Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Shenyang J-15 Flying Shark - Jagoan Penempur Udara Sang Naga di Lautan
Meski dikenal sebagai negara tukang "copy paste", nyatanya China tak mempedulikan julukan tersebut. Pasalnya dengan produk copy paste tersebut, kini mereka menjelma menjadi salah satu negara dengan militer terkuat di dunia. Seperti yang sudah banyak diketahui, China memang banyak melakukan copy paste persenjataan militer dari Rusia. Mulai dari kapal perang, helikopter, sampai jet tempur, semuanya punya kemiripan desain dengan milik Rusia.

Meski terlihat sama di luar, untuk urusan perangkat elektronik, China memakai perangkat yang berbeda dengan Rusia. Meski dikenal sebagai tukang copy paste, tidak semuanya mereka tiru. Untuk urusan perangkat lunak, mereka kini sudah bisa membuatnya sendiri. Pada kesempatan kali ini ane akan membahas salah satu pesawat milik Sang Naga yang punya kemiripan desain dengan Su-33 buatan Rusia.

Pesawat yang akan ane ulas kali ini punya julukan "Flying Shark" alias "Hiu Terbang",dan oleh NATO pesawat ini diberi nama kesayangan "Flanker X-2". Pesawat ini termasuk jet tempur generasi ke-4 gan sist, artinya pesawat ini belum dilengkapi kemampuan "stealth" alias tidak mudah terdeteksi radar milik lawan. Meski belum dilengkapi kemampuan stealth, setidaknya sampai 3 tahun kedepan, J-15 akan menjadi andalan Sang Naga untuk bertempur di lautan. Pesawat yang ane ulas kali ini memang dibuat khusus untuk beroperasi pada dua kapal induk milik China gan sist, tepatnya J-15 beroperasi di kapal induk Liaoning dan Shandong. Yang unik dua kapal induk ini menganut sistem peluncuran ski jump.




J-15 Flying Shark.

Source: Wikimedia Commons/ Garudtejas7



Bagi agan penggemar jet tempur pasti tidak asing dengan bentuk jet tempur satu ini, jika kita perhatikan lebih teliti, J-15 punya kemiripan desain dengan keluarga Su-27. Maka dari itu, ketika J-15 tampil di depan publik, NATO juga menyebutnya sebagai "Flanker". Di runut dari sejarahnya, pesawat yang dibuat oleh China ini, di Rusia sendiri disebut sebagai "Su-33".

Su-33 dikembangkan dari basis Su-27, tentu saja ada beberapa kemiripan dengan pendahulunya tersebut. Awalnya pesawat ini diberi nama Su-27K, kemudian dirubah menjadi Su-33. Pihak NATO memberi nama kesayangan "Flanker D"pada pesawat ini. Su-33 terbang perdana pada bulan Mei tahun 1985, dan mulai diperkenalkan ke publik tahun 1994.

Perbedaan antara Su-27 dan Su-33 antara lain adalah adanya peralatan untuk diluncurkan dan mendarat di kapal induk, seperti cantolan pada bagian belakang pesawat serta sayap lipat, selain itu pada Su-33 dapat dipasang canard. Berupa sayap kecil di depan sayap utama, seperti milik Rafale dan Eurofighter Typhoon. Pada masanya Su-33 seangkatan dengan F-14 Tomcat dari Amerika Serikat, bisa dibilang, Tomcat adalah lawan tanding Su-33. Sayangnya, nama Su-33 memang kalah pamor dibandingkan F-14 maupun keluarga Su-27.




Su-27, jadi basis pengembangan Su-33.

Source: Ostap Ilkiv/jetphotos.com




Su-33, varian pengembangan dari Su-27. Dilengkapi canard dan sayap lipat, pesawat ini beroperasi di kapal induk Rusia.

Source: ausairpower.net




J-15 versi copy paste Su-33 yang dibuat oleh China.

Source: militermeter.com



Ada cerita unik dibalik terciptanya J-15 gan sist, awalnya China ingin membeli Su-33 versi original dari Rusia. Akan tetapi Rusia menetapkan jumlah pembelian sebanyak 50 unit pesawat, saat itu Rusia berencana akan memproduksi Su-33 dalam jumlah besar. Namun, pihak China sendiri enggan memenuhi permintaan Rusia tersebut. Pada tahun 2001, China memilih membeli satu unit prototype Su-33 dari Ukraina. Prototype pesawat Su-33 milik Ukraina tersebut dikenal dengan nama "T-10K-3".

Melalui kemampuan "reverse engineering", China lantas mempelajari prototype alias purwarupa dari jet tempur milik Ukraina tersebut. Jangan dikira kegiatan copy paste yang dilakukan oleh China selama ini berjalan mudah dan cepat gan sist, pasalnya butuh waktu 8 tahun bagi China untuk menerbangkan pesawat yang mereka buat tersebut.

Prototype J-15 milik China pertama kali terbang pada tanggal 31 Agustus 2009, kemudian pada tahun 2013, J-15 resmi bertugas di kapal induk Liaoning. Selain Liaoning, saat ini J-15 juga sudah memperkuat kapal induk kedua China, yang bernama Shandong. Pesawat ini dibuat oleh Shenyang Aircraft Corporation yang bekerja sama dengan Institut 601.




J-15 sedang berada di kapal induk China.

Source: airrecognition.com



J-15 dibekali internal fuel tanks dengan kapasitas 11-12 ton bahan bakar, dengan bagan bakar tersebut, pesawat ini bisa terbang selama 210 menit dengan radius tempur (combat radius) mencapai 3.000 km. Memiliki kapasitas bahan bakar internal dalam jumlah besar tentu punya sisi plus dan minus. Plus-nya adalah bahwa endurance dan jarak jelajah pesawat jadi lebih unggul, namun minusnya adalah bobot pesawat menjadi begitu berat dengan kapasitas bahan bakar jika terisi penuh.

Untuk meningkatkan jarak jelajahnya, J-15 juga bisa melakukan air refueling alias pengisian bahan bakar di udara. Namun, teknik air refueling yang digunakan J-15 adalah metode "buddy to buddy". Artinya, pengisian bahan bakar dilakukan dengan sesama jet tempur J-15. Dalam prakteknya di lapangan, satu unit J-15 akan berperan sebagai pesawat tanker, yang akan mengisikan bahan bakar pada pesawat J-15 yang lainnya. Metode "buddy to buddy" ini mengingatkan ane kepada Rafale, di mana jet tempur buatan Prancis tersebut juga bisa melakukan hal tersebut.




Proses pengisian bahan bakar di udara antar sesama J-15.

Tangkapan layar Military Aviation Videos/Youtube.



Pesawat yang mengadopsi twin engine alias mesin ganda ini dilengkapi dengan 12 hardpoint, membuatnya bisa dicanteli berbagai rudal, roket dan bom. Untuk persenjataan yang dibawanya, tidak jauh berbeda dengan senjata yang dibawa oleh keluarga Su-27. Berikut ini sekilas spesifikasinya:


Spesifikasi Shenyang J-15


Negara Asal: China
Produsen: Shenyang Aircraft Corporation
Panjang: 21.9 m
Rentang Sayap: 14.7 m
Tinggi: 5.92 m
Bobot Kosong: 17.500 kg
Bobot Maksimum Takeoff: 33.000 kg
Kru: 1/2 personel
Mesin: 2 × Shenyang WS-10 afterburning turbofans
Kecepatan Maksimum: 2.940 km/jam (Mach 2,38)
Ketinggian Maksimum: 20.000 m
Persenjataan: 1 × 30 mm GSh-30-1 cannon, 8 × PL-12 or R-77, 4 × PL-9 or R-73 air-to-air missiile, YJ-62/Kh-41 anti-ship missiles, YJ-91 supersonic anti-ship missile


Spoiler for Tambahan Video:



Meski kemampuan pesawat milik China ini belum setara dengan pesawat tempur yang dioperasikan oleh Amerika, namun tentu tidak mudah bagi Amerika dan sekutunya untuk melawan China di lautan. Jika sewaktu-waktu pecah konflik dengan Taiwan atau Amerika, maka J-15 akan menjadi tulang punggung utama bagi Angkatan Laut China untuk memulai serangan.

Demikian sedikit ulasan mengenai alutsista udara milik Sang Naga, semoga pembahasan kali ini bisa menambah wawasan baru untuk agan dan sista. Sampai jumpa emoticon-Angkat Beer












Referensi Tulisan: 1.2.3.4.5
Ilustrasi Gambar: google image dan berbagai sumber
Diubah oleh si.matamalaikat 10-07-2021 15:40
jiresh
topantita
davecchio
davecchio dan 31 lainnya memberi reputasi
30
7.5K
75
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan KepolisianKASKUS Official
2.2KThread2.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.