- Beranda
- Berita Luar Negeri
Afganistan: Taliban Menembak Mati Penyanyi Lagu Rakyat Terkenal (Business As Usual)
...
TS
User telah dihapus
Afganistan: Taliban Menembak Mati Penyanyi Lagu Rakyat Terkenal (Business As Usual)
Seorang penyanyi lagu rakyat terkenal Afganistan, Fawad Andrabi, diduga diseret keluar dari rumahnya dan dibunuh oleh militan Taliban di Provinsi Baghlan, timur laut Afganistan. Demikian disampaikan oleh anggota keluarganya pada Minggu 30/8/2021.
Ketika mendengar orang bernyanyi, tampaknya Taliban harus menalar keras bagaimana caranya memberikan yang terbaik bagi 'rakyatnya'.
Penyanyi lagu rakyat terkenal Afganistan, Fawad Andrabi (tengah), telah mati dibunuh oleh Taliban. Sumber
Peristiwa mengerikan itu telah menghidupkan kembali kenangan akan rezim Taliban yang represif yang menganggap musik dan bernyanyi adalah berdosa secara interpretasi mereka terhadap Hukum Islam.
Taliban sebelumnya datang ke rumah Andarabi, bahkan minum teh dengan pemusik itu, sebagaimana yang dikatakan putranya, Jawad Andarabi, kepada kantor berita The Associated Press. Namun, tidak jelas bagaimana keadaan berubah pada hari Jumat yang menyebabkan pembunuhannya.
"Dia tidak bersalah, seorang penyanyi yang hanya menghibur orang. Mereka menembak kepalanya di lahan pertanian," kata putranya.
Putranya mengatakan bahwa dia menginginkan keadilan. Dewan Taliban setempat berjanji untuk menghukum pembunuh ayahnya.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan mereka akan menyelidiki insiden tersebut, tetapi tidak menyampaikan rincian lain tentang pembunuhan itu.
Menyusul laporan kematiannya, sebuah video yang menunjukkan dia sedang memainkan ghaychak, kecapi yang didudukkan, sembari menyanyikan lagu-lagu rakyat/tradisional yang bercerita tentang tempat kelahirannya, orang-orang sedaerahnya dan Afganistan, menyebar di Twitter.
Hanya dalam beberapa hari yang lalu, seorang jurubicara Taliban mengatakan kepada The New York Times bahwa memainkan musik di depan umum akan dilarang sekali lagi di Afganistan , seperti dulu Taliban berkuasa selama 1996 - 2001.
Pembunuhan itu terjadi di Lembah Andarabi yang menjadi nama bagi dirinya, sekitar 100 kilometer di utara Kabul. Lembah itu telah mengalami pergolakan sejak pengambilalihan oleh Taliban. Namun, beberapa distrik di daerah itu masih berada di bawah kendali pasukan perlawanan yang menentang pemerintahan Taliban.
Taliban mengatakan bahwa mereka telah merebut kembali daerah-daerah itu, meskipun Provinsi Panjshir yang berada di Pegunungan Hindu Kush tetap menjadi satu-satunya provinsi dari 34 provinsi Afganistan yang tidak berada di bawah kendali mereka.
Sekolah musik Afganistan membisu di bawah aturan Taliban
Sementara itu di tempat lain, para pelajar dan staf pengajar di Afghanistan National Institute of Music (ANIM) membisu setelah para pejuang Talibanmengatakan bahwa mereka akan melarang musik secara mereka telah mengambil alih negara tersebut. Pintu-pintu kampus tertutup dan lorong-lorong kampus membisu.
Dr Ahmad Sarmast berbicara di depan para pelajar mengenai keamanan mereka setelah satu serangan bom bunuh diri pada 2016. Sumber
"Semua pelajar ketakutan dan khawatir. Mereka sangat mengerti bahwa jika mereka kembali ke sekolah, mereka mungkin menghadapi akibatnya atau dihukum untuk sesuatu yang mereka sedang kerjakan," kata pendiri dan direktur sekolah tersebut, Dr Ahmad Sarmast, kepada BBC.
Pertunjukan musik oleh Zohra Orchestra, orkestra pertama Afganistan yang sepenuhnya beranggotakan perempuan, pada satu festival di Slovakia. Orkesta yang dimiliki oleh Afghanistan National Institute of Music (ANIM) ini telah melalangbuana ke sejumlah tempat di dunia. Sumber
Sejumlah staf tetap waspada memantau dari jauh dan memberitahu Dr Sarmast mengenai perubahan peraturan dan pengambilalihan kampus oleh para pejuang Taliban. Kampus tidak dirusak dan selanjutnya Taliban kembali untuk menyerahkan kunci sekolah kepada staf sekolah. Sarmast hanya mau berbicara dengan para pimpinan Taliban.
Seberapa ketat atau luas musik akan dilarang nantinya belum diketahui, tapi ketakutan sudah merebak bahwa negara itu akan kembali ke keadaan pada 1996 ketika Taliban melarang hampir semua musik. Terdapat hukuman yang keras untuk orang-orang yang kedapatan bermain atau mendengar musik, alat-alat musik dihancurkan, para pemusik bersembunyi dan kaset-kaset rekaman digantung di pepohonan.
Taliban telah mengatakan bahwa pemerintahan baru akan lebih modern dan sedikit manusia ekstrimis - menjanjikan kebebasan untuk perempuan dan keamanan bagi pegawai pemerintah. Tapi, para pemimpin Taliban belum menjabarkannya secara praktis dan terdapat banyak contoh di mana janji-janji tersebut tidak konsisten dengan kebiasaan-kebiasaan para militan di lapangan.
"Itu terlihat naif, tapi saya tetap berharap bahwa Taliban mungkin belajar dari masa lampau. Tapi, harapan penuh saya ini semakin meragukan ketika saya melihat apa yang terjadi di lapangan di Kabul." kata Dr Sarmast.
Anda tidak bisa berharap suatu saat harimau akan mengunyah rumput.
Sumber tulisan:
Ketika mendengar orang bernyanyi, tampaknya Taliban harus menalar keras bagaimana caranya memberikan yang terbaik bagi 'rakyatnya'.
Penyanyi lagu rakyat terkenal Afganistan, Fawad Andrabi (tengah), telah mati dibunuh oleh Taliban. Sumber
Peristiwa mengerikan itu telah menghidupkan kembali kenangan akan rezim Taliban yang represif yang menganggap musik dan bernyanyi adalah berdosa secara interpretasi mereka terhadap Hukum Islam.
Taliban sebelumnya datang ke rumah Andarabi, bahkan minum teh dengan pemusik itu, sebagaimana yang dikatakan putranya, Jawad Andarabi, kepada kantor berita The Associated Press. Namun, tidak jelas bagaimana keadaan berubah pada hari Jumat yang menyebabkan pembunuhannya.
"Dia tidak bersalah, seorang penyanyi yang hanya menghibur orang. Mereka menembak kepalanya di lahan pertanian," kata putranya.
Putranya mengatakan bahwa dia menginginkan keadilan. Dewan Taliban setempat berjanji untuk menghukum pembunuh ayahnya.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan mereka akan menyelidiki insiden tersebut, tetapi tidak menyampaikan rincian lain tentang pembunuhan itu.
Menyusul laporan kematiannya, sebuah video yang menunjukkan dia sedang memainkan ghaychak, kecapi yang didudukkan, sembari menyanyikan lagu-lagu rakyat/tradisional yang bercerita tentang tempat kelahirannya, orang-orang sedaerahnya dan Afganistan, menyebar di Twitter.
Hanya dalam beberapa hari yang lalu, seorang jurubicara Taliban mengatakan kepada The New York Times bahwa memainkan musik di depan umum akan dilarang sekali lagi di Afganistan , seperti dulu Taliban berkuasa selama 1996 - 2001.
Pembunuhan itu terjadi di Lembah Andarabi yang menjadi nama bagi dirinya, sekitar 100 kilometer di utara Kabul. Lembah itu telah mengalami pergolakan sejak pengambilalihan oleh Taliban. Namun, beberapa distrik di daerah itu masih berada di bawah kendali pasukan perlawanan yang menentang pemerintahan Taliban.
Taliban mengatakan bahwa mereka telah merebut kembali daerah-daerah itu, meskipun Provinsi Panjshir yang berada di Pegunungan Hindu Kush tetap menjadi satu-satunya provinsi dari 34 provinsi Afganistan yang tidak berada di bawah kendali mereka.
Sekolah musik Afganistan membisu di bawah aturan Taliban
Sementara itu di tempat lain, para pelajar dan staf pengajar di Afghanistan National Institute of Music (ANIM) membisu setelah para pejuang Talibanmengatakan bahwa mereka akan melarang musik secara mereka telah mengambil alih negara tersebut. Pintu-pintu kampus tertutup dan lorong-lorong kampus membisu.
Dr Ahmad Sarmast berbicara di depan para pelajar mengenai keamanan mereka setelah satu serangan bom bunuh diri pada 2016. Sumber
"Semua pelajar ketakutan dan khawatir. Mereka sangat mengerti bahwa jika mereka kembali ke sekolah, mereka mungkin menghadapi akibatnya atau dihukum untuk sesuatu yang mereka sedang kerjakan," kata pendiri dan direktur sekolah tersebut, Dr Ahmad Sarmast, kepada BBC.
Pertunjukan musik oleh Zohra Orchestra, orkestra pertama Afganistan yang sepenuhnya beranggotakan perempuan, pada satu festival di Slovakia. Orkesta yang dimiliki oleh Afghanistan National Institute of Music (ANIM) ini telah melalangbuana ke sejumlah tempat di dunia. Sumber
Sejumlah staf tetap waspada memantau dari jauh dan memberitahu Dr Sarmast mengenai perubahan peraturan dan pengambilalihan kampus oleh para pejuang Taliban. Kampus tidak dirusak dan selanjutnya Taliban kembali untuk menyerahkan kunci sekolah kepada staf sekolah. Sarmast hanya mau berbicara dengan para pimpinan Taliban.
Seberapa ketat atau luas musik akan dilarang nantinya belum diketahui, tapi ketakutan sudah merebak bahwa negara itu akan kembali ke keadaan pada 1996 ketika Taliban melarang hampir semua musik. Terdapat hukuman yang keras untuk orang-orang yang kedapatan bermain atau mendengar musik, alat-alat musik dihancurkan, para pemusik bersembunyi dan kaset-kaset rekaman digantung di pepohonan.
Taliban telah mengatakan bahwa pemerintahan baru akan lebih modern dan sedikit manusia ekstrimis - menjanjikan kebebasan untuk perempuan dan keamanan bagi pegawai pemerintah. Tapi, para pemimpin Taliban belum menjabarkannya secara praktis dan terdapat banyak contoh di mana janji-janji tersebut tidak konsisten dengan kebiasaan-kebiasaan para militan di lapangan.
"Itu terlihat naif, tapi saya tetap berharap bahwa Taliban mungkin belajar dari masa lampau. Tapi, harapan penuh saya ini semakin meragukan ketika saya melihat apa yang terjadi di lapangan di Kabul." kata Dr Sarmast.
Anda tidak bisa berharap suatu saat harimau akan mengunyah rumput.
Sumber tulisan:
Spoiler for sumber:
dafunk85 dan 23 lainnya memberi reputasi
24
8.4K
126
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
80.6KThread•14.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya