Pernah berada di posisi ini? Dicampakkan ketika dianggap sudah tidak selevel lagi?



Seorang remaja bernama Rio telah mengalaminya, dan dia menjadikan rasa sakit itu sebagai energi, pelecut untuk membalas dendam. Bagaimana kisah suksesnya dalam membalas dendam?

Diputusin pacar memang sakitnya nggak ketulungan, apalagi diputusin pas lagi sayang-sayangnya. Ada berbagai sikap yang diambil seseorang kala menghadapi hal itu. Antara lain:

1. Sedih dan nangis
Tidak jarang respon yang dilakukan seseorang saat diputusin pacarnya adalah bersedih dan menangis. Kadang kala seharian, atau bahkan bisa berhari-hari hingga mata bengkak nggak ketulungan.

2. Kecewa berat
Saat rasa kecewa melanda, seseorang bisa hanya berdiam diri saja, atau bisa juga melarikan rasa kecewa itu dalam berbagai hal/ kegiatan. Misalnya saja main basket, mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, meninju-ninju samsak, atau bisa lari ke arah negatif misalnya merokok berlebihan, meminum minuman keras, bahkan jatuh dalam penyelahgunaan narkoba.

3. Marah 
Seseorang dalam mengekspresikan kemarahannya bisa dalam berbagai bentuk. Melakukan tindak kekerasan kepada siapapun yang dijumpainya, atau bisa juga langsung melakukan kekerasan baik verbal maupun fisik kepada pasangan yang sudah memutuskan cinta secara sepihak itu.

4. Dendam
Boleh jadi kemarahan itu tidak diwujudkan begitu saja, tetapi dipendam menjadi dendam. Suatu saat dia akan membalas perlakuan yang menyakitkan itu, biasanya dengan perlakuan yang lebih menyakitkan. Bahkan seseorang yang mendendam berharap bahwa orang itu akan mengingat selamanya pembalasan dendamnya.
Wih ngeri banget ya, Agan Sista. Bagaimana jika semisal seorang penulis yang mengekspresikan rasa sakit hatinya diputusin pacar itu ke dalam bentuk tulisan fiksi. Dia menulis kisah sedih yang dialaminya bersama sang pacar yang tega menghianati dan meninggalkan dia pas lagi sayang-sayangnya ke dalam sebuah novel dengan ketebalan tak kurang dari 30.000 kata. Karena novel yang dibuatnya adalah fiksi, dia membelokkan cerita nyata dengan imajinasinya sendiri. Dia menuliskan di dalam novelnya itu bahwa sang mantan pacar itu adalah penjahat kelamin. Wih, ngeri ya Gansis. Apalagi nama-nama yang tertulis di sana masih mirip-mirip dengan nama tokoh-tokoh aslinya di dunia nyata. Bisa-bisa jika ada orang yang mengerti tentang kisah cintanya menganggap bahwa yang ada di dalam novel itu sebagai cerita asli. Padahal sebagian hanya fiksi. 



Pertanyaannya, apakah balas dendam semacam itu bisa membuat hatimu bahagia, atau plong? Bisakah balas dendam seperti itu membuatmu melupakan masa lalu dan move on? Ataukah justru kamu akan terjerembab ke dalam luka yang lebih dalam dan lebih menyakitkan?

Bagaimana sih balas dendam yang lebih menyakitkan saat diputusin sepihak pas lagi sayang-sayangnya? Ada baiknya kita meneladani kisah Ryo ini.

"Orang tuaku gak setuju dengan hubungan kita, karena kamu hanya tamatan SMA."

Kata-kata pemutus hubungan ini bikin nyesek ya Gansis? Karena pacar Ryo sudah lulus sarjana maka Ryo dianggap tidak selevel lagi dengannya. Ryo itidak termehek-mehek pun membalas dendam dengan menyakiti secara fisik maupun kata-kata kepada mantan pacarnya. Pemuda ini justru memutar otak untuk menunjukkan bahwa dirinya pun bisa sukses meskipun hanya mengenyam pendidikan SMA.

Berawal dari berdagang cemilan secara on line, Ryo kemudian bisa membangun sebuah kafe yang bernama @fourstorie.co yang berlokasi di jalan Kaptem Muchtar Basri Medan.

Ryo ingin membuang stigma bahwa orang lulusan SMA tidak bisa sukses. Dia akan membuktikannya.



Balas dendam yang terbaik adalah kita hidup bahagia, di mana mantan di sana akan menyesal sudah mutusin. He he he.

Bagaimana balas dendam terbaik versi Agan dan Sista?


Sumber:
Opini pribadi
Sumber
Sumber