Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

juwandasatyaAvatar border
TS
juwandasatya
KISAH DARI SMA
Azan maghrib mulai berkumandang, Azam menghentikan bacaan Qur'annya melaksanakan solat maghrib. Selang beberapa menit, ia pun selesai. Ia melirik jam tangan di tangannya. Azam segera bersiap-siap untuk ke rumah Risma sesuai janjinya.

Tring!
Benda pipih yang sedari tadi menganggur di atas kasur berbunyi. Menandakan ada pesan yang masuk.

Azam mengangkat dan menatap sekilas layar hpnya itu kemudian menaruhnya kembali. Pesan itu dari Irene. Tentunya bukan hal penting, melainkan basa-basi semata. Jadi Azam malas membacanya.

Klek!
Izam muncul dari balik pintu. Azam hanya menoleh sejenak lalu memakai kemejanya.

"Lu mau kemana, sih? Rapi banget," kepo Izam seraya duduk di atas kasur.

"Ke rumah calon istri, mau ikut?" jawab Azam asal bunyi sembari melipat sarungnya.

"Lo yang bener, aja. Jangankan calon istri, temen cewek aja gue nggak pernah liat," semprot Izam dengan nada meremehkan.

Kini Azam telah siap. Ia pun menyempatkan diri menyisir rambut dan menyemprot parfum di depan cermin. Izam hanya memperhatikannya sambi melipat tangannya di dada.

"Sudahlah, Bang. Aku langsung pamit. Assalamualaikum!" Azam langsung keluar kamar setelah memegang kunci mobil dan handphonenya.

"Wa'alaikum salam ... hati-hati, Lo!" sahut Izam sedikit berteriak, karena Azam sudah menuruni anak tangga.

Setelah pamit pada kedua orang tuanya, Azam pun segera keluar dan melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Tak butuh waktu lama ia sampai di halaman depan rumah sang pujaan hati.

Azam turun dari mobil dan berjalan menaiki teras rumah. Pintu rumah terbuka sebelah. Ia pun memencet bel agar kedatangannya diketahui.

"Eh, Aden? Mari masuk!" ujar Bi Sumi muncul dari dalam mempersilahkan dirinya masuk.

Azam duduk di sofa, sementara Bi Sumi kembali ke dapur untuk mengambil minuman. Azam melempar pandangannya ke lantai atas, dimana kamar Risma berada. Sosok yang ia harapkan tak junjung turun menemuinya.

"Maaf, ditinggal, Den. Ini minumannya, monggo!" titah Bi Sumi tersenyum lebar menaruh dua gelas juz di atas meja. Ia pun duduk menemani Azam sementara.

Azam mengangguk dan membalas senyum Bi Sumi dengan ramah. Keadaan rumah yang tampak sepi menimbulkan pertanyaan terbesit dalam hatinya.

"Bibi sama Risma tinggal sendirian aja, ya?" tanya Azam dengan sopan.

"Iya, Den. Bapak sama Ibu ke Jepang jengukin Neneknya si Non. Tapi, besok juga balik," jawab Bi Sumi menatap Azam.

Azam menyisir foto keluarga Risma di dinding satu persatu. Sementara itu, Risma sendiri sudah menuruni anak tangga. Kali ini ia berpenampilan beda. Gamis hijau muda dan juga hijab pashmina senada membuatnya tampak anggun. Ditambah olesan make up tipis membuat aura kecantikannya semakin terpancar.

Bi Sumi melempar pandangannya pada gadis itu. Bi Sumi terkejut sekaligus terpana dengan penampilan Risma itu. Azam belum menyadari apa-apa, netranya terus memandangai foto di dinding.

"Assalamualaikum!" sapa Risma saat berada di dekat sofa.

"Wa'alaikum--salam ...." Azam menatap Risma dari kaki sampai kepala, seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya itu.

Risma melangkahkan kakinya duduk di sofa sebelah kiri Azam dan Bi Sumi. Azam mengukir senyum manis, hatinya terasa sejuk melihat Risma tertutup seperti itu.

"Tunggunya lama, ya? Maaf ... tadi aku pake hijabnya lama," ucap Risma membongkar ketakjuban dari dua orang tersebut.

"Nggak, kok. Aku juga belum lama datang," balas Azam tanpa masalah.

Bi Sumi tak ingin mengganggu kedua insan tersebut. Ia pun bangkit untuk ke dapur menyiapkan jamuan makan malam.

"Bibi tinggal dulu, ya. Mau siapin makan malam," pamit Bi Sumi meninggalkan keduanya.

"Btw, Kak Azam belum makan 'kan?" tanya Risma dan mendapat anggukan dari Azam.

"Masakannya enak, lho. Kak Azam pasti bakalan suka!" ujar Risma penuh percaya diri.

"Iya, aku pasti suka. Apalagi masakan calon istri aku sendiri," goda Azam sembari tersenyum.

Blush!
Pipi Risma berubah merah seketika, bak kepiting rebus dengan gombalan maut Azam. Azam yang melihat itu hanya terkekeh pelan.

"Apaan sih, Kak Azam. Aku udah laper nih, ayo makan bareng! Nanti makanannya dingin," cecar Risma mengalihkan topik.

"Iya, iya. Sama calon suami sendiri kok, malu." ledek Azam seraya ikut berdiri secara bersamaan.

Alhasil, satu cubitan mendarat mulus di lengan Azam. Sang empu hanya tertawa kegelian.

#Bersambung...
0
46.9K
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.