Selasa, 9 Mei 2017, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok mendapat vonis penjara 2 tahun atas kasus penistaan agama. Setelah mendapat vonis tersebut Ahok menyampaikan kalimat penutup yang sampai sekarang ramai menjadi perbincangan;



Dan selayaknya sumpah suci, kata-kata Ahok menjelma menjadi kutukan yang menyerang orang-orang yang dulu menuntut kejatuhannya.

Tahun 2017 atau lebih tepatnya pilkada dki jakarta tahun 2017 memang disebut-sebut sebagai pilkada paling brutal dalam sejarah Indonesia. Dimulai dari Ahok yang diduga melakukan penistaan agama demo berjilid-jilid berlangsung dan nyanyian bunuh Ahok bergema di penjuru jakarta. Seolah itu tidak cukup banyak sekali masjid yang memasang spanduk yang isinya menolak menyolatkan mayat pendukung penista agama dan meskipun Ahok sudah meminta maaf, permintaan maafnya tidak digubris. Demo tetap berjalan dan hasil akhirnya Ahok kalah dalam pemilihan dan mendapat vonis penjara. Dan seperti kata Ahok, Gusti ora sare, Tuhan tidak tidur. Kita melihat satu persatu orang yang dulu menuntut Ahok dihukum kini terlibat dalam masalah dan mendekam di penjara.



Buni Yani yang mengunggah video penistaan agama Ahok dipenjara dalam kasus UU ITE. Ahmad Dhani dipenjara karna kasus Vlog idiot. Ratna Sarumpaet, Eggy Sudjana, 212 Mart dan tak ketinggalan Habib kesayangan kita Rizieq Shihab. Aneh tapi nyata, mereka yang dulu menjadi pelopor utama dalam kasus Ahok kini mendapat hukumannya masing-masing. Kebetulan?

Seperti isi kutukan Ahok, satu persatu dipermalukan, aibnya dibongkar dan akhirnya mengalami nasib yang sama dengan Ahok, mendekam di penjara. Sebenarnya jika dilihat melalui sudut pandang konspirasi apa yang dikatakan Ahok sama sekali bukan kutukan melainkan sekedar hukum alam.

Menurut hukum ketiga Newton, jika ada aksi maka pasti ada reaksi. Apapun yang kita perbuat pasti akan mendapat balasannya tak peduli itu baik maupun buruk. Nah, jika Ahok memang menistakan agama dan orang-orang ini membela agama mengapa mereka malah dibalas dengan hal yang buruk?

Lihat saja HRS. Setelah terlibat kasus chat mesum dengan Firda dia kabur ke arab saudi dan tak berani pulang untuk menghadapi tuntutan kasusnya. Saat dia akhirnya pulang dia langsung disambut dengan banyak masalah yang membuatnya tak bisa lagi menghindari meja hijau. Padahal dia adalah pemuka agama, pemimpin FPI namun apa yang dia dapat? Jeruji besi.



Ada banyak aksi FPI yang patut dipertanyakan dan itu membuat saya bertanya-tanya apakah mereka benar-benar membela agama atau sekedar ingin menjatuhkan Ahok? Ahok dikenal sebagai sosok yang bersih dan tidak pernah memakai jaket oranye khas koruptor. Dia orang yang tegas dan tidak mentolerir korupsi. Tentunya bagi para koruptor dan lawan politiknya Ahok adalah sebuah ancaman yang perlu disingkirkan.

Dan dalam kampanyenya di kepulauan seribu video pidatonya diedit dan akhirnya menjadi viral. Ribuan pasukan nggak jelas memenuhi lapangan monas dan ayat mayat digunakan sebagai ancaman para pemilih muslim. Semua dilakukan untuk menegah Ahok kembali berkuasa.

Dan siapa yang ingin menjegal Ahok? Mereka adalah orang-orang yang terancam akan kejujurannya atau sederhananya para koruptor. Jadi sebenarnya bukan kutukan Ahok yang membuat mereka dipenjara namun kejahatan yang mereka lakukan sendiri. Andai dulu Ahok tidak mengatakan hal tersebut pun mereka pasti akan tetap membayar atas kejahatannya karna apa yang Kau tanam itulah yang Kau petik.

Namun, semua ini hanyalah spekulasi. Kebenarannya biarlah pengadilan akhirat yang memutuskan. Meski demikian menarik untuk melihat siapa lagi orang yang akan menjadi korban kutukan Ahok. Apakah benar semua akan dipermalukan? Apakah Ahok akan mencabut kutukannya? Mari duduk dan lihat sendiri betapa lucunya negeri kita ini.