Di bawah pohon rindang bukan dalam arti sebenarnya. Penghuninya adalah orang-orang yang diutus oleh para penduduk untuk menyampaikan pesan kepada penguasa.
Sayangnya, sebagian dari para utusan ini senang sekali menggunakan kosa kata asing ketika sedang rapat dan wawancara oleh wartawan. Kita pun dibuat bingung ketika mendengar percakapannya.
Kenapa tidak mengatakan kata-kata yang dimengerti oleh semua orang? Seperti:
Undang-undang, bebas, pengganti, kerjasama, persekutuan, rombak, pengartian, wisata, tampung, pendanaan, pembukaan, penduduk, perdamaian, dll
Apakah tujuan dari penggunaan kosa kata asing itu?
Spoiler for Warnet:
Masa kejayaan warnet masih menyisakan kosa kata asing yang terbawa oleh anak-anak warnet. Mereka asal mengambil kata-kata yang mereka dapatkan dari game online. Tetapi, mereka tidak mencari tahu apa artinya.
Membicarakan apapun, mereka senang sekali menggunakan kata-kata tersebut.
Seharusnya mereka mengganti istilah asing dari game online dengan istilah berbahasa Indonesia.
Contohnya
Damage = kerusakan
Health = kesehatan
Ulti = Pamungkas (Ultimate sendiri berasal dari bahasa Latin, Ultima = pamungkas)
Level = tingkat
Atk, def = daya serang, daya tahan
Weapon = senjata
Armor = baju perang
Skill = Jurus
Spoiler for Jakarta Selatan:
Jakarta Selatan katanya membuat bajasa sendiri yang disebut bahasa anak Jaksel. Entah siapa pelopornya, anak-anak muda berbicara seperti orang Inggris yang belum lancar bahasa Indonesia. Padahal mereka bukan orang Inggris. Sampai ada yang menuduhnya sok kebarat-baratan, keminggris, sampai ingin kelihatan pintar.
Gaya bahasa seperti ini pun menyebar di internet. Orang-orang diluar Jakarta Selatan ikut-ikutan biar terasa lebih gaul.
Demikianlah curahan isi hati tentang bahasa peninggalan nenek moyang kita yang dicampur seenaknya oleh orang-orang tertentu. Aku pun sudah menemukan orang-orang seperti itu, mereka sendiri tidak tahu apa artinya dalam bahasa Melayu.
Apa saja yang ditemukan oleh para pembaca selama ini?
Rinka
McTravish dan 33 lainnya memberi reputasi
18
9.6K
Kutip
259
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!