Industri film menjadi salah satu yang terdampak ketika pandemi melanda, tapi para sineas dunia masih bisa berkarya lewat film series yang di tayangkan di media digital, atau saluran televisi.

Ngomongin tentang film, zaman modern visualisasi film banyak terbantu dengan efek cgi terutam untuk tema fantasy maka efek ini sangat-sangat membantu.





Tak hanya film bioskop film series televisi juga sering menggunakan efek cgi, bagi kamu pecinta film pasti terpukau dengan efek cgi dalam film Hollywood Blade Runner 2049 (2017), The Jungle Book (2016), Interstellar (2014), Life of Pi (2012), Inception (2010), atau film-film superhero baik itu Marvel dan DC pastinya akan butuh visual effect yang banyak. Dan biaya pembuatan film juga semakin meledak, karena kita tahu membuat efek cgi itu didukung oleh peralatan modern yang harganya cukup lumayan.

Harga yang harus dikeluarkan untuk 1 efek dengan durasi 5 detik adalah 70 USD– 100 USD. Sedangkan dalam film Pirate of Carribean menghabiskan 1 juta USD per menitnya. Bagaimana bila efek itu 100 menit, tentu saja biayanya 100 Juta USD. Bayangkan bila dirupiahkan dengan kurs dollar 14 ribu maka sekitaran 1,4 M untuk efek cginya saja.





Tapi sekarang kita beralih ke film silat, untuk film asia yang lebih banyak menggunakan efek cgi dibandingkan cerita drama. Bahkan di Indonesia pun tema film Silat juga sudah menampilkan efek cgi, untuk film bioskop sekelas Wiro Sableng sudah lumayan bagus tapi untuk series televisi cginya kualitas masih alakadarnya karena harganya itu yang cukup mahal.

Berbeda dengan film asia khas Cina dimana efek cginya sudah setara Hollywood, karena mereka mempunyai banyak legenda dan mitos juga para dewa otomatis bertarungnya kalau gak sampai terbang-terbang itu gak asik terlebih silat kolosal.





Baik film untuk layar lebar maupun series televisi cgi nya cukup bagus. Tak heran kalau industri film Cina sudah modern dan mulai disukai banyak orang. Artis mereka pun sudah wara-wiri di dunia film Hollywood, seperti Bruce Lee, Jackie Chan, Jet Li dan banyak lainnya.

Lantas Indonesia bagaimana? Karena efek cgi yang mahal mereka memproduksi film aksi bela diri, dengan efek cginya terbilang sedikit hanya pada adegan tertentu, karena lebih banyak mempermainkan efek kamera. Disinilah terbitlah film The Raid yang dikagumi banyak orang hingga artis Indonesia merambah dunia Hollywood seperti Iko Uwais, Yayan Ruhiyan, Joe Taslim adalah beberapa artis yang menembus kasta Hollywood.



Walau bagaimanapun juga cerita silat tanpa cerita kolosal di Indonesia kurang seru, apalagi banyak mitos tanah air yang bila diangkat ke layar lebar membutuhkan efek cgi yang memanjakan mata. Siapa tahu ada produser gila yang tidak mencari keuntungan semata, memproduksi cerita silat Indonesia dengan efek cgi yang luar biasa.



Walau Bumi dan Langit lewat Gundalanya mulai mencoba efek cgi yang hanya sedikit, tapi bisa saja dengan budget besar cgi menjadi daya tarik tersendiri dalam dunia film Indonesia.

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik
Pic : google