Sifat ini merupakan sifat mendasar bagi seseorang yang sudah memiliki kematangan sifat dalam bersosial. Dalam hal ini adalah kedewasaan seseorang. Dalam sifat ini tertanam sifat yang banyak orang susah untuk mengendalikannya, yaitu mengontrol ego dalam diri. Kedewasaan seseorang akan luntur saat itu juga jika seseorang mengambil keputusan didasari atas sikap egoisme yang tinggi. 
Masalah tentang ego ini pun perlu dispesifikkan lagi. Karena ada situasi dalam masyarakat dimana seseorang sudah sangat sering mengalah bahkan dirugikan, namun yang merugikan tidak ada sedikitpun nampak penyesalan. Jika kasusnya seperti ini, pihak yang dirugikan jelas mengambil sikap karena telah dirugikan, bukan karena keegoisan semata.

Sesekali bisa dijumpai dalam lingkungan kita, ada satu karakter yang tidak pernah mau mengalah saat berdiskusi meskipun posisinya memang salah. Tidak hanya itu, ada di antara kita yang tidak pernah mau susah - susah menjelaskan kepada mereka yang benar - benar ingin tahu akan sesuatu hanya karena menganggap yang mendengarkan tersebut tidak akan bisa memahami penjelasan mereka.
Contoh tersebut adalah contoh karakter yang memandang rendah orang lain. Alih-alih berusaha memahamkan, mereka justru memutus obrolan yang sebenarnya mereka yang memulai. Hanya untuk menunjukkan perbedaan tingkat literasi mereka terhadap lawan bicara. Saat lawan bicara ingin tahu lebih lanjut, dia memutus komunikasi dengan cara seakan - akan orang lain tidak akan bisa memahami penjelasannya.
Sikap merasa belum tahu akan sesuatu adalah sikap yang ada di dalam sosok orang yang sudah dewasa. Karena di dalam sikap itu diperlukan empatiuntuk bisa memposisikan diri merasa belum tahu terhadap sesuatu. Bukannya sok tahu sebelum mau mendengarkan penjelasan orang lain dan juga bukan sok tahu menjelaskan segala sesuatu di depan orang lain yang mungkin juga orang lain benar - benar awam tentang hal itu.

"Nak, ambilin sapu di belakang rumah!" Sering mendengar kalimat tersebut terlontarkan dari seorang Ibu atau Bapak kepada anak mereka. Namun, setelah di ambilkan, jarang yang menyampaikan ucapan terimakasih terhadap anaknya. Itu biasanya karena menganggap itu hanyalah anak mereka, itu sudah tanggungjawab anak menuruti orang tua. Terlepas dari tanggungjawab seorang anak menuruti orang tua, hal tersebut sangat tidak tepat diterapkan oleh orang tua terhadap anaknya (kasus sama juga atasan terhadap bawahan).
Lagi, ucapan terimakasih dari atasan terhadap bawahan, dari yang lebih tua kepada yang lebih muda adalah salah satu sifat pembentuk kedewasaan seseorang. Misalkan diingatkan oleh yang lebih muda atau diingatkan oleh bawahan kita, sangat patut untuk mengucapkan terimakasih dengan tulus, karena kepedulian mereka terhadapnya.
Dalam sikap ini juga terdapat hal yang seringkali orang sulit mengendalikannya dan mempraktekkannya, empati.

Ini yang sering dilakukan oleh orang Indonesia atau mungkin orang di dunia juga banyak. Namun, sementara ini aku rasakan di Indonesia, utamanya lingkunganku. Saat ada kesalahan yang dilakukan secara personal oleh seseorang, biasanya minta maafnya diborong waktu lebaran. Ada yang punya pikiran seperti itu ? Atau sudah mempraktekkannya ?
Maksud dari mengakui kesalahan dengan benar adalah saat kita melakukan kesalahan yang benar-benar menyakiti orang lain. Sempatkanlah waktu dan relakanlah mulut untuk mengucapkan kata maaf itu dengan sebenar-benarnya. Datang ke orang yang bersangkutan, sampaikan semua kesalahan yang telah diperbuat dengan sejelas-jelasnya. Itulah cara meminta maaf yang sebenar-benarnya. Seandainya terhalang jarak, banyak kecanggian teknologi yang bisa digunakan saat ini.
Aku pribadi entah kenapa tidak suka dengan budaya maaf - maafan yang disalahgunakan seperti itu oleh sebagian orang. Karena adanya budaya itu, seseorang akan mudah meremehkan kesalahan yang telah mereka perbuat kepada orang lain. Dari pada susah - susah minta maaf secara langsung, lebih baik minta maaf borongan waktu lebaran.

Sulit ? Benar memang sulit. Sulit bukan berarti tidak bisa dilakukan kan ? Itulah mengapa mendengar adalah salah satu kemampuan yang dimiliki oleh orang yang sudah dewasa. Tidak sedikit orang maunya didengar daripada mendengarkan. Orang dewasa akan meluangkan waktu untuk mendengarkan apapun lawan bicara mereka saat membahas sesuatu yang serius. 
Eits, untuk kasus ini, bukan mendengarkan segala sesuatu dari orang lain pastinya. Kalau lawan bicaranya adalah sama - sama orang yang sudah lengkap cara berfikirnya, pastinya sikap ini perlu dikondisikan. Orang dewasa akan berani menyampaikan untuk memutuskan tidak membicarakan sesuatu dengan baik terhadap lawan bicaranya, daripada berpura - pura mendengarkan. Saat pembahasan tersebut memang mengganggu dirinya.
Mendengar di sini adalah mendengarkan sesuatu dari orang lain dengan cara yang sewajarnya. Tidak pura-pura dan juga dilakukan dengan tulus dengan tujuan saling membantu dan memahami lawan bicara.