Kluster pasca liburan semakin terasa di tahun 2021 ini, larangan mudik yang tidak dihiraukan banyak pihak saat ini mulai mengalami masalah. Kota-kota besar, mulai ada lonjakan pasien yang positif terinfeksi virus covid.

Bahkan variant baru juga ditemukan, ada variant alpa, beta, gamma, delta, epsilon, zeta, eta, theta, lota, kappa. Satu persatu variant ini mulai masuk ke Indonesia.



Hampir di banyak wilayah Indonesia kasus akibat covid perlahan naik, lantas masyarakat masih banyak yang menyalahi prokes, seperti cuek tidak memakai masker, mencuci tangan, dan juga menjaga jarak.

Entah apa masalahnya, mungkin saja ada yang tidak percaya, atau ada yang bosan tentang berita covid yang tiap hari ditayangkan di televisi. Namun kenyataannya di wilayah tempat tinggal mereka tidak banyak yang terkena covid, atau banyak yang terkena bahkan otg namun masih sehat walafiat. Disini pemikiran masyarakat mulai menganggap covid sama saja dengan flu pada umumnya namun lebih mudah menular serta penyebarannya masif, tapi yang terpenting sebenarnya corona dapat sembuh bila imun tubuh kita itu kuat.



Namun di kalangan orang awam ada yang berkata bahwa melakukan prokes 3M itu untuk menghilangkan corona atau covid!! Sebenarnya, prokes 3M itu untuk mencegah penyebaran virus yang masif, agar bagi mereka yang sakit bisa ditindaklanjuti dengan cepat oleh dokter, dan tenaga kesehatan di rumah sakit.

Tapi kalau untuk menghilangkan virus, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah bersabda bahwa virus Corona kemungkinan besar tidak akan pernah bisa hilang dari Bumi. Bahkan menurut ahli penyakit tropik dan infeksi dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Erni Juwita Nelwan, SpPD strain atau tipe dari virus itu akan selalu berubah-ubah.



Kalau covid tidak bisa dihilangkan lantas bagaimana cara menghilangkan pandemi?

Lalu apa dong solusinya? "Vaksin" tanpa adanya vaksin akan lama membuat herd immunity di jutaan masyarakat, minimal harus 60% - 70% masyarakat sudah diberikan vaksin disinilah harus ada kesadaran masyarakat untuk vaksin dan peran pemerintah memberikan pelayanan vaksin dengan layak.

Lalu pemberitaan di media yang tidak menakutkan agar masyarakat bisa mematuhi prokes 3M tapi bisa hidup dengan normal, tanpa harus adanya lockdown yang bisa menyebabkan ekonomi lumpuh. Satgas covid, harus mempunyai aturan baku seperti contohnya yang boleh berkerumun baik itu di mall, tempat hiburan, cafe, tempat wisata adalah orang yang sudah di vaksin.



Ini diterapkan di piala eropa ketika masyarakatnya sudah bisa berkerumun tanpa masker karena sudah vaksin, tentu saja hal itu akan membuat masyarakat yang belum vaksin pun iri dan berlomba-lomba ingin segera di vaksin agar bisa hidup normal. Bukan seperti saat ini vaksin diberikan isu yang negatif, hingga banyak orang ketakutan untuk divaksin.

Apakah sesudah vaksin bebas corona? Tidak virus itu akan tetap ada, dan bisa menyerang mereka yang sudah vaksin namun tentu saja tidak terlalu parah bahkan disinyalir lebih cepat sembuhnya.

Jadi untuk menghilangkan pandemi adalah sikap dari semua lapisan baik pemerintah, media, oposisi, masyarakat jangan ditebarkan ketakutan yang berlebihan. Sumber masalah dari pandemi ini adalah ketakutan hingga ekonomi memburuk, informasi hoax tentang vaksin, dan stress tinggi karena tak punya uang dan banyak hutang, ujungnya imun tubuh menurun dan rentan ketika terkena corona yang ada di pikirannya adalah kematian maka hasilnya bukan sembuh namun sesuai apa yang dipikirkan. Seolah-olah tubuh tidak ingin melawan penyakit tersebut sudah pasrah, dan tidak ada motivasi untuk sembuh.

Pointnya virus corona tidak bisa hilang, namun pandemi bisa berakhir tergantung keputusan dari para wakil rakyat dan pimpinan di wilayahnya masing-masing. Kebijakan apa yang akan mereka ambil, karena untuk mengakhiri pandemi ada unsur politik juga yang bermain. Masih ingat Menkes Siti Fadillah Supari?





Kalau menurut agan sendiri bagaimana menyikapi hal ini?

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, semoga bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik, klik
Pic : google