Era milenial, era milenial. Sering kita mendengar kata tersebut. Zaman yang dimana katanya apa-apa serba canggih. Canggih alat-alat nya iya ane setuju. Canggih cara kerjanya iya ane juga setuju. Tapi di indo, apakah orang-orang nya udah secanggih alatnya?

Kalau canggih sih yo jelas enggak ya. Masa iya manusia nya kudu canggih kayak robot atau mesin fotocopy. Tapi minimal sebagai user yang mengoperasikan nya harus pintar dan cerdas lah. Minimal sih berbudi atau punya mental luhur.

Kalau alatnya udah memudahkan, berarti pengguna nya harus bijak. Misalnya smartphone kan ada fitur kameranya yang bisa buat ngerekam. Nah bisa tuh dari fitur tersebut kita gunakan untuk hal-hal yang memudahkan pekerjaan kita. Misalnya untuk jadi mengabadikan momen hangat di dalam keluarga supaya kelak bisa dikenang.



Tetapi dewasa ini justru kamera digunakan untuk merekam apa-apa, yang bagi si perekam pun belum tau apakah hal tersebut benar atau salah posisinya. Kayak gambar diatas tuh kasus beberapa bulan yang lalu dimana seorang emak-emak pesan barang secara COD, gak sesuai, tapi marah-marahnya malah ke kurir.

Kan disitu si anak dari emak tersebut malah merekam kejadian tersebut ya. Udah jelas dong latar belakang dan tujuannya dia merekam itu karena menganggap emaknya yang benar dan si kurirnya yang salah. Terus tujuannya mau dilaporkan dan diviralkan lah si kurir. Padahal mah si kurir gak salah ya.
Yang salah siapa, yang merekam siapa! Hadeh!



Contoh lain nih ane ambil dari berita viral beberapa hari yang lalu, dimana emak-emak seenaknya parkir di depan toko orang, dan ketika ditegur gak terima malah dia merekam sang pemilik toko yang negur tadi dengan tujuan mau dilaporkan dan diviral kan.

Haloo.. Yang salah siapa, yang merekam siapa!ente tuh ya, emak-emak instrospeksi diri dulu. Jangan selalu menganggap diri benar. Sok-sok direkam. Mau dilaporkan iya? Mau diviralkan iya? Yang ada nanti ente sendiri yang malu. Mau ngelaporin orang, eh malah diri sendiri yang terlaporkan dengan bukti direkam sendiri haha.

Orang-orang kayak gini nih ane gak paham deh apa yang dia pahami selama ini. Kalau dibilang kudet (kurang update) tapi kok bisa punya smartphone dan mengoperasikan nya. Kalau dibilang dinamis, tapi kok malah sotoy. Mana merasa diri paling benar lagi. Okelah kalau posisinya memang benar, terus direkam dengan tujuan mau jadi bukti untuk dilaporkan ane setuju.

Tapi kalau belum tau jelasnya gimana terus apa-apa direkam, dikit-dikit diviralkan, emang gak takut tuh nanti senjata makan tuan hah!?



Yak ini contoh terakhir yang cukup wadaw juga. Dimana ini berita juga beberapa minggu yang lalu. Tapi fokusnya bukan di waktu ya, tapi ke kajadian tersebut untuk kita jadikan pembelajaran. Supaya kita jadi manusia yang bijak, cerdas, dan tetap berbudi luhur di zaman modern seperti sekarang ini.

Kayak gambar diatas, menunjukkan emak-emak yang gak terima ditagih tagihan listrik nya. Terus marah-marah dan membayar uangnya dengan cara dilempar. Gak hanya itu, ia justru merekamnya seolah-olah dia yang benar dan akan menjadikan kejadian tersebut viral. GUOBL*K gak tuh!

Inti dari kejadian-kejadian diatas kita harus belajar bahwa sistem COD itu hubungannya antara penjual dan pembeli yah. Dan kurir hanya mengantar barang. Kalaupun barang yang dipesan gak sesuai, seharusnya hubungi pihak olshop dan penjualnya.



Terus satu lagi nih dari ane, kalau ada kejadian dikit-dikit direkam gak apa-apa. Tapi ketahui dulu posisi kita udah benar apa salah. Masa iya misalnya kita setir mobil, nabrak pejalan kaki di trotoar terus kita turun dan kita rekam pejalan kaki tersebut (ibarat aja) Kan salah ya?

Oke segitu dulu untuk thread ane, ini thread entertainment yang bersumber dari keresahan ane saat observasi mesia sosial aja ya. kalau kurang informatif ya tolong dimaklumi. Gak berniat untuk menyinggung atau menghina pihak manapun. Yuk bijak dalam menggunakan smartphone dan sosial media. Terimakasih udah baca. Jumpa lagi di thread ane selanjutnya ya.

Referensi: Opini pribadi & klik
Sumber gambar: Google
@abdulqadirz©2021