dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Kemenangan Taliban Ingatkan Kekalahan AS di Saigon, Vietnam
Kemenangan Taliban Ingatkan Kekalahan AS di Saigon, Vietnam
Senin 16 Aug 2021 09:39 WIB
Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah



Warga Afghanistan yang mengungsi dari Provinsi Kunduz dan Takhar karena pertempuran antara pasukan Taliban dan Afghanistan berkumpul untuk mengumpulkan makanan, karena mereka tinggal di tempat penampungan sementara di sebuah kamp di Kabul, Afghanistan, 10 Agustus 2021. Taliban pada 09 Agustus, mengambil alih kendali kota Aybak, ibu kota provinsi Samangan utara, setelah pasukan pemerintah meninggalkan kota tanpa memberikan perlawanan.
Foto: EPA-EFE/JAWED KARGAR
Blinken tolak membandingkan situasi Afghanistan dengan jatuhnya Saigon.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah foto yang mengabadikan kekalahan AS di Vietnam menyebar di media sosial ketika Washington menyatakan akan mengirim sekitar 3.000 tentara untuk membantu evakuasi staf Kedutaan Besar AS di Kabul.
Foto tersebut menunjukkan para pengungsi yang menaiki helikopter di atap sebuah gedung. Pari kritikus menganggap AS seperti mengulang kesalahan sama saat secara memalukan menarik dari Saigon dalam akhir perang vietnam pada 1975.

"Presiden Biden melihat bahwa cara cepat untuk mengakhiri perang adalah dengan kalah," ujar Senator dari Partai Republik McConnel seperti dilansir the Guardian sebelum kejatuhan Kabul.
"Keputusan Biden telah membuat kita menuju sekuel yang lebih memalukan dari Saigon dari 1975."
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menolak membandingkan penarikan pasukan dari Afghanistan dengan keluarnya AS dari Vietnam beberapa dekade lalu. Dalam wawancara dengan media AS pada Ahad (15/8), Blinken membela keputusan Presiden Joe Biden untuk menarik pasukan AS keluar dari Afghanistan pada akhir Agustus, meskipun keputusan itu menuai kritik.

"Ingat, ini bukan Saigon," kata Blinken kepada CNN, yang merujuk pada jatuhnya Saigon pada 1975 di akhir Perang Vietnam. 
“Kami pergi ke Afghanistan 20 tahun yang lalu dengan satu misi, yaitu untuk menangani orang-orang yang menyerang kami pada 9/11, dan kami telah berhasil menjalankan misi itu," ujar Blinken.

Pada Sabtu (14/8), Presiden Biden mengizinkan pengerahan 5.000 tentara untuk membantu evakuasi staf Kedutaan Besar AS di Kabul dan stad lokal Afghanistan. Blinken mengkonfirmasi bahwa, staf diplomatik telah dievakuasi ke bandara Kabul.

Para diplomat diangkut ke bandara Kabul dengan menggunakan helikopter. Seorang sumber mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa sebagian besar staf AS diperkirakan akan dievakuasi dari Kabul dalam satu atau dua hari ke depan.

“Itulah sebabnya presiden mengirim sejumlah pasukan untuk memastikan bahwa, kami melakukan penarikan staf diplomatil dengan cara yang aman dan tertib. Pada saat yang sama, kami tetap mempertahankan kehadiran diplomatik inti di Kabul,” ujar Blinken dalam wawancara dengan ABC News.

Pentagon mengizinkan tambahan 1.000 tentara untuk membantu evakuasi. Seorang pejabat AS mengatakan, total pasukan yang dikerahkan untuk membantu evakuasi mencapai 6.000 personel. Sementara para prajurit dari Divisi Lintas Udara ke-82, yang telah siaga.

Aljazirah melaporkan, Blinken memperingatkan Taliban bahwa pasukan AS akan bertindak tegas, jika kelompok itu mengganggu proses evakuasi. Aljazirah melaporkan, perbandingan pasukan AS dari Afghanistan dengan peristiwa di Saigon telah mempermalukan pemerintahan Biden. Pekan lalu, Presiden Biden mengatakan bahwa tidak akan ada evakuasi helikopter dari atap kedutaan.

Anggota parlemen Partai Republik menggambarkan situasi di Afghanistan sebagai bencana total. Hal ini semakin menambah tekanan pada pemerintahan presiden dari Partai Demokrat.

 “Keputusan Presiden Biden membuat kita bergegas menuju sekuel yang lebih buruk dari kejatuhan Saigon yang memalukan pada tahun 1975,” kata Pemimpin Minoritas Senat Republik Mitch McConnell.

Sementara itu,  para pengamat mempertanyakan apakah pemerintahan Biden dapat membantu warga Afghanistan yang membantu AS dalam misi militer selama puluhan tahun. Presiden dan CEO Forum Imigrasi Nasional yang berbasis di AS, Ali Noorani, mengatakan, pemerintah AS kurang memiliki perencanaan dalam mengevakuasi stad lokal Afghanistan.

“Yang mengherankan adalah kurangnya perencanaan oleh pemerintah untuk mengembangkan dan melaksanakan rencana untuk melindungi puluhan ribu warga Afghanistan yang bekerja dengan militer kami,” kata Noorani.

Noorani meminta AS untuk segera mengevakuasi sebanyak mungkin pelamar Afghanistan ke program visa khusus AS. Dia juga meminta AS menggalang komunitas internasional untuk mempersiapkan kemungkinan gelombang besar pengungsi Afghanistan.

Biden mengatakan, peningkatan pengerahan pasukan AS juga akan membantu mengevakuasi beberapa warga Afghanistan melalui program visa khusus. Presiden Biden bertemu dengan tim keamanan nasionalnya pada Ahad melalui konferensi video di Camp David, untuk menerima pembaruan tentang evakuasi dan situasi keamanan di Afghanistan.

Pemimpin Mayoritas Senat AS Chuck Schumer mengatakan pada konferensi pers bahwa keselamatan personel AS dan warga Afghanistan yang mendukung Amerika harus menjadi perhatian utama Washington. “Pekerjaan nomor satu bagi kita adalah membawa kembali semua personel Amerika. Tetapi semua warga Afghanistan pemberani yang membantu militer kita harus diberikan jalan keluar untuk datang ke Amerika,” kata Schumer. 


https://www.republika.co.id/berita/q...-vietnam-part1
jazzcoustic
jazzcoustic memberi reputasi
1
1.3K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
78.9KThread10.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.