Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

goldjempolAvatar border
TS
goldjempol
Menganggur Dua Tahun, Anies Baswedan Bisa Curi Start di Pilpres 2024
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Komisi II DPR bersama pemerintah dan penyelenggara Pemilu telah menyepakati jadwal pemungutan suara Pemilihan Umum 2024 (Pemilu Presiden dan Legislatif) akan jatuh di bulan Februari. Sehingga pendaftaran Pilpres diprediksi akan dilakukan sekitar Juni atau Juli 2023.

Salah satu figur yang punya kans kuat tarung di Pilpres adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Trend elektabilitasnya cukup positif. Selalu bercokol di tiga besar top survei.

Bicara soal Anies, jabatan publik yang diembannya saat ini dinilai cukup strategis untuk meraih simpati publik sebagai modal utama merebut tongkat estafet yang bakal ditinggalkan Presiden Jokowi.

Namun, masa jabatannya selaku Gubernur DKI akan berakhir pada September 2022. Praktis Anies akan menganggur dan kehilangan panggung. Apakah Anies merugi?

Sosiolog Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Dr Sawedi Muhammad mengamati, meski jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI akan berakhir September 2022, sementara Pilpres akan berlangsung di awal tahun 2024, Anies tidak akan kehilangan panggung.

Justru tanpa ikatan jabatan selaku gubernur, Anies akan leluasa bergerak di berbagai pelosok tanah air melakukan talk show, diskusi publik, kuliah umum dan berbagi pengalaman dan inspirasi selama menjabat sebagai gubernur.

“Anies sekali lagi akan semakin leluasa meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya melalui panggung-panggung politik yang disiapkan oleh simpatisan dan pendukungnya yang tersebar di seluruh provinsi,” jelas Sawedi Muhammad kepada fajar.co.id, Sabtu (19/6/2021.

Sementara capres lainnya berjibaku dengan jabatan dengan rutinitas masing-masing, Anies akan bebas melakukan safari politik, melakukan dialog terbuka serta membumikan visi ke-Indonesiaan dan misi kerakyatan yang akan diusungnya.

Dikatakan, terdapat beberapa keunggulan Anies diperhadapkan dengan beberapa calon kuat presiden seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno.

Pertama, Anies sampai saat ini adalah satu-satunya bakal calon presiden yang merepresentasi segmen terbesar pemilih yang bersentuhan dengan isu keagamaan (nationalist-religious), sementara bakal calon presiden lainnya mewakili pemilih nasionalis-sekuler.

Semua bakal capres terkuat dari rilis berbagai lembaga survei nasional menempatkan Anies sebagai satu-satunya bakal calon yang dapat diidentikkan dengan nasionalis-religius. Artinya, peluang Anies akan sangat besar diusung sebagai capres.

Kedua, Sawedi melanjutkan, Anies satu-satunya bakal capres yang bukan kader partai. Tidak seperti Ganjar yang sudah kena semprot dari Puan Maharani karena dianggap terlalu berambisi jadi capres.

“Sedang Anies secara leluasa bergerak tanpa harus mendapat restu dari petinggi partai,” tandasnya.

Ketiga, Anies memiliki potensi panggung yang lebih luas karena di samping predikatnya sebagai akademisi, Anies juga seorang birokrat, orator ulung dan pembicara yang hebat.

Anies dengan mudah memberi kuliah umum di universitas-universitas mengenai isu sosial politik kontemporer, berdialog dengan lapisan masyarakat tentang pemerintahan serta memberi inspirasi di depan anak-anak milenial mengenai tantangan masa depan.

“Sebagai pembicara hebat di forum-forum internasional, Anies berhasil menjadi idola pemilih millenial yang merupakan segmen terbesar wajib pilih di pilpres 2024,” terangnya.

Dengan berbagai pertimbangan tersebut, sekali lagi Sawedi memastikan bahwa Anies tidak akan kehilangan panggung saat tidak lagi menjabat sebagai gubernur. Justru berbagai panggung politik, sosial, pendidikan dan kebudayaan yang akan mendekat ke Anies Baswedan.

“Dalam berbagai perspektif, Anies seakan menjadi figur yang disiapkan oleh sejarah sebagai seorang pemimpin yang akan mempertemukan (melting pot) ideologi nationalis-sekuler dan nasionalis-religius yang akan menjadikan bangsa ini sebagai bangsa besar yang disegani dunia,” pungkas Sawedi.

Tapi ada satu prasyarat dari impian besar ini yakni calon pasangan Anies berasal dari representasi nasionalis-sekuler.

Sebelumnya, Ketua Umum Jaringan Nasional Mileanies, Muhammad Ramli Rahim memastikan panggung politik bagi Anies akan siap bahkan sehari setelah Anies melepas jabatan sebagai gubernur DKI Jakarta pada September 2022.

Baca juga: Anies Baswedan: Jakarta Makin Mengkhawatirkan!

“Justru jadwal Pilpres ini menguntungkan Anies. Dan peniadaan Pilkada 2023 juga sangat menuntungkan Anies untuk nyapres di 2024,” klaim Ramli Rahim.

Selama ini, kata Ramli, Anies jadi ‘tahanan kota’. Anies sebisa mungkin tidak keluar dari Jakarta. Jika ia keluar Jakarta pun itu ada urusannya sebagai Gubernur. Misalnya kemarin dia ke Ngawi, Cilacap dan Sumedang semua dalam kapasitasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

“Tentu ini akan berbeda kalau dia bukan gubernur. Anies bisa kemana saja dengan difasilitasi oleh jaringannya. Indonesia kan bukan hanya Jakarta. Kami jaringan Anies akan membawa beliau menyentuh langsung masyarakat kemana Anies mau,” tegasnya.

Beda dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo atau Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang masih akan menjabat hingga 2023. Sehingga nantinya mereka harus punya alasan jelas jika harus meninggalkan wilayah pemerintahannya.

Tidak bisa seenaknya. Karena publik akan menyorot itu. Inilah keuntungan besar bagi Anies yang akan menganggur dua tahun jelang Pemilihan Presiden. (endra/fajar)

https://fajar.co.id/2021/06/19/menga...2024/?page=all

d3m0litionlov3r
samsol...
samsol... dan d3m0litionlov3r memberi reputasi
2
1.7K
32
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.