Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dwindrawatiAvatar border
TS
dwindrawati
PEMBALASAN
Agan Sista, kisah ini adalah kelanjutan dari cerita "KUPULANGKAN SUAMIKU KEPADA IBUNYA"

Kisah sebelumnya bisa Agan Sista baca DI SINI


(Pov Yanti)



Sepeninggal Bang Ipul dan ibunya, hatiku rasanya gamang. Seperti mati rasa. Untuk beberapa saat aku seperti berada di dunia berbeda, tersedot dalam pusaran pikiran sendiri.

Rengekan Riska akhirnya menyadarkanku kembali dari lamunan. Cepat kuraih Rizka dari gendongan Bu Teti, yang mengulurkan tangan minta digendong untuk kembali ke pelukan ibunya ini.

"Yang sabar ya, Yanti. Terlalu sekali mertua dan suamimu itu. Kupikir cerita macam kisah hidupmu itu cuma ada di sinetron azab yang saban hari kutonton aja di tipi. Rupanya memang ada dalam kehidupan nyata!" Bu Teti berkata, kemudian mendengkus keras.

Aku tak sanggup berkata-kata. Kuputuskan untuk kembali ke rumah saja, sekarang sudah terlambat jika mau berangkat kerja. Dan lagi, aku rasanya sudah tak ada mood.

Bang Ipul dan Ibunya sukses menghancurkan semangatku hari ini.

Berjalan kembali ke rumah dengan perasaan tak menentu, diiringi tatapan kasihan para tetangga yang menyaksikan tontonan gratisan tadi.

Kubuka lagi pintu yang tadi telah terkunci.

Riska kuletakkan di atas tikar yang terpasang di lantai, sementara aku masuk ke kamar untuk berganti pakaian.

"Yaann ... Yantiii ...!" Terdengar suara seseorang memanggil dari luar.

"Yantiiii...!" Suara itu terdengar lagi.

Setelah mengenakan kaos rumahanku yang longgar tapi nyaman di badan, aku pun bergegas keluar untuk melihat siapa yang datang.

"Loh, Ibu? Wiwin?" ujarku kaget saat melihat yang datang ternyata adalah ibu dan adikku sendiri. Kupersilahkan mereka untuk masuk.

"Ada apa sama kau Nak? Kenapa tadi tetanggamu ada ngomong kau di serang sama ibunya si Ipul?" Ibu bertanya tanpa basa basi. Seperti biasa, gayanya yang khas memang seperti ini.

Hmm ... beginilah kalau hidup bertetangga. Gosip pun akan cepat sampai dari mulut ke mulut, apalagi kejadian tadi nyata mereka saksikan di depan mata.

Kuajak Ibu untuk duduk, sementara Wiwin menghampiri Riska, menemani anakku bermain.

"Diapakan kau sama mertuamu itu, Yan? Ceritalah sama Ibu," tanya ibu lagi, menuntut penjelasan.

Kutatap wajah Ibu untuk beberapa saat. Garis wajah Ibu tegas, tapi pancaran matanya selalu hangat, dan itulah yang akhirnya membuat pertahananku jebol.

Tak sanggup kusembunyikan lara dari wanita yang telah melahirkanku ini. Kupeluk tubuh Ibu sambil menangis sesenggukan.

Wiwin yang sedang menemani Riska bermain, menoleh kaget.

"Kak Yanti kenapa?" tanyanya heran.

Aku melepaskan pelukanku dari Ibu. Kuhapus air mataku dengan telapak tangan.

"Yanti sudah tak kuat Bu, hidup dengan Bang Ipul. Dia selalu saja tak bisa adil antara ibunya dan Yanti. Hampir empat tahun menjalani biduk rumah tangga, Yanti tak pernah menikmati gajinya secara utuh.

Hanya sisa-sisa yang dia beri, setelah Ibunya mengambil jatah sebanyak yang dia mau. Dan sisa-sisa itu tak pernah cukup bahkan untuk makan kami sehari-hari."

Aku mulai bercerita, sedang ibu menyimak sambil mengerutkan keningnya sekaligus menampilkan raut wajah tak suka.

"Yanti tau Bu, anak lelaki itu adalah milik ibunya. Tapi kan seharusnya Bang Ipul adil juga membagi penghasilannya. Jangan berat sebelah," keluhku lagi.

"Bukan maksud Yanti banyak mengeluh, Bu. Tapi jika untuk berbakti harus mengorbankan hak anak dan istri, apakah itu ganjarannya pahala?"

"Ibu lihat kami masih tinggal di kontrakan sempit ini" aduku lagi, "Padahal seharusnya dengan gaji Bang Ipul yang cukup lumayan itu kami harusnya bisa menabung untuk mulai mencicil rumah. Tapi jangankan rumah, untuk makan saja selalu kurang. Yanti bantu kerja agar ada pemasukan tambahan, tapi bukannya ngerti dan menghargai, mereka malah makin menjadi. Hingga puncaknya, Yanti suruh Bang Ipul pulang ke rumah ibunya tadi malam. Lalu pagi ini, mereka datang dan Ibunya memaki-maki Yanti di depan semua tetangga."

Air mataku kembali turun.

Ibuku berdecak kesal. Ekspresi wajahnya berubah mengeras.

"Memang gak ada otaknya Ibu mertuamu itu, Yan! Si Ipul juga sama saja. Ayok, sekarang kamu anterin ibu ke rumah ibunya si Ipul itu. Biar dia dapat lawan yang sepadan hari ini!" Ibu berkata seraya hendak beranjak bangkit dari duduknya. Namun cepat kucegah dia.

"Ayok Bu, Wiwin ikut!" Adikku malah ikut-ikutan.

"Sudahlah Bu, tadi Yanti sudah ribut sama Ibunya Bang Ipul ...." ujarku lemah.

"Ya makanya kita bikin perhitungan, biar nggak merasa jago kali dia ngelabrak kau di muka umum kayak tadi pagi!"

Tiba-tiba ibu berdiri. Wiwin pun ikut berdiri.

"Win di rumah aja, jaga Riska. Biar Ibu sama kakakmu aja yang ke sana. Lagian motor mana muat kita tumpangi berempat," ucap Ibu.

Wiwin manyun.

"Ayok Yan, jangan lama-lama. Win, kasih kunci motornya ke kakak, Nak." Ibu memberi perintah pada Wiwin.

Kami pun akhirnya melaju ke rumah mertuaku dengan menggunakan motor Ibu. Aku yang membonceng, sedang Ibu duduk di jok belakang.

Saat sampai di depan rumah mertuaku, kebetulan Ibu bang Ipul sedang menyapu di depan teras rumahnya. Dia tampak kaget melihat kami datang.

Ditegakkannya tubuh sembari tangannya bertumpu pada gagang sapu. Ibuku turun duluan sebelum aku sempat mematikan mesin motor.

"Bagus, bawa bala bantuan kau Yanti?" Ibu mertuaku berkata sinis.

"Tak usah kau sindir-sindir anakku. Gak ada dia minta bantu, anakku sendirian sebenarnya dah cukup buat ngelawan kau. Gak kayak anakmu yang lembek itu! Tengkar sama bini pun ngadu!" sela Ibu cepat. Ibu mertuaku itu melempar senyum penuh ejekan.

"Trus mau apa kalian ke sini? Mau balas dendam?" tantang Ibu Bang Ipul.

"Bu, anak saya ini saya besarkan dari kecil hingga dewasa susah payah. Saya dan almarhum bapaknya banting tulang menghidupinya. Datang-datang anak Ibu ngajak nikah. Tapi bukannya dibahagiakan malahan dibikin sengsara oleh kalian!" Ibuku langsung menyerang ke inti persoalan.

"Dibikin sengsara apanya? Ajari tuh anak Ibu, biar bisa dia hormat sama suami dan mertua. Jangan bisanya merong-rong duit suami aja!" Ibu Bang Ipul menyahut.

"Sebelum Ibu menyuruh saya mengajari Yanti supaya hormat sama suami dan mertua, Ibu ajari dulu Ipul gimana caranya jadi laki-laki. Gimana seharusnya sikap seorang suami?!"

"Ibu bilang anakku merong-rong duit suami," sambar ibuku lagi, "apa nggak kebalik kalau Ibulah yang merong-rong anak sendiri sampai dia nggak sanggup kasih makan anak bini?! Semua Ibu yang kuasai! Apa jangan-jangan Ibu membesarkan anak supaya jadi ladang duit untuk diri sendiri?"

Wajah mertuaku langsung merah padam demi mendengar kata-kata tajam dari mulut Ibu.

Keributan ini tak urung memancing perhatian beberapa orang yang lewat. Kini tontonan gratis pindah layar di sini.

"Sekarang mana anakmu si Ipul itu? Panggil dia keluar aku mau bicara!" tuntut Ibu.

"Puulll ... Ipuulll! Keluar kau sini, Ipuul!"

Mungkin karena merasa ada yang memanggilnya, tak lama kulihat Bang Ipul keluar dari dalam rumah. Dan sama seperti Ibunya, dia pun kaget melihat aku dan Ibuku sudah berdiri di halaman rumahnya.

"Eh, Ibu, kapan datang, Bu?" Ia malah berbasa-basi.

"Halah tak usah kau pura-pura lagi! Kau apakan anakku si Yanti? Kalau kau tak sanggup kasih makan anak dan cucuku, pulangkan saja mereka padaku! Memang patutlah kau dipulangkan ke Ibumu, sana pake popok saja kau, jangan berani nikahi anak orang!" Ibu kembali menyerang lewat kata-kata tajam.

Bang Ipul menelan ludahnya berkali-kali. Wajahnya menunduk. Ibu Bang Ipul tampak tak terima anaknya di marahi.

"Jangan hina anakku, bukan dia tak mampu kasih makan anakmu, tapi anakmulah yang tak pandai bersyukur. Maunya semua buat dia. Ipul kasih uang ke aku, dia marah. Berani mengusir suami sendiri pula!"

Ibu Bang Ipul membela anaknya. Seluruh urat-urat halus di pelipis matanya menyembul, wajahnya memerah menahan marah.

***

BERSAMBUNG KE HALAMAN INI

***

Agan-agan semua, kisah ngeri ngeri sedap ini bisa Agan Sita baca di Google Play Store dengan judul KUPULANGKAN SUAMIKU PADA IBUNYA,


Diubah oleh dwindrawati 10-05-2021 08:24
bonita71
piaupiaupiau
Nikita41
Nikita41 dan 13 lainnya memberi reputasi
12
4.1K
46
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.