Quote:
Tangerang Selatan - 'Susu beruang' Bear Brand laris manis di tengah lonjakan kasus COVID-19. Keberadaannya pun kini sulit ditemui di supermarket akibat masyarakat ramai memborongnya seperti yang viral di media sosial belum lama ini.
Berdasarkan penelusuran detikcom di HERO Bintaro, Tangerang Selatan, Rabu (7/7/2031), tidak ada 'susu beruang' dalam deretan rak susu lainnya. Salah satu staf yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa stok 'susu beruang' sudah habis sejak satu minggu belakangan ini.
"(Susu beruang) habis sudah seminggu ini nggak ada. Banyak customer yang nyari katanya saya sudah ke sini, ke sini katanya nggak ada, memang lagi susah," katanya kepada detikcom.
Padahal stok yang dimiliki terbilang banyak yakni hingga 20 karton (600 kaleng) sebelum stok habis. Dia juga heran mengapa 'susu beruang' banyak diperebutkan sampai stoknya habis.
"Kalau kondisi normal (stok) 20 karton, satu karton 30 kaleng. Sebelum ada Corona juga banyak pasar dari Bear Brand, tapi nggak pernah sampai habis stok kayak gini, ini baru pertama kali kayak gini," tuturnya.
Bergeser ke Hari Hari Bintaro, 'susu beruang' juga tidak ditemui keberadaannya. Bahkan di sini sudah lama kosong sekitar tiga minggu yang lalu.
"Kosong sudah tiga minggu. Bukannya kita nggak mau stok, tapi memang dari sananya susah," tuturnya.
Meski begitu, dengan lonjakan permintaan tersebut tidak membuat harga susu beruang di supermarket ini naik. Jika stok ada, mereka tetap menjualnya dengan harga Rp 8.700/kaleng.
Masih di daerah Bintaro, di Transmart masih ada 'susu beruang' varian yang Gold Malt ukuran 140 ml. Susu tersebut dijual dengan harga Rp 9.300/kaleng.
Salah satu pegawai bernama Dodi mengatakan permintaan 'susu beruang' melonjak drastis semenjak ada isu bisa sebagai obat COVID-19. Varian yang original disebut paling banyak dicari dan susah ditemui.
"Tinggal yang cokelat itu, yang putih memang sudah soalnya memang banyak dicari," imbuhnya.
sumur
Jadi the next hand sanitizer / masker.