BowoSanAvatar border
TS
BowoSan
Metafora Kehidupan Dari Penghayatan Burung Parasit
#Opini #Refleksi_Diri



Pernahkah dalam kehidupan kamu dikhianati oleh teman atau saudaramu sendiri, Entahlah apa salahmu sebenarnya dan apa yang menjadi motivasi seseorang berbuat jahat kepadamu, atau bahkan memanfaatkan keluarga besarmu. Tapi kamu yang polos tidak akan paham dengan situasi sebenarnya, keluarga aslimu tak mengenalimu bahkan sudah menghiraukanmu. Bayangkan orangtuamu tidak lagi memiliki kasih sayang lagi, mereka mencari kebahagiaan baru, itu kesenangan seperti mereka hanyut dalam "kebodohan mereka sendiri" tanpa pernah mempertanyakan jati diri mereka.

Jika kamu masih memiliki semangat untuk mencari keluargamu, seperti Hachi yang malang mencari ibunya, mencoba menyadarkan keluargamu, apakah itu berhasil atau tidak, pada akhirnya mereka yang memanipulasi dirimu akan selalu mengalami siklus kejahatan mereka sebagai karakter asli, sifat mereka tak akan pernah berubah, wataknya sama (buah jatuh tak jauh dari pohonnya). Selalu ada parasit dalam hidumu, seperti metafora kehidupan burung yang jauh lebih licik sifatnya dengan bungkusan warna dan kicauannya yang merdu, semuanya serba menipumu. Berhati-hatilah!

Burung parasit, memiliki banyak jenis seperti Kadasi Hitam dengan nama ilmiah Surniculus lugubris, jenis Wiwik Kelabu (Cacomantis Merulinus), dalam bahasa Inggris lebih dikenal Cuckoo atau lebih dikenal Kangkok Erasia (bahasa Latin = Cuculus canorus) adalah spesies burung parasit dari keluarga Cuculidae, dari genus Cuculus, yang kerap ditemui di lingkungan pedesaan dikenal dengan banyak nama. Mulai dari kedasih atau daradasih (nama umum di jawa), kedasi, sit uncuing, sirit uncuing, atau manuk uncuing "emprit ganthil". Sebenarnya sifat alamiah dari jenis ini ketika masa menetasnya lebih cepat, memiliki perilaku kejam, menyingkirkan piyik atau anak burung asli dari induk si inang.

Sang induk asli menitipkan telur diantara sarang burung lain, biasanya sang ibu burung parasit akan mengamati beberapa sarang burung lain. Perlahan ia mengendap-endap melihat situasi, ia akan bergerak menuju sangkar buring lain, tentunya harus menunggu kesempatan emas. Ketika kesempatan itu datang, ketika sang pemilik sangkar pergi mencari makanan, iya akan terbang menuju sangkar kosong yang berisi telur ataupun anak burung lain, ia letakan telur itu, dan pergi meninggalkan telurnya tanpa pernah kembali. Kisah ini tidak akan berakhir begitu saja, sebelum semua telur atau piyik lain dalam satu sangkar disingkirkan, membunuh mereka dg menjatuhkan telur atau menjatuhkannya dari atas pohon, suatu perilaku yang tidak wajar dari seorang piyik burung yang baru menetas.


Piyik burung Kadasi, berusaha menjatuhkan saudara satu sangkar. Dalam kredit opening film vivarium dari cerita karya Finnegan dan Garret Shanley. (Vivarium, istilah dari bahasa latin artinya: Viva(kehidupan) & Arium (ruang/wadah/tempat). Secara devinisi Vivarium merupakan tempat buatan yang dibentuk menyerupai habitat asli pada ekosistem.(Sumber)


Kehidupan burung Kadasih merupakan metafora, dari penggambaran perilaku kehidupan manusia.

Parenting Ibu Pengasuh,

Naluri seorang ibu membawa kebahagiaan bagi dirinya, ketika ia tahu memiliki seorang piyik ia tak mempertanyakan kemana semua anak-anaknya, hanya tinggal satu piyik tersisa. Cerita yang didesain untuk memperlihatkan kungkungan dalam kehidupan rumah tangga burung. Ia akan menyuapi atau meloloh piyik burung hingga ukurannya membesar, membuat sarangnya terasa kecil.

Burung Kadashi mendapatkan makanan dari induk burung dan dibesarkan, hingga saatnya tiba ia dapat terbang. Getty Images


Cara pengasuhan si ibu burung, memberikan waktu dan tenaganya untuk memberikan makanan kepada piyik burung kadasih. Tanpa kecurigaan, pasangan burung akan berusaha menjaga piyik mereka hingga dewasa.


Acrocephalus scirpaceusyang tergolong famili Acrocephalidae mengasuh anak kangkok erasia.


Hingga piyik parasit berukuran lebih besar dari burung pengasuh, ia tetap mendapatkan makanan dari burung lain.


Seperti tidak ada batasan perinting, si ibu burung pengasuh akan mencarikan makanan hingga piyik burung kadasih diam, yang artinya si pengasuh akan bekerja lebih berat.

Perbudakan & Kapitalisme,

Suara burung Kadasih bisa sangat keras dan menuntut ketika menginginkan makanan. Secara naluriah membujuk burung bukan induk asuhnya untuk memberinya makan.


Istilah ini hanyalah metafora kehidupan, dari sifat parasit atau lebih dikenal dengan Simbiosis Parasitisme (kebiasaan-kebiasaan, perasaan, kepribadian, intuisi, kreativitas, keyakinan, pengalaman, pemahaman, penalaran, yang didapat dari sejak lahir sampai hingga saat ini akan mengulangi siklus), walopun secara tidak langsung merugikan burung pengasuh lain, dengan membunuh piyik lain satu sangkar. Sang burung betina parasit (Kadasi, Cuckoo) akan berupaya meraih keuntungan sebesar-besarnya sebagai parasit induk yang terkenal dengan kebiasaannya bertelur di sarang burung lain, kemudian meninggalkan keturunannya untuk ditetaskan dan diberi makan oleh 'orang tua angkatnya'.  dengan tidak meng-angremi (dalam jawa "babon angrem") dan membuat sarang sendiri, tidak ada kewajiban mencari, menyuapi/meloloh piyik (anak burung), tugasnya diserahkan pada burung lain yang polos.

Orang tua angkatnya akan mencarikan makan antara lain ulat, belalang, lalat, kumbang, dan siput kecil. Bahakan hingga ukuran anak burung ini terbilang remaja, masih mendapatkan lolohan atau suapan, yang mengartikan masih ketergantungan dengan sang induk angkat.

Persepsi akan perilaku burung parasit menggambarkan perilaku kehidupan yang keras, sedangkan satu sisi ada seseorang yang dengan mudah memanfaatkan "kepolosan" tanpa empati, hidup dengan tuntutan dan target yang harus dicapai.


Kemalasan & Egoisme


Cuckoo umum muda (Cuculus canorus) duduk di sarang, Nestling, Schleswig-Holstein, Jerman (Getty Images)


Ia bukan kategori burung koloni dengan cara hidupnya sendiri-sendiri (dalam bahasa enaknya kita sebut introvert). Setelah induk aslinya menepatkan telurnya dan setelah piyikdewasa akan pergi meninggalkan si ibu pengasuh tanpa mengucapkan terimakasih, pergi tanpa pernah kembali, mengulangi siklusnya seperti sifat alamiahnya. Sedangkan burung pejantan kadasih tak akan membuatkan sarang, sedangkan si betina akan bergonta ganti pasangan, ketika masa bertelur akan menaruhnya disangkar burung lain.

Dalam ekosistem alam seperti di pegunungan ataupun daerah pedesaan yang jika bersanding dengan burung jenis lain bikin insecure. Burung ini tidak bisa dijinakkan, ketika lepas, ia akan terbang tanpa melihat ke belakang. Ibaratnya seperti enggan kembali ke masa lalu.

Dominasi & Kekuasaan




Persepsi dari sifat parasitseperti sebuah cara mendapatkan kekuasaan dan kemenangan. Burung dapat terbang bebas, tanpa aturan. Halangan yang menjadi musuh ketika mengalami musim paceklik, kesulitan ini mengharuskan burung terbang bermigrasi mencari ekosistem yang cocok untuk mendapatkan makanan dan tempat berlindung. Tapi untuk sifat licik yang satu ini dari induk parasit mengganggu kehidupan rumah tangga burung lain, memiliki nilai moral untuk dipelajari. Jika membaca perilakunya sang induk parasit sosok yang tidak bertanggungjawab, dan ketika piyik parasit lahir, menjadi dominan di dalam sangkar. Perilaku ini seperti akan haus akan kemenangan dan kekuasaan. Untuk memenangkan dominasi dalam sangkar tak ada aturan, berkelahi dan membunuh sudah biasa ditemui dalam cerita kerajaan Nusantara, akan berbeda cara piyik menyingkirkan saudara satu sangkar dengan cara menjatuhkannya dari atas pohon. Setelah pesaing tersingkir ia akan mendapatkan perhatian dari pengasuhnya. Ia akan bebas pergi setelah merasa cukup dengan apa yang didapatkan.

Pembuatan Jam,
Diperkirakan dibuat di daerah sekitar Hutan Hitam, barat daya Jerman (negara bagian Baden-Württemberg), wilayah tempat jam kukuk dipopulerkan. Jam ini diekspor ke seluruh dunia sejak pertengahan 1850-an. Jam kukuk telah menjadi ikon budaya Jerman dan sebagai salah satu suvenir favorit saat mengunjungi Jerman, Swiss dan Austria

Jam kukuk atau jam kangkok (dalam bahasa Inggris disebut cuckoo clock) biasanya merupakan jenis jam pendulum yang setiap jam berbunyi seperti suara burung kangkok dan ada burung kangkok yang bergerak mengikuti bunyi nadanya dengan beberapa gerakan seperti menggerakkan sayap, mengatup paruh atau mencondongkan tubuhnya ke depan. Setiap jam, jendela terbuka dan berbunyi suara burung “kukuk…kukuk” sambil mengangguk, atau membuka paruh, atau mengepakkan sayapnya.

Kukuk jantan terkenal dengan panggilan khas 'koo-kooo'-nya, yang telah ditiru oleh pembuat jam di seluruh dunia (jam kukuk, di mana-bukan jam berdentang, itu akan membuat suara koo-kooo). Betina memiliki suara tawa bergelembung yang berbeda dari jantan.

Mitos


Cuckoo biasa (Cuculus canorus) jantan bertengger di pohon dan memanggil di musim semi melawan langit biru. (Foto oleh: Sven-Erik Arndt/Arterra/Universal Images Group via Getty Images)

Cuckoo telah lama dikaitkan dengan nasib manusia. Banyak kepercayaan yang ada, termasuk: keberuntungan mendapatkan uang, kekayaan, rezeki ketika mendengar suara kukuk; yang akan dilakukan saat mendengar suara burung kukuk, ada yang meyakini dengan mengulanginya merupakan tanda bahwa aktivitas tertentu akan bermanfaat; untuk orang yang masih lajang atau jomblo ketika mendengar kicauan sebagai tanda "jumlah kicauan" atau catatan yang menandakan berapa tahun akan tetap lajang; dan di Swedia, arah panggilan menandakan keberuntungan (barat), kematian (selatan), penghiburan (timur), atau kesedihan (utara). Dalam keyakinan orang Norwegia, tentang suara burung Cuckoo sebagai tanda kematian, mitos yang berkembang dahulu tentang seorang ibu yang mencari makam anaknya setelah gugur di medan perang.
 

Melalui penghayatan atas burung Kedasih, Emprit, dan Garuda, para leluhur telah berpesan:

Akan selalu ada sesuatu dari luar dirimu, rumahmu, bangsamu, yang dititipkan kepadamu tanpa kau sadari masuk dalam dirimu. Dititipkan, ditanamkan, dihembuskan, seolah ia lahir dari suara hatimu.

Ia hadir berbaju kebenaran-kebaikan, yang karena dilakukan oleh orang banyak, lalu menjadi tradisi dan budaya. Kemudian merasuk dalam lingkungan pendidikan dan kehidupan beragama.

Ia menggeser sistem nilai yang sudah ada dalam dirimu, membuang karaktermu yang asli, dan membunuh jatidirimu yang sejati. Hingga kau kira ia adalah anakmu, kau kira ia karyamu, dirimu, bangsamu.

Kau besarkan ia dengan cinta, sambil terus ia membunuh anak-anakmu.

Ia tidak perlu membunuhmu, karena kau yang akan membesarkan anaknya. Ia tidak akan membunuhmu karena kau sendiri akan mati oleh waktu. Tinggallah dia menggantikanmu. Habislah masa depan anak-cucumu.

Ketika para leluhur memperingatkan, merekapun telah menyiap-sediakan petunjuk jalan yang juga diselipkan di setiap tradisi, bahasa, dan kebudayaan.


---oOo---


Mitologi Jawa

Bunyi kicau bikin orang merinding, hingga dimistiskan sebagai penanda musibah kematian.

Burung ttitir atau burung Kadasi berdasarkan dongeng simbah dulu "kesasar" di tanah jawa ketika mencari makan. Mitosnya karena ditipu oleh burung emprit. Ketika dulu nabi Sulaiman mengadakan sarasehan untuk mengalahkan garuda, dikumpulkan seluruh jenis burung termasuk burung emprit dari jawa karena tertarik dengan hadiahnya. Setelah garuda dikalahkan burung sinde, si burung emprit tidak bisa pulang dan minta diantar burung tiititir/kadasi, setelah sampai di tanah Jawa, burung emprit mengingkari janjinya, akhirnya burung kadasi menangis dan suara kicauannya seperti terenyuh (sedih).

Dalam mitos jawa suara kicauan diartikan juga seperti menagih janji, "endi bocahe...endi bocahe"

Ketika datang (bermigrasi) dalam keadaan "bunting" karena tidak memiliki pasangan, tak memiliki rumah, ia titipkan telurnya di sangkar burung lain.



Suara Kicauan Burung

Suara kicau burung dalam istilah arab "thiyaroh"atau "tathoyyur", yaitu percaya bahwa suara atau arah terbang burung membawa pertanda kebaikan atau keburukan. Terkait tradisi di Arab pra Islam, ketika seseorang akan bepergian, seperti berdagang yang harus menempuh jarak jauh dan bahaya, butuh ramalan apakah hari itu baik atau buruk untuk melakukan perjalanan. Maka, mereka menerbangkan seekor burung untuk mendapatkan petunjuk. Jika terbang ke depan atau kanan, maka hari itu baik untuk perjalanan. Jika terbang ke kiri atau ke belakang, maka tidak baik.

Lalu istilah tathayyur digunakan juga untuk kesialan terkait, nama, bilangan, angka, hingga hari dan tanggal lahir. Kesemuanya dihukumi "syirik", dengan catatan apabila kita meyakini bahwa suara atau arah terbang burung, hari, nama, angka, sebagai PENYEBAB timbulnya kebaikan atau keburukan.

Para leluhur Nusantara tidak sekanak-kanak itu menyikapi dan menghikmahi tanda-tanda-Nya yang tersebar di ufuk semesta dan di lubuk manusia. Para penduduk di lereng-lereng gunung tidak akan dicap syirik jika mereka mengungsi beramai-ramai karena melihat burung-burung dan hewan liar semuanya turun gunung sebagai PERTANDA gunung akan meletus. Mereka bukanlah orang dungu yang meyakini bahwa burung-burung dan hewan-hewan itulah penyebab gunung meletus.


---oOo---


"Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) shalat dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." (QS. 35:41)

"maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan kamilah yang melakukannya." (QS. 21:79)

"Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: 'Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu karunia yang nyata'." (QS. 27:16)

"Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat seperti kamu." (QS. 6:38)

"Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas. Tidak ada yang menahannya (di udara) selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang beriman." (QS. 16:79)

"Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu." (QS. 67:19)

Follow
Twitter

Sumber :
[1] • [2]
Diubah oleh BowoSan 30-08-2021 10:38
badbironk
apawaal
kronggahan
kronggahan dan 24 lainnya memberi reputasi
25
8K
38
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.8KThread82.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.