Assalamu'alaikum Sahabat Kaskuser semua. Hai, hai hai .... Jumpa lagi, ya, dengan Enya di thread serba-serbi menjelang bulan puasa di #RAMADHAN BERKAH ini, bulan penuh rahmat, bulan ampunan, bulan yang selalu kita rindu.
Saking rindunya, setiap menjelang bulan suci ini, selalu ada perayaan tradisi atau adat-istiadat yang biasa dilakukan oleh masyarakat setempat, hampir di seluruh belahan bumi nusantara. Begitu pun dengan kampung halaman ane,
Padang Kota Tercinta nan jauah di mato. Ihiks.
Yuk, ah, cekidot!
***EHZ***
Waktu kecil, tak dipungkiri, Lebaran adalah saat yang paling dinanti oleh anak-anak. Ane dulu juga begitu. Rasa bahagia karena akan memakai baju baru, juga mendapat angpau atau salam tempel dari sanak saudara dan kerabat, dalam bahasa kampung ane, istilah kerennya disebut
manambang, membuat hati selalu sukses berdebar-debar tak bisa tidur. Sepertinya sekarang juga masih sama, ya, hehe.
Namun, ternyata bukan hanya Lebaran saja satu-satunya keseruan yang dinanti. Menjelang Ramadhan pun merupakan hari yang paling diimpikan, karena keramaian dan kesyahduan bulan puasa ini adalah hal yang sangat dirindukan oleh semua orang, tak hanya oleh anak-anak. Ane juga sama, dari dulu hingga sekarang, selalu berharap agar dipertemukan lagi dengan bulan Ramadhan penuh berkah ini di tahun berikutnya, tahun berikutnya lagi, lagi, dan lagi, ihiks.
Oh ya, apa saja sih, keseruan menjelang bulan Ramadhan itu?
Dari hasil pantauan dan pengalaman ane, ada beberapa tradisi yang masih lestari dan biasa dilakukan oleh orang-orang di kampung ane, Minangkabau, Sumatera Barat, sebelum memasuki bulan puasa. Apa saja? Yuk, ah, diintip ....
1. Malamang atau membuat lemang
Quote:
Dulu waktu SD, ane sering melihat orang membuat lemang ini menjelang bulan puasa di rumah keluarga ayah. Lemang dibuat dari ketan hitam atau ketan putih yang diberi santan kental, dimasukkan ke dalam bambu yang sudah dialasi daun pisang di sepanjang batang bambunya, dan dimasak dengan cara dibakar, tetapi tidak langsung terkena api. Jadi, tentu saja membutuhkan waktu yang lama untuk menunggu lemang itu matang.
Akan tetapi, semua lelah penantian itu akan terbayar dengan rasanya yang tentu saja enak ... dan, saya suka, saya suka, hehe. (Pakai logat Meimei, Upin Ipin, ya ....)
Setelah membuat lemang di siang hari, malamnya akan dilanjutkan dengan acara mandoaatau berdoa. Biasanya seperti itu.
Sumber foto
2. Mandoa atau berdoa.
Quote:
Tradisi Mandoaini diadakan beberapa hari menjelang bulan puasa. Biasa dilakukan dengan mengundang alim ulama, pemuka adat, tetangga, juga anak yatim, dengan melakukan doa bersama atas rasa syukur karena telah dipertemukan kembali dengan bulan penuh ampunan ini.
Semua yang datang biasanya duduk bersila di lantai mengelilingi makanan yang sudah dihidangkan. Aneka makanan sengaja dibuat untuk menyambut kedatangan bulan suci ini. Kalau yang saya dengar dari Mommy Rahimahallah, hidangan makanan ala-ala lesehan tersebut biasa dikenal dengan sebutan hidangan sepra.
Setelah berdoa, acara akan ditutup dengan makan bersama. Sebagian makanan ada juga yang langsung dibagi-dibagikan ke tetangga.
Sumber foto
3. Marandang atau membuat rendang
Quote:
Siapa sih yang tidak kenal dengan makanan yang satu ini? Makanan yang pernah menjadi pilihan nomer satu dunia menurut CNN Travel 2017 dan sampai sekarang masih tetap bertahan di 15 besar makanan terlezat di dunia?
Masyarakat di bumi Minangkabau sengaja membuat rendang sebelum bulan puasa, termasuk keluarga besar ane.
Marandang ini tentu saja ada maksudnya. Salah satunya adalah untuk menghemat waktu dan tenaga kita saat sedang berpuasa. Tujuannya jelas, supaya pada bulan puasa tersebut, kita tidak lagi disibukkan dengan memasak setiap hari, sehingga kita bisa memiliki lebih banyak waktu dan kesempatan untuk beribadah, karena rendang adalah makanan yang tahan lama, bisa disimpan berhari-hari, bahkan ada yang sampai berminggu-minggu.
Selain itu, rendang juga bisa menjadi makanan pemancing selera di saat berbuka dan khususnya saat sahur, terutama untuk anak-anak yang baru belajar berpuasa. Kelezatannya, akan menjadi penambah nafsu makan, supaya mereka mau makan banyak agar kuat menjalani puasa.
Jadi, kalau sudah punya rendang, maka alamat berbuka dan makan sahur kita sudah selamat karena ada rendang sebagai penyelamat, hehehe.
Sumber foto
4. Manjalang mintuo atau maanta ka rumah mintuoalias mengantarkan makanan ke rumah mertua
Quote:
Tradisi yang satu ini masih melekat erat dalam ingatan ane sampai saat ini. Sehari sebelum puasa, biasanya istri paman, adik Mommy Rahimahallah akan datang ke rumah--rumah nenek--membawa rantangan yang berisi makanan-makanan lezat, plus agar-agar dan lemang tadi. Kedatangan paket ini sering sekali ane tunggu, karena di rumah, anelah yang saat kecil dulu paling gembul dan doyan makan. Sehingga setiap rantangan datang, ane selalu menjadi yang terdepan untuk menerima dan mengintip apa saja isinya, hahaha. Tentu saja, ane juga yang paling pertama menge-tagmakanannya, hahaha. Nostalgia.
Jadi, manjalang atau maanta ka rumah mintuo ini dilakukan oleh perempuan yang sudah menikah, alias sudah punya suami. Tentu saja maksudnya untuk menyenangkan hati ibu mertua, mendekatkan diri dengan berusaha menjalin hubungan baik, dan sebagai rasa terima kasih karena kita sudah diterima menjadi anggota keluarga, juga rasa syukur karena mertua telah mendidik dan menyerahkan anak laki-lakinya menjadi suami yang baik untuk kita. Kalau bahasa uniknya, sih, mungkin untuk mengambil hati ibu mertua, kali, ya, hehehe ....
Eh, ini hanya kata ane saja, lho, ya. Jangan diambil hati, meski ini mungkin memang merupakan suatu usaha yang sangat serius dan harus dilakoni, hehe.
Oh ya, karena suami ane bukan orang Padang, jadi secara resmi dan adat, ane sendiri belum pernah melakukan tradisi ini, aih ... meski keluarga besar ane masih rutin dan tetap melestarikannya hingga saat ini.
Sumber foto
5. Mandi balimau alias mandi keramas, bersuci dengan air limau dan rempah-rempah lain menjelang bulan puasa
Quote:
Seingat ane, isi paket mandi balimau ini ada daun jeruk, irisan jeruk nipis, daun pandan, dll, ane lupa, hehe.
Dulu, tradisi balimauini sangat populer. Sebenarnya bisa dikerjakan di rumah. Akan tetapi, banyak orang yang melakukannya di tempat pemandian umum seperti lubuk, sungai, atau tempat-tempat wisata mandi-mandi. Sangat ramai. Semua orang tumpah ruah pada satu hari sebelum Ramadhan, dari siang menjelang sore. Ane juga termasuk yang sering melakukan kegiatan ini, dulu, sebelum tahu ilmunya. Terakhir, ane masih ikut balimau sepertinya saat ane masih SMA, deh.
Awalnya, tradisi balimau ini adalah mandi bersuci yang dimaksudkan untuk membersihkan diri dan hati dari segala niat dan perbuatan buruk, agar kita berada dalam keadaan bersih hati dan raga ketika memasuki bulan puasa.
Kalau sekarang, sepertinya sudah tidak ada lagi yang melakukan tradisi ini karena masyarakat sudah semakin memahami agama. Tradisi ini memang tidak termasuk dalam ajaran Islam. Apalagi mandi-mandinya dilakukan di tempat terbuka dan bercampur baur antara laki-laki dan perempuan.
Alhamdulillah, pemerintah kota sudah memberi pengarahan dan instruksi, anjuran agar tradisi balimau ini tidak dilakukan di tempat-tempat pemandian umum.
Sumber foto
Nah, itulah beberapa tradisi menjelang
Ramadhan Berkah di kampung halaman ane yang masih terpelihara dengan baik hingga saat ini, kecuali mandi
balimau yang sudah mulai ditinggalkan, meski mungkin masih ada yang melakukannya atas nama keseruan dari suatu tradisi.
Finally, wassalam, dan selamat menjalankan ibadah puasa untuk Sahabat Kaskuser semua. Semoga amalan kita selama sebulan penuh puasa ini diterima Allah Subhanahu Wa Taa'la hendaknya, insyaallah, aamiin.
Tanah Tinggi, Ternate, 15 April 2021
***EHZ***
Catatan:
~Semua tulisan adalah opini pribadi dari pengalaman ane sendiri.
~Sumber foto, tercantum.