Banyak pribadi menjadikan asmara sebagai hal amat sangat utama, tak heran bagi mereka-mereka yang masih dan terus berjuang untuk mencari dan menemukan belahan jiwa. Label ‘Pejuang Cinta’ ditandaskan dengan terus mencoba jadi satu upaya untuk sampai pada temukan yang sekata, meski terkadang lara dan kecewa serasa tampak di depan mata. Namun tak sedikit pula mereka yang terkesan kurang peduli (acuh) dengan urusan asmara. Mereka yang disibukkan urusan dunia, sibuk berkarya, menghamba kepada keluarga, atau mereka yang larut mengejar asa.

Asam garam penulis menuntun sampai pada kesempatan kali ini untuk berbagi isi kepala akan usia kelipatan lima (5) dalam perjalanan kisah cinta. Fase di mana manusia pasrah dan terpana kerana tertancap oleh panah asmara.

Pertama
Rentang usia 15 - 20 tahun adalah kala pertama mengenal asmara. Walau tak berlaku untuk semua persona, penulis sendiri pertama merasa jatuh cinta pada umur 16 tahun, dan pribadi ini pun sepakat kalau itu sekadar cinta monyet. Kisah cinta-cintaan yang mengajarkan bagaimana merangkai kata saat berkirim surat, kali pertama terkena mala rindu akibat seminggu tak bertemu, bahkan mungkin beberapa dari kita mulai berubah jadi melek dandan demi mencuri perhatian. Sungguh indah, meski suasana hati serasa gundah diterpa hal yang belumlah lumrah .

Mengalir
Pada range usia 20-25 tahun, masa di mana dari kita sudah harus menatap dunia. Agan yang sudah bergulat dengan dunia pekerjaan yang begitu ketat, Sista yang masih sibuk menjemput asa, hingga dengan GanSis yang berkomitmen untuk mengikat. Sependek ingatan penulis, pada rentang umur ini dahulu lebih mengalir mengikuti arus kehidupan. Soal asmara, bergonta-ganti kekasih serasa hal lumrah berlatar tak sejalan hingga memilih berpisah. Mengalir ikuti takdir sembari berharap temukan pasangan yang sehati.

Memilih
Usia yang tak lagi dibilang belia, teman dekat yang lebih cepat mengikat, undangan ‘Sang Mantan’ yang cuma bangkitkan kenangan, dan rentetan kejadian lain yang menuntut lebih selektif memilih pasangan. Kisaran usia 25-30 tahun terkadang jadikan faktor sehati dan mapan jadi kualifikasi sebelum mengikat. Meski faktanya tak gampang, karena ada saja godaan dan aral jadi penghalang.

Harus Lebih Kuat
Terlepas cewek / cowok, rentang usia 30-35 tahun dan masih lajang mengharuskan kita menjadi sosok yang lebih kuat. Ekstra semangat mencari tambatan hati yang mau diajak sepakat, lebih kuat hadapi cibiran / nyinyiran keluarga dan kerabat, sampai dengan harus kuat berkutat dengan rasa was-was yang kerap menghantui pikiran.

Jadi Gunjingan
Urusan asmara, di usia range 35 - 40 dan status masih sendiri tak memungkiri bakal jadi bahan gosip oleh orang-orang sekitar. Ada saja predikat yang melekat untuk kita, dari mulai sebutan perawatan tua lahh.. bujang lapuk lah… sampai dengan jomblo akut. Padahal mengikat janji suci bukanlah hal sembarangan, butuh pertimbangan yang matang agar sesuatu tak diinginkan terjadi di tengah jalan. Belum lagi, kita tak pernah tau akan apa dibalik status masih menyendiri, pernah trauma atau tidak.. Sibuk membahagiakan keluarga.. atau seseorang punya target sendiri di usia berapa dia akan berkomitmen melepas masa lajang.

Sekali lagi, kondisi memang tak mutlak berlaku untuk semua orang. Ada koq mereka yang di range umur 15-20 namun sudah berkeluarga, ada juga mereka yang baru memberanikan berkeluarga di rentang umur 35-40. Pokoknya, untuk teman-teman kita yang masih berstatus single, mari berikan semangat agar tak minder meskipun mungkin dikejar usia. .