JustMe10Avatar border
TS
JustMe10
Menkes: Campuran Vaksin Sinovac-Moderna Lebih Kuat Hadapi Varian Corona


Jakarta - 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengklaim campuran antara vaksin COVID-19 buatan Sinovac dan Moderna dapat memberikan perlindungan tambahan terhadap varian baru Corona. Dalam hal ini, vaksin Moderna diberikan sebagai dosis ketiga vaksin.

Menkes Budi pun menyebut langkah ini telah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).

"Saya bisa kirim studinya, ini juga sudah disetujui BPOM dan ITAGI. Mencampur atau combining dua jenis itu (vaksin COVID-19) membuat lebih tahan terhadap kombinasi varian yang ada," kata Menkes Budi dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (13/7/2021).

Sebelumnya Menkes Budi menjelaskan rencananya pemberian dosis ketiga vaksin Moderna akan diberikan kepada tenaga kesehatan (nakes). Dengan efikasinya yang tinggi, ia berharap vaksin Moderna bisa memberikan perlindungan kepada para nakes dari ancaman virus Corona.

Apabila ada nakes yang belum divaksinasi, Menkes Budi mengimbau untuk segera melakukan vaksinasi dosis pertama dan kedua menggunakan vaksin Sinovac. Kemudian, dosis ketiganya akan diberikan vaksin Moderna.

Baca juga: Nakes Akan Terima Booster Vaksin Moderna, Persiapan Sampai Mana?

Beberapa alasan mengapa nakes yang mendapat prioritas dosis ketiga vaksin Moderna adalah karena jumlah vaksinnya yang terbatas. Kemudian, saat ini sudah banyak nakes yang terinfeksi virus Corona meski sudah divaksinasi secara penuh.

"Karena semua powerful people will ask for this. Yuk, kita beri ke nakes dulu, karena bisa kita lindungi lebih cepat," ucap Menkes Budi.

Menkes Budi mengatakan pemberian dosis ketiga vaksin COVID-19 kepada nakes rencananya akan dimulai pada pekan ini.

Apakah mencampur dua jenis vaksin COVID-19 sudah terjamin keamanannya?

Baru-baru ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan untuk tidak melakukan 'mix and match'' atau mengkombinasikan berbagai vaksin COVID-19 dari berbagai produsen. Pasalnya tindakan tersebut bisa menjadi 'tren berbahaya', karena hingga saat ini belum banyak data terkait dampak kesehatannya.

"Ini sedikit tren yang berbahaya di sini. Kami berada di zona yang masih belum memiliki banyak data dan bukti untuk 'mix and match' (vaksin)," kata Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan WHO, dalam briefing online yang dikutip dari Fox News, Selasa (13/7/2021).

sumur

biasanya oplosan memang lebih ngangkat emoticon-Cool
devi.jon
zeze6986
Howitzer.
Howitzer. dan 5 lainnya memberi reputasi
4
1.5K
29
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.