Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Komar Class - Kapal Cepat Rudal Pertama yang Dimiliki TNI AL
Sudah menjadi rahasia umum, jika kekuatan militer Indonesia di masa Presiden Bung Karno adalah salah satu yang terkuat di belahan bumi selatan. Penguatan militer Indonesia waktu itu dalam rangka merebut Irian Barat dari tangan Belanda, bisa dibilang kebanyakan alutsista yang dimiliki dan dipakai Indonesia waktu itu adalah buatan Uni Soviet.

Melanjutkan pembahasan alutsista TNI di masa Orde Lama, kali ini ane akan membahas alutsista dari matra laut yang berwujud kapal. Sebagai negara maritim yang luas, Bung Karno sadar betul, bahwa matra laut harus mendapat perhatian lebih. Salah satu kapal yang dibeli Bung Karno waktu itu adalah "Kapal Cepat Rudal" (KCR). KCR yang dibeli Bung Karno waktu itu adalah kapal cepat sejati, yang bisa melaju sampai kecepatan 40 knot.

Bicara soal KCR gan sist, pada dekade 1950-1960 ada dua jenis kapal cepat, yakni MTB (Motor Torpedo Boat) Jaguar Class buatan galangan kapal Lursen & Kroger di Bremen, Jerman Barat. Dan KCR (Kapal Cepat Rudal) Komar Class buatan Uni Soviet. Sementara itu pihak NATO memberi nama kesayangan "Mosquito" kepada Komar Class. Bicara soal kecepatan, Komar Class mampu diajak ngebut sampai kecepatan maksimum 44 knot. Di lingkungan TNI AL, kecepatan Komar Class tersebut hanya bisa ditandingi oleh Mandau Class buatan Korea Selatan, yang didatangkan pada dekade 1980-an.

Bicara soal Kapal Cepat Rudal buatan Soviet, KCR ini termasuk eksklusif, pasalnya di kawasan Asia Tenggara, hanya Vietnam dan Indonesia yang diberi kesempatan memiliki kapal tersebut. Dirunut dari sejarah kehadirannya di Indonesia, kapal ini rencananya di daulat untuk mengkaramkan destroyer milik Meneer Belanda. Komar Class sendiri mulai berdatangan ke Indonesia pada periode tahun 1961 hingga 1965.

Dari total 112 unit yang diproduksi waktu itu, 12 unit diantaranya dioperasikan oleh TNI AL (dulu bernama ALRI). Kapal-kapal yang masuk dalam keluarga Komar Class TNI AL adalah sebagai berikut: KRI Kelaplintah 601, KRI Kalmisani 602, KRI Sarpawasesa 603, KRI Sarpamina 604, KRI Pulanggeni 605, KRI Kalanada 606, KRI Hardadedali 607, KRI Sarotama 608, KRI Ratjabala 609, KRI Tritusta 610, KRI Nagapasa 611, dan KRI Gwawidjaja 612. Nama kapal dalam kelas ini kebanyakan diambil dari nama senjata dalam kisah pewayangan, untuk kode nomornya diawali angka 6.




Komar Class TNI AL di masa lalu.

Foto: indomiliter.com



Selain unggul dalam kecepatan, kapal ini juga unggul dalam persenjataan gan sist. Senjata milik Komar Class waktu itu cukup ditakuti oleh NATO dan Amerika, senjata yang dimaksud adalah rudal Styx. Dirancang sebagai rudal anti kapal yang lahir di era Perang Dingin, Styx memiliki daya hancur tinggi. Hal tersebut bisa dilihat dari berat hulu ledaknya yang seberat 500 kg high explosive, sementara bobot rudalnya adalah 2.340 kg dengan jangkauan efektif mencapai 40 km.

Styx diluncurkan dengan beberapa pilihan sistem pemandu, mulai dari auto pilot, acitive radar, hingga pemandu berdasarkan infra merah. Untuk sistem pemandu radar, biasanya didukung perangkat Electronic Support Measures (ESM)dan radar Garpun yang akan menuntun rudal antara jarak 5,5 km dan 27 km dari batas target.

Sensor pembidik pada rudal akan aktif mulai jarak 11 km dari target sasaran, saat itu posisi rudal akan turun 1-2 derajat dari level target. Rudal ini meluncur sekitar 120 hingga 250 meter dari atas permukaan laut dengan kecepatan sub sonic 0.9 Mach. Untuk mendukung operasional rudal, Komar Class dibekali perangkat MR-331 rangout radar dan Nikhrom IFF (Identification Friend or Foe). Komar Class juga dapat melepaskan rudal ini meski kondisi gelombang laut mencapai sea state 4.

Senjata lain yang dibawa oleh Komar Class adalah meriam 2M3 25 mm Twin barrel (laras ganda), meriam ini dipasang di haluan. Untuk membidik target, masih dilakukan secara manual dengan dukungan iron ring sight. Jangkauan tembak senjata ini bisa mencapai 3.250 meter, dan jarak tembak obyek udara mencapai 2.770 meter. Secara teori, jangkauan tembak maksimum bisa mencapai 3.400 meter. Dan masih secara teori juga, meriam 2M3 25 mm dapat memuntahkan 450 peluru per menit, meski dalam prakteknya di lapangan hanya 270 peluru per menit.




Komar Class melepaskan rudal Styx.

Foto: wikipedia.org



Untuk urusan menguber lawan, Si Nyamuk sangat bisa diandalkan gan sist. Dibekali mesin M-50F diesels berkekuatan 4800 hp dengan 4 propeller, Komar bisa digeber sampai kecepatan maksimum 44 knot. Dengan kecepatan tersebut, hampir setiap obyek di laut dapat diuber dengan mudah. Pada kecepatan 32 knot, Komar Class dapat berlayar sejauh 1.111 km.

Sangat disayangkan, dari 12 unit kapal milik TNI AL, tak satu pun tersisa untuk diabadikan sebagai monumen atau pajangan di museum untuk kenangan sejarah. Beberapa sumber menyebutkan, bahwa sejumlah Komar Class masih beroperasi sampai tahun 1978. Walaupun untuk soal kehandalan rudal Styx diyakini sudah out of service. Sumber dari Jane’s Fighting Ship menyebut Komar Class baru pensiun dari armada TNI AL pada tahun 1985. Entah versi mana yang benar ?




Tampak dari depan, dua tabung peluncur rudal Styx pada armada Komar Class TNI AL.

Foto: indomiliter.com


Karena Indonesia pada akhirnya lebih memilih meja runding untuk menyelesaikan masalah Irian Barat, Komar Class TNI AL pun belum sempat unjuk kesaktiannya waktu itu. Meskipun belum sempat meluncurkan rudal Styx ke HNLMS Karel Doorman maupun kapal perang lain milik Meneer Belanda, namun kehadiran Komar Class bersama dengan keberadaan rudal Styx yang memperkuat TNI AL waktu itu, sudah cukup untuk membuat ketar-ketir Belanda.

Ditambah hadirnya kapal penjelajah KRI Irian, pembom strategis Tu-16 Badger, jet tempur MiG-15 dan MiG-17. Maka hal tersebut sempat membuat Amerika yang menjadi sekutu Belanda khawatir, dan pada akhirnya menekan Belanda untuk segera menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia. Difasilitasi oleh Amerika, akhirnya Belanda pun menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia. Untuk spesifikasi Komar Class adalah sebagai berikut:

Negara Asal: Uni Soviet
Bobot Kosong: 61,5 ton
Bobot Penuh: 66,5 ton
Panjang: 25,4 meter
Lebar: 6,24 meter
Draft: 2 meter
Propulsion: 4 shaft M-50F diesels 4800 hp
Kecepatabn Maksimum : 44 knots
Jarak Jelajah : 1.111 km (pada kecepatan 32 knots)
Kru : 17+3 perwira
Negara Pengguna Kapal: Uni Soviet, Korea Utara, China, Mesir, Kuba, Algeria, Suriah, Indonesia, Vietnam



Komar Class, Kapal yang Menenggelamkan Destroyer Israel



Bila Komar Class di Indonesia tak sempat membuktikan kesaktiannya mengkaramkan kapal perang Belanda, maka prestasi memukau berhasil dilakukan oleh Angakatan Laut Mesir. Pada tanggal 21 Oktober 1967, dua Komar Class milik Angkatan Laut Mesir di Port Said berhasil mengkaramkan destroyer Israel yang bernama INS Eilat (K40).

Dalam insiden ini, 47 awak INS Eilat ikut tewas. Karamnya kapal ini terjadi dalam babak perang Arab-Israel yang dikenal dengan sebutan “Six Day War.” Dalam operasi penyerbuan ini, dua kapal Komar milik Angkatan Laut Mesir melepaskan tiga rudal Styx ke arah INS Eilat. Karamnya INS Eilat menjadi babak baru dalam sejarah peperangan di lautan, pasalnya untuk pertama kali kapal sekelas destroyer dengan bobot 1.710 ton berhasil dihancurkan oleh kapal cepat yang hanya memiliki bobot 66,5 ton.

Bicara soal INS Eilat gan sist, sejatinya kapal drstroyer ini merupakan kapal tua bekas era Perang Dunia II. Sebelum dibeli oleh Israel, INS Eilat adalah kapal perang Inggris yang bernama HMS Zealous R39. Kapal destroyer ini memang rentan terkena serangan rudal, karena hanya dibekali 4 meriam 4.5 inchi, 4 meriam 40 mm, serta 8 peluncur torpedo. Dalam inisiden ini juga menjadi ajang pembuktian handalnya rudal buatan blok Timur, di mana Styx menjadi salah satu rudal anti kapal yang battle proven pada masanya.




Komar Class milik Mesir.

Foto: egyptianchronicles.blogspot.com




--------



Nah, demikian sedikit nostalgia dengan alutsista TNI AL di masa lalu. Setidaknya kita boleh sedikit berbangga, karena dalam perjalanan TNI AL, pernah mengoperasikan berbagai jenis kapal yang bisa dibilang canggih pada masanya. Sayangnya, kita hanya bisa menikmati sisa kejayaan TNI AL tersebut dalam bentuk foto dan tulisan saja, tanpa pernah bisa melihat wujud asli kapal yang dimaksud.

Semoga pembahasan kali ini bisa menambah wawasan baru untuk agan dan sista di bidang perkapalan. Sampai jumpa emoticon-Angkat Beer





Referensi Tulisan: 1.2.3
Ilustrasi Foto: indomiliter.com, google image
Diubah oleh si.matamalaikat 17-07-2021 03:16
anjaultras
jiresh
acengberak
acengberak dan 26 lainnya memberi reputasi
25
7.3K
60
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan KepolisianKASKUS Official
2.2KThread2.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.