Hallo agan dan sista semua apa kabarnya ? Semoga dalam keadaan kalian baik-baik saja ya. Pada kesempatan kali ini izinkan newbie berbagi pengalaman perjalanan wisata sebelum penerapan PPKM Level 4, sebenarnya sebelum PPKM beberapa objek wisata sudah ramai pengunjung gan sist, tapi sekarang justru jadi sepi lagi.

Berhubung tempat wisata belum banyak yang buka, ane akan sedikit berbagi pengalaman ketika pergi ke objek wisata "Air Terjun Srambang"yang berlokasi di Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Perjalanan dua bulan yang lalu sangat berkesan, pasalnya sewaktu SMP ane pernah sekali ke air terjun tersebut dalam rangka kegiatan Pramuka.

Sudah hampir 10 tahun tidak pernah ke Srambang lagi, ane jadi pangkling, sudah banyak yang berubah. Dulu ketika pertama kali pergi ke sana, jalannya cukup sulit dan banyak semak belukar. Namun, sekarang sudah ditata lebih baik, sehingga memudahkan akses bagi para pengunjung.





Posisi air terjun Srambang sendiri berada di sebelah utara lereng Gunung Lawu, untuk askesnya dari arah Kabupaten Magetan agak sulit gan sist, karena jalan yang agak sempit dan hanya bisa dilalui oleh satu mobil saja. Kalau dari arah Ngawi ane kurang paham jalannya seperti apa, karena ane sendiri berdomisili di Magetan.

Kalau dari Magetan menuju ke arah objek wisata tersebut ditempuh selama setengah jam. Jalannya naik turun ciri khas jalur pegunungan, di sepanjang jalan ada beberapa titik jalur yang rusak, jadi harus hati-hati. Namun, pemandangn sepanjang perjalanan sangat indah, hamparan sawah hijau yang bernaung di bawah Gunung Lawu, membuat pikiran menjadi plong.





Kalau agan dan sista yang berdomisili di sekitar Ngawi, Madiun atau Magetan. Ane sarankan untuk menggunakan sepeda motor daripada mobil untuk pergi ke sana, mengapa demikian ? Karena sepeda motor bisa parkir lebih jauh, yakni sampai ke pintu masuk alias loket. Sedangkan mobil dibuatkan tempat khusus yang agak jauh dari pintu masuk, kira-kira sekitar 500 m dari pintu masuk lokasi parkir khusus untuk mobil.

Untuk menuju ke pintu masuk air terjun, agan dan sista harus naik ojek yang ditawarkan oleh warga sekitar, biayanya adalah Rp 5000. Namun, jika agan dan sista ingin melemaskan otot-otot badan, kalian bisa berjalan kaki ke arah pintu masuk air terjun. Tapi untuk sampai ke sana jalannya cukup menanjak, dan akan menguras stamina juga. Bagi yang pergi bersama keluarga atau rombongan tetangga, ane sarankan naik ojek saja.





Untuk tiket masuknya adalah Rp 20.000, agar bisa lebih dekat dengan loket alias pintu masuk air terjun, lebih baik datang lebih awal. Dengan begitu bisa parkir di dekat pintu masuk. Untuk parkir sepeda motor, berderet dari atas ke bawah, sepeda motor tersebut ditata di sepanjang akses jalan menuju pintu masuk. Tarif parkir kendaraan roda dua adalah Rp 2000 sementara mobil Rp 4000.

Selama pandemi, pengelola objek wisata air terjun Srambang juga menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari pengecekan suhu tubuh, memakai masker serta mencuci tangan. Di Srambang ini banyak spot foto yang menarik gan sist, dan sudah dibuatkan khusus oleh pengelola.

Jujur dibandingkan 10 tahun yang lalu, sekarang Srambang sudah banyak peningkatan. Kebersihannya terjaga dengan baik, ada banyak saung untuk tempat beristirahat. Selain itu di beberapa titik juga ada warung serta mushola.





Jika kalian pergi ke Srambang pastikan sudah sarapan dulu ya Karena setelah dari pintu masuk, perjalanan ke arah air terjun masih jauh. Untuk menuju air terjun, ane habiskan selama 20 menit, selain karena jumlah pengunjung yang banyak, ane juga sering berhenti untuk mengabadikan beberapa foto

Di sepanjng perjalanan kita disuguhi pemandangan berupa pohon-pohon besar serta tanaman hijau yang memanjakan mata. Selain itu, sebelum sampai ke air terjun kita bisa mengabadikan beberapa foto di beberapa tempat. Berikut ini rekomendasi spot foto di Srambang:





Bagi agan dan sista yang sudah memiliki momongan, sebelum atau sesudah melihat air terjun, kalian bisa mengajak si buah hati menikmati kolam renang yang disediakan oleh pihak pengelola. Di kolam renang ini juga terdapat beberapa patung berwarna emas. Karena kolam renangnya tidak terlalu dalam, kolam ini memang lebih pas untuk anak-anak gan sist

Sepanjang perjalanan, ane melewati beberapa jembatan. Yang menarik jembatan-jembatan tersebut diberi nama unik. Mulai dari jembatan sayang, jembatan asmara dll, nama jembatannya sekilas bikin baper mereka yang pergi ke Srambang sendirian





Setelah melewati kolam yang terdapat patung berwarna emas tadi, perjalanan menuju air terjun masih panjang, setelah beberapa kali berhenti untuk mengambil foto akhirnya ane sampai di air terjun tersebut. Untuk menuju lebih dekat ke air terjun harus hati-hati, karena kita harus melewati aliran sungai dengan batu-batuan yang agak licin.

Perjalanan yang melelahkan terbayarkan setelah ane berhasil kembali melihat air terjun Srambang untuk kedua kalinya, waktu itu pengunjungnya lumayan ramai. Dan kebanyakan dari luar kota Ngawi. Hawa di sekitar Srambang sangat sejuk sekali, cocok untuk menghilangkan penat akibat pandemj yang melanda.

Menurut mitos yang beredar di kalangan masyarakat, barang siapa yang membasuh muka sebanyak 40 kali dengan air yang berasal dari sumber air terjun, akan dilancarkan rezekinya, awet muda dan panjang umur. Menurut petugas yang berada di objek wisata air terjun Srambang, pengelolaan kawasan wisata ini diserahkan kepada pihak swasta yang juga bekerja sama dengan Pemkab Ngawi.

Mulai dibangun Desember 2017 dan selesai pada Desember 2018. Melalui pengelolaan yang baik, Srambang kini menjelma menjadi salah satu tempat wisata terbaik di Kabupaten Ngawi. Untuk kebersihan tempat wisatanya, ane kasih dua jempol gan sist, pengunjungnya termasuk tertib dengan tidak membuang sampah sembarangan. Selain itu petugas kebersihan juga selalu rutin membersihkan area di sekitar air terjun. Dan berikut ini beberapa foto yang berhasil ane abadikan waktu itu:





Demikian sedikit informasi terkait objek wisata air terjun Srambang. Semoga bisa menjadi referensi tempat wisata untuk agan dan sista, dan kita semua juga berharap objek wisata di seluruh Indonesia bisa dibuka kembali, karena banyak masyarakat yang mencari nafkah di sana. Sampai jumpa

Narasi Tulisan: Pengalaman Pribadi TS
Foto: Dokumentasi Pribadi