Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sarjanagantengAvatar border
TS
sarjanaganteng
17 Hari Dirawat Akhirnya Meninggal
Kemarin, abang pertama saya sudah meninggalkan dunia ini, pada usia 52 tahun.. Dia terpapar virus covid 19. Jadi tgl 3 agustus 2021, dia dilarikan ke puskesmas krn sudah 2 hari tidak bisa memasukkan makanan ke dalam tubuhnya secara biasa. Menurut adik saya yg mengantarnya ke puskesmas, tubuhnya sudah sangat lemas, saturasi oksigen 85 dan sudah mengalami sesak napas. Dan saat di puskesmas dibelikan coklat hangat dan langsung diminumnya habis. Mungkin sudah terlalu lapar, ya. Sembari saudara yg lain mencoba mencarikan kamar di rumah sakit. Akhirnya dapat juga kamar di rumah sakit mitra keluarga, Kemayoran, hari itu juga, dan langsung diberikan penanganan khusus covid.
O ya, saya akan cerita sebelum terjadinya kejadian tersebut. Abang saya adalah salah seorang yg tidak percaya vaksin. Saya mengetahuinya dari wa grup keluarga. Dia selalu membagikan cara2 untuk menghindari covid, misalkan penguapan melalui hidung, obat herbal daun kelor, VCO dll secara kontinyu.
Tgl 17 juli 2021, krn papa kami tinggal sementara di rumah beliau dan saya sempat menelepon papa saya kemarin sebelumnya dan menemui fakta bahwa abang dan semua orang yang tinggal di rumahnya (pegawai2nya) semua belum vaksin covid, sehingga saya minta dia untuk melakukan vaksin (melalui grup wa). Dia menjawab dgn membagikan artikel yg intinya ttg tidak perlu divaksin dan mengatakan bahwa
"Yang sudah divaksin bagus...

Tapi sebenarnya tidak banyak fungsinya saat ini.
Kalaupun aku divaksin karena harus traveling 😀".

Dgn jawaban itu maka saya mengatakan bahwa memang vaksin ataupun tidak vaksin merupakan hak setiap orang, tetapi yang kita pikirkan adalah orang2 yg kita sayangi ada disekitar kita (papa yg sudah berusia lanjut, 84 tahun).

Hari2 setelahnya, dia terus membagikan artikel/ video ttg kekurangan vitamin D, obat covid ivermectin dll.
Tgl 23 juli adik saya menanyakan kepada papa apakah ada yg terpapar covid di rumah abang. Adik saya mendapat berita bahwa 2 pegawai di rumah abang, terpapar covid dan utk segera mengevakuasi papa ke Bandung. Sebelumnya papa di test antigen dan hasilnya negatif. Abang merasa bahwa pegawainya hanya demam biasa.
Tgl 26 juli rencananya papa segera dievakuasi ke Bandung, tapi abang masih keberatan untuk mengantar papa krn PPKM diperpanjang sampai 2 Agustus, takutnya terdapat penyekatan-penyekatan, tapi akhirnya abang bersedia mengantar papa ke Bandung.
Tgl 3 Agustus, saya mendapatkan kabar bahwa abang terpapar covid 19 dan sudah 2 hari tidak bisa makan. Saya langsung bertanya apakah dia sudah divaksin covid, saudara yg lain menjawab bahwa abang sudah divaksin tgl 24 juli. Itupun dilakukannya krn persyaratan masuk ke Amerika (Dia mau melakukan perjalanan ke Amerika). Rumah sakit penuh, tidak tersedia ICU, padahal dia butuh segera oksigen. Adik saya mengusahakan oksigen dan mengantar kakak ke puskesmas terlebih dulu. Malam itu juga tersedia ICU d rumah sakit mitra keluarga, Kemayoran. ( kami mendapat kabar bahwa semua pegawainya sudah terpapar covid tp sudah sembuh).
Tgl 4 Agustus, pk 11.22 abang chat
"Akhirnya saya dirawat karena Covid".
Sampai tgl 5 agustus, kami masih bercanda melalui wa.
Tgl 6 Agustus, kami menanyakan kabarnya dan dia jawab "tidak baik, Aku tidur lebih awal...
Tadi kurang enak, sekarang sudah lebih baik khususnya sesak nya"
Tgl 7 Agustus, dia menyatakan keadaannya tidak baik, chat pribadi ke saudara yg lain.
Tgl 10 Agustus, katanya problem terbesar adalah sesak napas. Kami mencoba utk memberikan support kpd abang. Ada yg menawarkan makanan kesukaan dia. Saya sempat japri ke dia tp dia bilang dia dlm keadaan recovered.
Tgl 12 Agustus, kondisi abang mulai dibius sampe 3x untuk supaya bisa dipakaikan ventilator oksigen (sebelumnya pake masker wajah). Hari ini juga kami bersatu hati mendoakan abang.
Tgl 16 Agustus, saya mendapatkan video, abang bisa melambaikan tangan saat anak istrinya video call.
Saat bersamaan dikabarkan bahwa jantungnya membengkak, flek pada paru parunya semakin banyak dan kekentalan darahnya semakin meningkat.
Tgl 19 Agustus, dia menderita gagal ginjal
Dan 20 Agustus pagi, kami mndapat kabar, abang sudah meninggal, setelah 17 hari dirawat di rumah sakit. RIP my brother. (Saat penguburan, adik saya mendapat informasi bahwa abang sebenarnya sudah merasakan gejala covid tgl 27 Juli, dan sekitar 3 hari sebelum masuk rumah sakit, dia sudah berdiam diri di kamar, tidak keluar, tidak makan)

Saya mau kasi informasi lebih, abang saya lulusan Fisika, ITB dan sebelum meninggal, beliau sudah menyelesaikan disertasi S3 (Doctor) di UGM. Dgn kata lain beliau sangat pintar, tapi kok bisa, ya, beliau gk percaya sama vaksin. Faktanya kita sudah sangat familiar dgn vaksin krn dari sejak kita masih bayipun, kita sudah diberikan 5 vaksin dasar. Saya sampai berpikir, orang sepintar dia saja bisa berpikir spt itu apalagi orang2 yg bodoh dan gampang termakan hoax ttg vaksin yg banyak beredar di medsos, apalagi kalau udh masuk ranah agama.
???? Coba kita berpikir dgn akal sehat supaya hidup kita selamat dari covid. Coba bagi agan2 yg tidak percaya vaksin, tolong kasi comment mengapa alasan tidak percaya.
Diubah oleh sarjanaganteng 21-08-2021 07:49
MFriza85
Rainbow555
misscleopatra
misscleopatra dan 7 lainnya memberi reputasi
6
966
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.