Pendakian Gunung Penanggungan



Selamat malam, kali ini aku akan menceritakan pendakian di gunung penanggungan, ada horrornya juga ada senengnya juga karena dapet view yang mantap

Pada tanggal 21 februari 2019, Aku bersama 5 orang temanku (Yoga, Ryan, Icha, Mas Andre dan Dicky) melakukan pendakian di Gunung Penanggungan. Pukul 10 malam aku bersama si Dicky masih di Surabaya untuk menunggu temanku yang dari Gresik, namanya Mas Andre itu. Lalu kita bertiga menjemput si Icha itu, lalu kita ber empat menuju ke SMKN 2 Surabaya untuk bertemu dengan Yoga dan Ryan, mereka adalah teman sekolahku waktu SMK dulu. Kita kalau janjian kemanapun pasti kumpulnya di SMKN 2 ehe.

Pas udah kumpul semua nih, pukul 11 malam kita semua berangkat. Kita lewat sidoarjo gays, terus melewati masjid chengho pandaan. Udaranya dingin banget waktu malem" itu. Wajar sih kan daerah pegunungan. Selama perjalanan aku goncengan sama si Dicky itu, cerita cerita biar gak garing.

Sekitar pukul 12.30 an kita sudah sampai di parkiran gunung penanggungan jalur tamiajeng gays, selesai parkir tak lupa kita selalu ngopi dulu di warung dekat pos 1 tersebut. Sambil mengisi tenaga yakan, makan makan dulu atau gak ya tidur tiduran ehe.

Nah setengah jam sudah cukup untuk ngopi, makan, tiduran, dan kencing nih, kita ber enam akhirnya lanjut untuk naik ke atas. Banyak orang yang berlalu lalang disana, rame juga. Di perjalanan pos 1 menuju pos 2 aku nih ga merasa capek, yang penting cepet cepet sampek pos 2, biar bisa istirahat lagi. Dalam perjalanan itu si Dicky sambat terus kalau dia capek-sesak, heduhh. Akhirnya dia aku kasih minum. Dan istirahat sekitar 10 menitan. Lalu, kita melanjutkan perjalanan lagi.

Nah, perjalanan dari pos 2 menuju pos 3 ini aku bener bener lelah banget, rasanya pengen mual, ngantuk. Karena medannya yang miring dan kelihatan tinggi rasanya kayak gamau nerusin naik. Tapi kan sayang kalau kita gak sampek puncak. Akhirnya aku dan teman teman istirahat di tengah tengah jalan, minum air dan akhirnya aku muntah ges pusing sekali. Aku di semangati oleh teman temanku. Hampir 10 menit istirahat, akhirnya aku dan teman teman melanjutkan perjalanan lagi. Sampai pos 3 ternyata banyak orang di sana yang beristirahat.

5 menit cukup istirahat, akhirnya kita lanjut lagi perjalanannya. Pos 3-pos4 memang wow sekali ya, medannya sangat miring. Aku dan Icha dikit dikit berhenti karena capeknya bikin kaki ngilu. Kalau Ryan itu sudah seringnya mendaki gunung, jadi fine aja dia, malah dia yang ngehandle anak anak lain.

Mas andre anaknya pendiem banget, kalau gak di ajak omong, dia juga gaakan ngomong. Kalau si Dicky itu yaa dalam perjalanan suka ngeluh mulu dia mah, dikit dikit ngerokok, apa ga malah sesak yaa?

Nah sampai di pos 4 ini sekitar pukul 4 pagi, kita ber 6 menyalakan api kecil di sekitar pos itu. Karena semakin tinggi, akan semakin dingin brrrr.

Pendakian di penanggungan ini kita tek tok jadi kita ga bawa tenda yaa, jadi cuma perlengkapan pribadi seperti makanan, kompor, dan jaket.

Aku menyuruh teman teman untuk naik ke puncak bayangan dulu, karena aku dan Dicky sangat ngantuk sekali. Sambil menjaga barang bawaannya, aku tidur terlebih dahulu sekitar pukul 4.15 - jam 5 an pagi. Lalu si Dicky membangunkanku untuk bergantian tidur. Sepi sekali gan, gaada orang yang berlalu lalang, karena orang orang sudah menuju puncak semua, tinggal kita berdua yang ada di pos 4

Lah pas Dicky tidur yaa, aku melek sendirian, lihat lihat sekitar, belakang pos 4. Tiba tiba perasaan ku gak enak sekali. Aku mencoba istigfar terus. Tapi pas aku nengok ke belakang pos, ada sosok seperti kakek kakek serba putih, dia itu kayak lari gitu dari belakang ke depan. Namanya takut ya sama makhluk gaib, akhirnya aku ngebangunin Si Dicky itu sekitar pukul 5.30. Konon katanya kalau melihat makhluk gaib jangan diceritakan sebelum turun dari gunung. Yaudah aku simpen ceritaku ini sampek turun.

Akhirnya aku dan Dicky naik ke atas untuk menyusul teman temanku yang ada di puncak bayangan. Mereka ber empat lagi masak gays, akhirnya aku ikutan deh.



Selama ini aku mendaki di penanggungan belum pernah ke puncak pawitra, akhirnya kita diajak Ryan untuk ke Pawitra, kecuali si Dicky karena dia masih ngantuk, dia ga mau untuk ikut. Dia tidur di tikar dan di tutup i jaket jaketnya anak anak.

Aku dan Icha mengikuti langkah si Ryan, begitu juga dengan Yoga dan Mas Andre, mereka sudah paling depan mah, wajar lah laki laki pasti kuat.
Selama perjalanan ke puncak pawitra, aku dan Icha sering bilang "Sek sue ta yan?"- yang artinya, "masih lama ta Yan"😫 . Ryan sendiri selalu menyemangati kita, katanya di puncak ada orang jualan soto, pecel, rawon. Haduuh dikira pasar yaa wkwk.



Hampir sampai di puncak pawitra, Yoga menunggu kita di Batu besar, sambil teriak teriak "Ayo cepetan, aku haus" soalnya air minumnya Ryan bawa, untuk minum aku dan Icha.

Ketika kita ber 5 sudah sampai batu besar, kita berfoto foto dulu, sebelum ke Puncak pawitra







Setelah selesai berfoto foto kita ber 5 melanjutkan naik ke Puncak Pawitra. 20 menit akhirnya sampai ke pawitra, makhlum banyak berhentinya soalnya. Seneng rasanya baru pertama kali menginjakkan ke Puncak Pawitra walaupun sering ke penanggungan. Kalau ga di paksa Ryan nih. Aku gabakalan sampai ke sini.

Ini foto foto waktu di Puncak Pawitra gan, dapet bonus cuaca cerah lagi



Ini fotonya Icha, viewnya dapet banget kan



Sama sama Suka united, kita sekongkol untuk pakek kembaran cmiaaww



Selfi jelek kita, makhlum wajahnya kena terpaan pasir eheh, di foto ini si Dicky tidak ikut gays, karena dia dibawah lagi tidur nyenyakk