Sambelterasi052Avatar border
TS
Sambelterasi052
[True Story] Ibuku Pecandu Arisan dan Inilah Awal Kehancuran Usaha dan Keluargaku
Foto ilustrasi | solopos.com


Ibuku adalah seorang pecandu arisan berupa uang dan emas, ya itulah hobi ibuku yang membuat kehidupan keluarga kami hancur, usaha keluarga bangkrut, beberapa aset dan juga kebu harus terjual karena ketamakan ibuku bermain arisan tanpa meminta persetujuan dari ayahku atau suaminya. Dan tidak disitu saja, orang tuaku pun kini bercerai karena prilaku ibuku yang suka hidup mewah dengan mengikuti kebiasaan ibu-ibu orang kaya dan kami anak-anaknya yang menjadi korban "Broken home".

Saya seorang gadis, yang inisial nama saya "YS" asal Ogan Ilir, Sumatra Selatan, kami ada 3 bersaudara dan saya anak pertama dan dua lagi adik perempuan saya. Kami warga pindahan dari Medan sebelumnya, ayah saya dulunya hanya seorang kuli harian apa saja seperti bangunan, ikut kesawah dan kekebun dan pekerjaan mocok-mocok lainnya. Dan ibu saya hanya seorang ibu rumah tangga, terkadang sih ibu mau bekerja menyetrika baju di rumah orang jika tetangga ada yang membutuhkan jasa.

Saat saya duduk dibangku kelas 1 SMP semester dua, ayah saya mendapat tawaran untuk menjaga kebun sawit milik orang di Ogan Ilir, provinsi Sumatera Selatan (maaf tidak menjelaskan wilayah dengan tepat alasannya privasi), kebun tersebut luasnya sekitar 13 hektar. Jadi yang menjaga kebun tersebut ada 2 keluarga salah satunya adalah kami. Jarak kebun kekota sekitar 5 jam jika tidak hujan, karena akses jalannya adalah tanah merah (tanah liat) dan sebagainya jalan masih gambut yang dipadatkan. Saya sekolah pun harus ngekos karena cukup jauh untuk pulang pergi. Dan kedua adik saya tidak melanjutkan pendidikan karena jarak sekolah yang jauh.

Selama keluargaku menjaga kebun sawit, ayahku sangat rajin bercocok tanam dengan tanaman umur singkat seperti, ubi kayu, sayur-sayuran, kacang-kacangan, jagung, padi (untuk padi ayah menanamnya di gambut ditengah-tengah gawangan pohon sawit yang berair dan ayah juga hobi beternak seperti kambing, ayam dan bebek. Kebetulan pemilik kebun sawit tidak melarang penjaganya bercocok tanam dan beternak asalkan tidak menganggu tanaman sawit.

Foto ilustrasi | fimela.com


Disini ibuku masih sangat baik menemani ayah dan ibu juga sangat nurut dengan suaminya ya itu ayahku. Setelah 6 tahun berlalu ayah memiliki simpanan uang lumayan dari hasil bercocok tanam dan beternak sekitar 67 jutaan, pada tahun 2013 ayah memutuskan membeli sebuah rawa di daerah Ogan Ilir yang letaknya tidak jauh dari jalan. Harga rawa tersebut sekitar 35 juta perhektar, namun tawar menawar berlanjut, pemilik rawa pun bersedia menjual 2 hektar seharga 65 juta dari 5 hektar, saat itu bukti kepemilikan masih surat spradit belum sertifikat.

Setelah ayah membeli rawa tersebut, ibu tampak seperti tidak setuju tapi disini ibu masih nurut dengan ayah, tapi setiap ada kekurangan finansial dan ekonomi ibu selalu menyalahkan ayah dan ujung-ujungnya bertengkar adu mulut. Ibu sempat mengancam akan menceraikan ayah, dan itu saya tau dari adik perempuan saya nomor 2. Kebetulan saya disitu masih duduk di bangku kelas 3 SMA sekita 4 bulan lagi akan Ujian Nasional (UN).

Foto ilustrasi | moslemlifestyle.com


Saat saya pulang, aku sempat shock dan depresi ketika adik saya bercerita tentang omongan ibu tersebut. Dan itu sangat benar, saat saya berada di rumah ibu tampak acuh dengan ayah. Kemudian saya bertanya kepada ibu "ada apa buk, tumben ibu agak murung", lalu ibu bercerita apa yang ada dalam isi hatinya. Dari semua cerita ibu tidak ada yang mendukung ayah, semuanya hanya menyalahkan ayah, menyudutkan ayah dan ibu sesekali berkata "aku menyesal menikah dengan ayah mu". Saat ibu berkata demikian, saya pun meneteskan air mata dan berkata didalam hati "sebenci itukah ibu pada ayah?"

Selang dua hari berikutnya, setelah ayah selesai melakukan pekerjaannya yaitu mempruning pelepah sawit, saya kemudian bertanya kepada ayah, "kenapa ibu terlihat murung yah! Sepertinya banyak pikiran gitu, ada apa si yah? Ayah pun menjawab sembari memberi makan kambing.

Ayah sepertinya salah mengambil keputusan membeli rawa tersebut, itu yang membuat ibumu sangat marah dengan ayah. Ibumu selalu berkata "ngapain beli rawa tersebut, gak ada hasilnya dari situ ditanam juga tidak bisa, capek-capek ngumpulin uang tapi dibuat beli yang tak berguna dan bla..bla..bla..".

Ayah pun menjawab, "buat apa uang disimpan-simpan toh uang tersebut tidak bisa di investasikan?", kemudian ibumu semakin marah mendengar ucapan ayah dan ibumu mengatakan " lebih baik kita cerai kalau hidup begini saja'.' Mendengar itu ayah kaget sekali dan sempat terdiam sejenak dan bertanya dalam hati, kenapa istriku jadi begini.

Setelah dua tahun berjalan, kemudian ayahku di datangi oleh seorang pengusaha yang ingin membeli lahannya untuk mendirikan pabrik plywood, ayah sempat menolak menjualnya kemudian beberapa hari berlalu ayah pun setuju menjualnya mengingat keluhan ibu. Rawa kami dijual dengan harga cukup tinggi sekitar 85 jutaan perhektarnya saat mendengar harga tersebut ibu saya sangat semangat dan tergesa-gesa ingin segera menjualnya. Hasil penjualan rawa tersebut, ayah langsung membeli tapak rumah dan mendirikan rumah di salah satu desa di kabupaten Ogan Ilir.

Setelah selesai dibangun, ayah memutuskan berhenti menjaga kebun dan membuka grosir sayur-sayuran dan bumbu dapur lainnya. Karena pengalaman ayah berdagang bahan masakan seperti sayuran, bahan dan bumbu masakan lainnya. Kami pun mencapai kesuksesan dimana ayah menjadi suplayer sayuran ke beberapa pedagang pasar. Maaf bukan mau pamer saya hanya bercerita, hasil dari usaha ayah tersebut berhasil membeli mobil pribadi Ava*za, rumah kami yang sebelumnya setengah beton menjadi pul beton, ayah juga berhasil membeli kebun kosong seluas 4 hektar dan kemudian ditanami sawit dan juga membeli 2 hektar kebun karet, dan membuat rumah bedeng 10 pintu.

Foto ilustrasi | mojok.co


Namun, dibalik kesuksesan kami. Ibuku berubah jadi orang angkuh dan sombong, teman-temannya hanya ibu-ibu orang kaya saja. Karena ketergiuran ibu terhadap arisan temannya dengan iming-iming, jika menarik nanti bisa ratusan juta dengan sistem bayaran bertangga yang artinya semakin urutan menarik terakhir semakin kecil bayarannya ibu pun tergiur dan ikut arisan tersebut tanpa sepengetahuan ayah.

Setelah berjalan beberapa putaran, ayahpun mengetahui jika ibu ikut arisan uang dan ayah menasehati ibu agar tidak main arisan lagi cukuplah sekali ini tetapi ibu saya sangat marah karena di peringati, alasan ibu hanya "kan uangnya tidak hilang, sama saja dengan nabung" apa bedanya nabung dengan arisan, kata ibu.

Ayah pun menjawab, nabung dan arisan jelas beda. Jika nabung bisa ditarik kapan saja, terserah kita mau nabung atau tidak jika ada uang lebih ya ditabung gak ada ya tidak usah ditabung simpel, sedangkan arisan uang tidak bisa ditarik kapan saja karena ada urutannya, harus bayar tiap putarannya tidak bisa tidak. Seandainya kita tidak memiliki uang mau pakai apa bayarnya?

Mendengar jawaban itu, ibu semakin marah-marah tak jelas kemudian ibu tidak mau mengubris ayah lagi dan selalu mengambil keputusan sendiri. Ibu pun semakin menggila ikut arisan ini itu, tanpa memikirkan bayaran tiap putarannya. Naas, ketika usaha ayah sedang sepi, sawit juga trek dan harga anjlok yang membuat finansial keluarga kami kesulitan.

Tidak mau malu, ibu diam-diam menjual perhiasannya hanya untuk menutupi bayaran tiap putarannya dan begitu seterusnya hingga mengagunkan surat kebun untuk meminjam ke rentenir. Karena jika dari bank atau koperasi pastinya ada persetujuan dari suami.

Pengakuan ibu, ia mengikuti 6 arisan diantaranya, 4 arisan uang dan 2 arisan emas yang harus mengeluarkan uang setiap putaran sekitar 16 jutaan rupiah. Mendengar itu saya sendiri terkejut, sedangkan pendapatan usaha perharinya sekitar 250-400 ribuan jika sedang laris (belum lagi gaji 2 karyawan). Kalau hasil kebun perdua Minggu sekali sekitar 2-4 jutaan belum gaji pemanen, saya tau taksasi penjualan karena ayah selalu mengajari dan ayah juga rajin menulis taksasi harian di buku.

Karena kecanduan ibuku terhadap arisan, ia pun mengorbankan aset-aset hanya untuk menutupi iuran perputarannya. Tak lama kemudian, ibu pun semakin kesulitan membayar kewajiban arisannya dan juga membayar agunan tiap bulan keoada rentenir, tidak mau ambil pusing ayah pun merelakan kebun sawitnya dijual kepada rentenir tersebut. Harganya memang mengikuti pasaran tetapi secara tidak langsung dengan menjual kebun sama saja mematikan mata pencaharian keluarga. Sangat sulit untuk mencari kebun lagi di daerah kami jikapun ada tentunya harus dari nol lagi itupun harganya sudahbselangit.

Tepat pada tahun 2019 kami bangkrut karena kurang modal yang artinya agen tidak mempercayai kami lagi, usaha pun bangkrut dan kami kembali menjual sayur secara eceran, kebun sawit, 1 mobil pribadi dan 1 pickup pun terjual untuk modal usaha dan biaya kebutuhan hidup.

Meskipun ibu memiliki uang dari arisannya tapi semua aset sudah lenyap karena menutupi putaran arisan ibu setiap bulan. Jika, dihitung hasil arisan dengan aset yang terjual ternyata tidak sebanding, yang artinya rugi total. Kenapa demikian? Karena putaran modal ayah sudah berkurang drastis akibat bayar arisan.

Ditahun yang sama, ibu menceraikan ayah dan mengambil haknya sebagian. Ayah pun menyetujui perceraian tersebut. Kami bertiga juga memutuskan ikut dengan ayah dan menolak ikut dengan ibu. Pada tahun 2020 ibu menikah lagi dengan seorang duda, dan tinggal di daerah Jawa Timur.

Dan ayah saat ini sedang merintis kembali usahanya dan merubah kebun karet menjadi sawit, dan untuk rumah bedeng sudah dijual ibu karena itu menjadi haknya.

Cerita saya ini, tidak untuk menjelekkan ibu saya tetapi berbagi cerita untuk pembaca, agar belajar dari pengalaman kelam keluargaku. Saya tidak mengatakan arisan itu buruk atau menyesatkan, tetapi saya mengajak pembaca untuk berpikir panjang sebelum ikut arisan.




Penulis: Sambelterasi052
Tulisan: Ditulis dari buku diary YS
Disclaimer: Sudah ada persetujuan dari YS
Hak cipta: Sambelterasi052 dan YS
Catatan: Tidak di ijinkan di copy paste dengan link sumber dan Plagiarisme
Diubah oleh Sambelterasi052 13-07-2021 14:10
CDBatman
Cunbibab
Fey1985
Fey1985 dan 60 lainnya memberi reputasi
61
10.7K
114
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.