adindaptrarnAvatar border
TS
adindaptrarn
Ternyata Ini Curhatan Tenaga Pendidik Soal Mengajar di Era Pandemi
Era pandemi merubah segala sisi kehidupan dikarenakan setiap individu harus menyesuaikan dengan keadaan yang ada. Dunia pendidikan merupakan salah satu sektor yang harus ikut mencari akal supaya bibit orang sukses Indonesia tetap bisa merasakan perasaan bersekolah walaupun hanya sebatas daring. Suka duka pasti banyak dirasain sama peserta didik. Untuk GanSis yang udah mengemban tugas sebagai orang tua, pasti tau banget pusing 7 keliling ngadepin pandemi. 

Selain peserta didik, ternyata ada juga nih sosok yang pastinya tak kalah berperan besar dan juga ikut pusing dengan keharusan menyesuaikan segala sistem pendidikan dengan teknologi, yaitu tenaga pendidik. Sosok pahlawan tanpa tanda jasa ini bukan menjadi salah satu yang dipermudah, tapi menjadi yang juga harus ikut banyak belajar. Segala kegiatan yang biasa mereka praktikan secara langsung, penyampaian materi di kelas, dan pengumpulan tugas biasanya dilakukan secara mudah, harus ikut diakalin dengan sistem jarak jauh.


Photo By Infopublik.id

Kesulitan ini ternyata membuat beberapa sosok guru merasa kesulitan di awal dikarenakan sistem yang masih baru dan penyesuaian diri. Tak jarang juga mereka menemukan kemudahan dari sistem yang baru dipelajari. Tidak semua hambatan datang dari guru yang harus beradaptasi dengan teknologi, tetapi juga para murid di berbagai jenjang yang harus sama rata memiliki fasilitas yang sama, seperti gadget, kuota, dan sinyal agar tidak terganggu saat proses belajar mengajar. 

Dilansir dari ayopurwakarta.com, Tita Puspita yaitu Kepala Sekolah SDN 2 Nabaikr, Kecamatan Purwakarta mengatakan bahwa,

"PPJ dengan berbasis online atau daring, yang diberlakukan nasional selama Covid-19, faktanya di lapangan banyak kesulitan yang dihadapi. Di SDN 2 Nabaikr, selain menggunakan metode belajar secara daring maupun luar jaringan, kami juga menggunakan metode pembelajaran Gurling atau 'Guru Nguriling' ke rumah-rumah siswa yang tidak memiliki handphone android atau laptop.” 

Fenomena Guru Nguriling terjadi karena sosok tenaga pendidik yang harus berkeliling ke rumah siswa untuk memastikan bahwa setiap anak tetap mendapatkan ilmu yang dibutuhkan walaupun dengan banyak keterbatasan yang ada. Ini menjadi salah satu bukti bahwa mereka sangat peduli dengan keberlangsungan masa depan setiap peserta didiknya. Tita juga mengharapkan akan ada fasilitas yang sama rata antar siswa seperti handphone dan kuota atau minimal kenaikan honor untuk para guru.



Photo By Ayopurwakarta.com

“Tentu ini butuh perhatian kita pemerintah daerah. Agar upaya kebijakan pendidikan terutama tenaga pendidik di sini dapat mengabdi dengan baik di tengah keterbatasan.”

Selain dari daerah Purwakarta, ada juga nih GanSis dari Yogyakarta, yaitu SLTP Teladan yaitu Ibu Rahmawati yang mengatakan, 

Bila tak paham IT, maka jadi kendalanya disitu. Bayangkan secara keseluruhan program pendidikan lewat online, baik memberikan tugas atau paparan pendidikan ke anak-anak, itu yang membuat guru muda maupun tua merasa kesusahan dengan proses online. Apalagi setiap tugas harus dipersiapkan setiap harinya. Itu yang kini terjadi, terkait paket pulsa untuk belajar, belum lagi murid atau keluarganya yang tidak memiliki ponsel pintar (smartphone). Jadi terhambat proses belajar dan mengajarnya.” Dilansir dari Kompas.com

Selain itu, terdapat ulasan juga dari salah satu tenaga pengajar yang mengatakan, “Sekarang mau tidak mau harus melalui teknologi media atau tatap muka secara virtual. Hambatannya adalah ketika para mahasiswa yang ada di daerah tidak bisa menyimak maksimal karena terjadi gangguan koneksi internet.” Ujar Deswita Supriyatni, Dosen Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi STKIP Pasundan, Cimahi, Jawa Barat. (Dilansir dari Kominfo.go.id)



Photo By Kompas.com


Bu Dian yang merupakan guru dari MAN 1 Lebak, Banten, juga memberikan pendapatnya mengenai pembelajaran jarak jauh yang mempunyai efek tertinggal kepada murid, “Baik dari segi penguasaan materi, sosialisasi,etika, tata krama dan pola pikir. Tergantung nanti kesiapan guru, orangtua, pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas untuk mengejar ketertinggalan itu. Walaupun ada teknologi secara online bisa zoom, google meet. Kalau di sekolah disediakan website juga namanya e-learning buat KBM namun lebih ngena kalau kita bisa pembelajaran secara tatap muka.” jelasnya. (Trbunnews.com)

Beberapa ulasan di atas memang menunjukkan bahwa tidak ada yang mudah dari segala hal yang baru. Maka dari itu lah kita harus belajar beradaptasi dengan keadaan. Apapun sistem pembelajaran yang diterapkan, online atau tatap muka, semoga semuanya akan maksimal dan pandemi cepat berakhir supaya segalanya biar kembali normal ya, GanSis. emoticon-Big Grin



nyantaiwaelah
agusrezapratam4
angelkidz
angelkidz dan 28 lainnya memberi reputasi
29
9.8K
112
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kids & Parenting
Kids & ParentingKASKUS Official
4.1KThread4.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.