Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Somad.MonyongAvatar border
TS
Somad.Monyong
Marzuki Alie: Penyumbang 2 Triliun Masih Keluarga Tong Djoe
Marzuki Alie: Penyumbang 2 Triliun Masih Keluarga Tong Djoe

Mantan ketua DPR yang juga petinggi Partai Demokrat versi Moeldoko, Marzuki Alie, memuji keluarga Akidi Tio yang menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-19.

Menurut Marzuki Alie, seperti dikutip dari akun Twitter-nya, sumbangan tersebut adalah sumbangan terbesar setelah yang pertama oleh konglomerat dunia, Bill Gates.

Sumbangan terbesar di dunia diberikan oleh Bill Gate, nomor 2 di dunia adalah Alm Akdi Tio, yg dulunya tinggal di Palembang,” demikian kutipan isi cuitannya yang masih ada hingga hari ini, Kamis (29/7/2021).

Menurut Marzuki yang merupakan putra Sumatera Selatan itu, almarhum masih sekeluarga dengan Tong Djoe, yang oleh Marzuki ditulis Thong Ju, orang kaya Indonesia yang tinggal di Singapura.

Aslinya, Tong Djoe, di akhir hidupnya pada Februari lalu, tinggal di sebuah ruko di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta. Dari berbagai pemberitaan mengenai pernyataan Tong Djoe semasa hidup, karakter berbagi kekayaan memang bukan hal aneh baginya.

“Beliau donasikan uang cash Rp 2 triliun. Ini harusnya menginspirasi kita semua untuk berbuat sama,” tambahnya.

“Ada yang bisnis covid, dagang obat, vaksin mencari kesempatan. Alhamdulillah masih ada yang peduli dengan sesamanya. Semoga bisa menginspirasi pengusaha-pengusaha lainnya, ada saatnya kita mencari uang, ada saatnya kita beramal. Kita doakan almarhum Akidi Tio, ditempatkan di sisi Allah SWT,” demikian cuitan Marzuki.

https://www.google.com/amp/s/www.ber...arga-tong-djoe

DILAHIRKAN di Palembang,  26 September 1926, Tong Djoe lama menetap dan berbisnis di Singapura.  Pengusaha kapal ini adalah hopeng Ibnu Sutowo yang telah mendahuluinya pada 12 January 2001 lalu. Dia menjalin hubungan dengan para presiden Indonesia sejak pada masa Presiden Sukarno hingga SBY.

Kehidupannya jauh dari publisitas tapi bagi pebisnis lama dia adalah legenda. Juga misteri.

Bisnisnya berbasis di tiga negara dan dia tidak hanya mengambil semata mata dagang melainkan juga melakukan diplomasi politik di belakang layar.

Tong Djoe lah yang memperbaiki hubungan Indonesia dan Singapura yang memburuk akibat penggantungan dua prajurit KKO di tahun 1970an.

Dia juga membantu memperbaiki hubungan diplomatik Singapura dan China dan terakhir menghubungankan kembali diplomasi China dan Indonesia setelah peristiwa G 30 S.

Di Singapura Tong Djoe mengelola bisnisnya di Gedung perkantoran Tunas yang diresmikan oleh Dirut Pertamina Ibnu Sutowo pada tahun 1973. Lokasinya di kawasan Tanjong Pagar, dekat pelabuhan Singapura.

Tong Djoe merupakan pengusaha Indonesia yang membangun pertama kali pergudangan modern di pelabuhan Singapura.

Gedung Tunas merupakan gedung tertinggi dan termewah saat itu karena kawasan itu masih merupakan kampung.

Gedung menjulang tinggi yang memiliki 28 lantai berlokasi di 70 Anson Road ini diresmikan 20 Oktober 1973 itu memiliki nilai sejarah dalam upaya mendekatkan hubungan antara Indonesia, Singapura dan China.

Dari gedung ini juga, Tong Djoe  ikut merapatkan hubungan bilateral dan bisnis antara Indonesia-Singapura. Ketika tentara Indonesia sudah siap menyerang Singapura awal tahun 1970-an, Tong Djoe juga yang bantu menyelesaikannya. Setelah baik, dia membawa para pengusaha Singapura ke Indonesia.

Dari gedung itulah ia ikut membantu bisnis Pertamina, Pelni, dan BUMN Indonesia lainnya.

Gedung Tunas menjadi tempat pertemuan para pengusaha Indonesia dan BUMN dengan mitra bisnis internasionalnya.

Gedung ini juga menjadi saksi dia membantu finansial para perwira tinggi ABRI dan pemimpin politik Indonesia.

Bangunan yang terletak di kawasan penting bisnis Singapura menjadi lambang perusahaan sukses yang dimiliki warga Indonesia di luar negeri. Apalagi seiring berkembangnya perekonomian Singapura, Anson Road menjadi sentra bisnis dengan kedekatannya dengan pelabuhan yang menjadi pusat pelayaran negeri itu.

Dua pemimpin negara saat itu, PM Singapura Lee Kuan Yew dan Presiden Indonesia Soeharto, turut memberikan selamat atas kesuksesan yang diraih Tong Djoe itu saat peresmian gedung megah di tahun-tahun awal pembangunan ekonomi negeri-kota itu.

Kawan dekat sang taipan, Ibnu Sutowo yang saat itu memegang pimpinan perusahaan minyak Indonesia, Permina, (nama awal sebelum Pertamina) pernah melukiskan gedung itu sebagai proses perjuangan Tong Djoe.

“Kita tahu benar awal mula Tunas dan proses perjuangannnya. Kita tahu bagaimana dalam berbagai situasi yang rumit, saudara Tong Djoe dan Tunas tetap bekerja sama erat dengan dunia usaha Indonesia,” kata Ibnu Sutowo dalam sambutan peresmian Tunas Building.

Bersama sama Christianto Wibisono,  Tong Djoe dan Sukamdani Gitosardjono menjadi tim pengusaha untuk melakukan normalisasi hubungan ekonomi antara RRC pada 1990an.  Rombongan itu pun mendapatkan restu dari Menteri Sekretaris Negara kala itu Moerdiono.

Pada tahun 1985 diawali dengan adanya penandatanganan persetujuan dagang antara Indonesia dan China. Berlanjut undangan Presiden Soeharto kepada PM China saat itu Li Peng pada 6 Agustus 1990, dan dua hari kemudian dilakukan peresmian pemulihan hubungan diplomatik Indonesia dan China.

Pada tahun 25 Agustus 1998, atas jasa-jasanya Presiden Indonesia saat itu BJ Habibie menganugerahi Bintang Jasa Pratama kepada Tong Djoe melalui Menteri Luar Negeri Ali Alatas.



Sayang christianto wibisono baru wafat, dia kan orang palembang, mungkin kenal dengan keluarga tio ini
pakisal212
muhamad.hanif.2
Proloque
Proloque dan 7 lainnya memberi reputasi
8
2.2K
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.