Saya ingin berbagi pengalaman tentang rasanya isolasi mandiri di RS, jadi pada bulan juni 2021 sekitar tanggal 21 di kantor atasan saya mulai mengeluh katanya bagun pagi menggigil, diare dan batuk.

Keadaan itu berlangsung setidaknya sekitar 5 harian, sampai akhirnya pada hari jumat 25 Juni 2021 beliau melakukan RT- Swab Antigen dan dinyatakan Positif.

Karena beliau tinggal.di rumah dinas yg berdekatan dengan saya, di hari sabtu dan minggunya, saya sempat bantu membelikan makan dan kebutuhan beliau, saya tinggal meletakannya di depan rumah dan kemudian beliau mengambilnya..

Pada senin pagi tanggal 28 juni 2021, tetiba badan terasa menggigil, pegel2 dan disertai batuk dan sedikit flu, sempat berobat ke balai pengobatan dan hanya di diagnosa tipes. Kemudian sore harinya saya coba RT-Swab Antigen dan ternyata hasilnya positif.

Dari tanggal 280621 sd 040721 , saya coba isoman di rumah dinas, dan keadaan tidak semakin membaik, batuk makin menggila, anosmia, dan tidak bisa menelan makanan.

Tanggal 050721 saya coba RT-Swab Antigen kembali sekalian membuat.rujukan untuk dapat di isoman di RS tingkat 3.

Setelah melalui perjalanan selama kurang lebih 3 jam ( nyetir sendiri ), sampailah saya di RS tersebut, parkir kendaraan, ambil tas isi baju seadanya, dan langsung menuju IGD.

Setelah mengurus administrasi di loket, menyerahkan surat rujukan, data diri dan konfirmasi BPJS, masuklah saya di ranjang IGD.

Setelah terbaring di Ranjang IGD, kemudian perawat sibuk memakaikan gelang, pasang infus , cek tensi , cek suhu, rontgen , swab amtigen dll, Mungkin operasional standar untuk penanganan pasien baru di IGD.

Masuk IGD sekitar maghrib , dan pindah ke kamar isolasi sekitar hampir jam 00.00, dan disinilah bagi saya pengalaman pertama di ruang isolasi.

Sendirian dan hanya di visit perawat dan dokter di jam tertentu saja lengkap dengan pakaian APD nya, Petugas kebersihan 3 x sehari masuk menyapu dan mengepel dan tidak ada keluarga dan teman yg bisa dilihat.

Sejak tanggal 060721 saya masuk ruangan isolasi, berbagai macam obat diberikan dan jumlahnya tidak tanggung2 , sekali sesi minum obat bisa 10 sd 15 tablet sekaligus..

Dan inilah sebagian obat yg sudah ku konsumsi





Belum lagi beberapa kali saya di berikan suntikan vitamin C dan Kalsium melalui selang infus.

Rasanya seperti terpenjara, tidak ada kepastian kapan pulang , padahal saat ini kondisi badan sudah sehat dan tidak ada gejala.

Sampai saat ini saya masih di rawat di RS , menunggu kabar baik dari dokter agar bisa lanjut isoman di rumah.

Doakan ya rekans , agar saya bisa segera keluar dari RS.

Beberapa dokumentasi ruangan ioslasi dan obat2 an yg diberikan