Assalamualaikum wr.wb

Apa kabar Agan Sista semuanya di seluruh Jagad Raya Kaskus? Semoga tetap sabar dan Istiqomah, badan sehat, semangat dalam menjalani kehidupan di tengah pandemi virus Corona yang belum berakhir ini.

Jumpa kembali di Thread Ane dalam event Perencanaan Keuangan. Yang kali ini Ane ingin berbagi pengalaman dalam merencanakan keuangan untuk keluarga tercinta.
Merencanakan keuangan menurut Ane penting banget, karena itu bisa berdampak untuk kehidupan kita baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.

Walaupun kadang ada yang bilang biarkan hidup mengalir seperti air. Tapi menurut Ane, sesuatu yang direncanakan itu lebih baik hasilnya, walaupun kita tahu manusia bisa merencanakan tapi tetaplah Allah yang Maha menentukan. Setidaknya kita telah berusaha dan berdoa.

Alhamdulillah keuangan kami ada dari berbagai sumber karena kemurahan Allah tentunya, yang utama adalah tetap gaji suami sebagai guru negeri yang diperbantukan di salah satu sekolah swasta. Setiap bulan suami memberikan nafkah lahirnya untuk Ane, semua terserah Ane, mau habis sehari, dua hari, semua resiko tanggung sendiri hehehe.
Suami memberikan gaji setelah di potong ke dompet listrik, dompet air, dan uang sekolah anak-anak tentunya. Jadi Ane bertugas untuk memenuhi kebutuhan makanan orang serumah. Juga untuk hal-hal yang di luar perkiraan seperti kondangan, menengok orang sakit, juga menengok bayi, kadang juga masih dibantu oleh suami, mungkin juga suami takut istrinya kurus gara-gara mikirin harga sembako yang terus meroket hehehehe. Dari uang pemberian suami Ane harus bisa menyisihkan untuk masa depan tentunya. Masa depan yang Ane inginkan, adalah masa depan yang bebas dari hutang. Lho kok bisa?

Bisa saja, karena Ane bukan pengusaha makanya Ane tidak ingin berhutang, bukanya tidak pernah berhutang, pernah dulu suami menyekolahkan SK-nya di Bank, untuk renovasi rumah karena ingin membahagiakan orang tua juga, biar lega rumah warisan pemberiannya berhasil kami renovasi.Tapi kami lakukan itu pada saat anak-anak masih kecil-kecil, jadi kami belum memerlukan biaya banyak untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan hutang itu pun hanya berapa persen dari gaji suami, intinya kami berhutang tapi untuk kehidupan sebulan kami tidak kekurangan. Alhamdulillah hutang itupun lunas dan kami tidak berencana hutang kembali. Intinya kami ingin hidup tenang tanpa hutang tapi tetap bisa berinfaq setiap bulannya.



Bagaimana dengan gaya hidup? Alhamdulillah kami hidup di Desa yang penuh dengan kesederhanaan, ketika ada teman menawarkan barang dagangannya, baik itu pakaian, alat rumah tangga, dengan cara kredit ane tidak pernah tertarik, bukanya tidak mau beli, sesekali ane membelinya, tapi dengan membayarnya langsung. Bukan karena banyak uang, tapi karena tidak ingin berhutang, kerena bikin pusing menurut Ane. Jadi kalau Ane menginginkan sesuatu ya nabung dulu, Ada uang baru belanja. Intinya kudu bisa ngerem keinginan yang meledak-ledak di hati.



Ada seorang teman yang bilang, aku kalau nggak kredit ya nggak bisa beli wong kebutuhanku banyak. Kembali ucapan adalah doa, memangnya Ane gak punya kebutuhan?

Berikut Tips Ane dalam merencanakan keuangan yang bebas dari berhutang.

1. Selalu bersyukur atas rizki yang Ane terima baik di waktu lapang maupun di waktu sempit.

2. Mengambil 20% dana tabungan, untuk keperluan jangka pendek maupun jangka panjang pada tabungan yang berbeda.

Misal : Gaji dari suami setelah dipotong uang listrik, uang air, uang sekolah.

Rp 2. 500.000 - 500.000 = Rp 2.000.000
Bagaimana uang dua juta bisa untuk hidup sebulan dengan 5 kepala? Ada kondangan, ada arisan, ada menengok orang sakit, menengok teman lahiran. Kekurangan dari itu Ane ambilkan dari penghasilan Ane, ya dari nulis, dari ngajar TPQ dan Paud ya memang sih tidak seberapa tapi Alhamdulillah disyukuri karena sangat membantu.

3. Hindari besar pasak daripada tiang.

Ini yang penting banget buat kita, jangan sampai besar pengeluaran dari pada pendapatan, karena rumah tangga pasti akan kacau balau.

4. Hidup sesuai dengan isi kantong.

Kebetulan Ane orang yang nggak suka dandan jadi kebutuhan untuk beli skincare juga sedikit. Yang penting ada sabun cuci muka. Bedak dan lipstik juga kadang sampai kedaluwarsa karena malas memakainya. Tapi penampilan diusahakan tidak kumal. Bukan juga yang serba gonta-ganti fashion, jadi aman. Anak-anak juga beli sesuatu sesuai isi kantong.

5. Menyisihkan untuk berinfak.

Menurut Ane ini penting banget, berinfak mengingatkan kita untuk mengingat akhirat. Juga untuk menyisakan dana untuk beribadah ke tanah suci. Dari mana uangnya? Ane kumpulkan dari sisa uang belanja, dan hasil kebun, bagaimana bisa sisa? Uang segitu, sebagai ibu rumah tangga juga harus cerdas dalam mengelola keuangan, untuk jajan anak-anak sering Ane buatkan sendiri, memasak sendiri, beli di luar kalau keadaan mendesak saja.

burger buatan Ane, untuk anak-anak tercinta.

Itulah beberapa tips dari Ane, intinya ya jangan dikit-dikit lapar mata pengen belanja, padahal uang cepak, mendahulukan kepentingan yang urgen dari pada kepentingan sesaat, atau kepentingan yang nggak penting. Semoga bisa bermanfaat. Mari merencanakan keuangan untuk masa depan, hidup tenang tanpa hutang.

Opini pribadi
Sumber gambar dok.pri