Menjelang akhir bulan Agustus 2021 Pasukan Beladiri Udara Jepang (JASDF) bisa dibilang dibuat sibuk, akar masalahnya karena 3 drone milik China terpantau telah terbang di barat daya Pulau Okinawa serta Selat Miyako. Mengutip artikel dari TheDrive.com, drone pertama berhasil dicegat oeh jet tempur JASDF pada tanggal 24 Agustus 2021. Sebuah drone Tengoen TB-001 Scorpion milik People's Liberation Army (PLA) yang berkualifikasi MALE (medium altitude long endurance) diketahui terbang ke Laut China Timur di sebelah barat laut Okinawa.

Kemudian sehari kemudian pada tanggal 25 Agustus, sebuah drone yang juga berkualifikasi MALE jenis Harbin BZK-005 terpantau terbang bolak-balik di atas Selat Miyako. Dan yang terakhir pada 26 Agustus, sebuah TB-001 Scorpion lainnya melakukan penerbangan serupa melalui Selat Miyako. Selain ketiga drone tersebut, pada tanggal 25 dan 26 Agustus 2021, JASDF melaporkan kemunculan sebuah pesawat patroli maritim Shaanxi Y-8Q dan satu pesawat intelijen elektronik Shaanxi Y-9JB yang tengah menemani drone tersebut. Menanggapi terbangnya alutsista milik China tersebut, JASDF kemudian mengirim F-15J untuk mencegat dan menggiring mereka keluar dari wilayah laut Jepang.





Menarik untuk membahas spesifikasi drone milik Sang Naga yang berani melintasi wilayah Sang Samurai, kira-kira seperti apa spesifikasi masing-masing drone tersebut ? Silakan agan simak sekilas pembahasan yang ane kutip dari beberapa sumber berita militer terpercaya di bawah ini.




TB-001 Scorpion merupakan drone dengan kualifikasi MALE yang memiliki desain twin-boom tail, tetapi secara substansial berbeda dalam desain keseluruhannya dengan drone BZK-005. Scorpion punya ukuran lebih besar, yang merupakan pesawat tak berawak pertama yang diproduksi oleh Tengoen, sebuah perusahaan yang baru didirikan pada tahun 2016. Dikutip dari TheDrive.com, Scorpion memiliki sepasang mesin yang masing-masing menggerakkan satu baling-baling.

Tidak seperti BZK-005 yang termasuk drone intai, TB-001 dirancang sejak awal sebagai drone bersenjata, dengan empat cantelan di bawah sayap yang mampu membawa berbagai senjata. Meskipun drone ini sebenarnya juga memiliki sensor di bawah fuselage-nya, gambar-gambar yang dirilis JASDF dari Scoprion yang dicegat minggu ini tidak menunjukkan mereka tidak membawa apa pun di bawah sayapnya. Tetapi drone tampak membawa sistem sensor tambahan, mungkin radar atau pod sensor elektronik.

Terlepas dari itu, drone bermesin ganda ini dapat dilengkapi dengan kemampuan pengumpulan multi-intelijen yang bahkan lebih canggih daripada BZK-005, dengan radar yang dipasang di hidungnya. Drone ini juga memiliki kemampuan operasi penuh di luar garis pandang (beyond line of sight) dengan menggunakan kontrol satelit.









Mengutip artikel Angkasa Review, drone BZK-005 adalah jenis platform untuk keperluan intelijen, pengawasan, dan pengintaian yang mampu terbang terus menerus hingga 40 jam. BZK-005 versi standar pertama kali diluncurkan pada tahun 2006. Drone ini memiliki mesin tunggal yang ditempatkan di antara twin-boom, sementara varian bersenjata yang diberi nama BZK-005C muncul pada tahun 2018.

Sistem sensor utama yang terlihat pada sebagian besar varian BZK-005 adalah adanya turret di bawah hidung yang biasanya digunakan untuk penempatan sensor electro-optical dan infrared full-motion video camera. Gambar yang muncul tahun lalu di internet dari versi lain dari drone ini, yang disebut BZK-005E, dibekali dengan sistem radar di bawah hidung. Sementara sensor electro-optical dipindahkan ke area tengah badan yang lebih rendah.

Sementara gambar yang dirilis JASDF dari BZK-005 yang terbang melalui Selat Miyako pada minggu ini menunjukkan konfigurasi yang lebih baru, dengan radome di bawah hidungnya dan sensor optik di bawah badan pesawat. BZK-005 mampu melakukan operasi di luar garis pandang (beyond line of sight) melalui kontrol satelit dan dapat dikonfigurasi untuk menjadi platform pengumpulan multi-intelijen.








Drone Scorpion dan BZK-005 memberi China kemampuan yang efisien untuk mengumpulkan berbagai jenis data intelijen di sekitar selat yang sangat strategis. Data tersebut termasuk pemetaan wilayah laut dan peralatan elektronik dari sistem pertahanan udara hingga pengambilan peta radar terperinci dari area tersebut dan pengumpulan citra kapal yang berada di wilayah laut Jepang. Semua data tersebut sangat penting bagi kepentingan China, mengingat kelompok kapal induk China kerap kali melintasi wilayah Selat Miyako akhir-akhir ini.

Pengiriman tiga drone tersebut merupakan indikasi bahwa Sang Naga sedang pamer kekuatannya alias "Show of Force" kepada Jepang, munculnya drone tersebut juga mengindikasikan bahwa industri pesawat tak berawak (drone) China terus mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Tentu saja Jepang harus selalu waspada dan meningkatkan pengawasannya di sekitar Selat Miyako dan Pulau Okinawa. Pasalnya kedua tempat tersebut banyak dilewati drone dan kapal perang dari China.

Akan menarik untuk melihat apakah penggunaan drone ini selama tiga hari berturut-turut merupakan indikasi pola baru atau semacam gerakan angkatan laut yang akan segera terwujud untuk memprofokasi Jepang di wilayah tersebut. Sebagai tambahan informasi, pada hari kemunculan pertama drone yakni tanggal 24 Agustus, secara kebetulan tiga kapal perang China juga melewati Selat Miyako. Kapal yang diaporkan melintas selat tersebut adalah dua kapal jenis perusak (destroyer) dan satu jenis frigate.






Demikian sekilas informasi yang bisa TS sampaikan pada kesempatan kali ini, tetap semangat dan jaga kesehatan, sampai jumpa