Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

nino1931Avatar border
TS
nino1931
79 Napi Tewas dalam Kerusuhan Penjara Ekuador, Korban Dipenggal dan Dimutilasi

79 Napi Tewas dalam Kerusuhan Penjara Ekuador, Korban Dipenggal dan Dimutilasi
QUITO, KOMPAS.com - Sebanyak 79 napi tewas dalam kerusuhan di berbagai penjara di Ekuador, dengan korban ada yang dipenggal dan dimutilasi. Menyusul salah satu kerusuhan paling berdarah dalam sejarah di lembaga pemasyarakatan, pemerintah menerjunkan ratusan polisi dan tentara. Media lokal memberitakan, kericuhan terjadi salah satu bagian penjaga dengan pengamanan maksimum di tiga kota

Kerusuhan di antara narapidana itu dipicu oleh rivalitas geng yang tengah berusaha mendapatkan pengaruh di penjara, Pihak berwajib Ekuador menerangkan, pertikaian itu dimulai pada Senin malam waktu setempat (22/2/2021), dipicu oleh pencarian senjata. Dinas yang mengelola penjara menjelaskan dari 79 napi yang tewas, 37 di antaranya ditemukan di kota pesisir Guayaquil.

Kemudian 34 narapidana terbunuh di lembaga pemasyarakatan Cuenca, dan delapan sisanya di penjara kota Latacunga. Sayap penjara dengan keamanan maksimum biasanya diperuntukkan bagi tahanan kasus pembunuhan, perdagangan narkoba, hingga penyiksaan. Dalam beberapa tahun terakhir, kerusuhan di penjara, yang seharusnya menampung 27.000 namun harus menjaga 38.000 napi, relatif sering di Ekuador.

79 Napi Tewas dalam Kerusuhan Penjara Ekuador, Korban Dipenggal dan Dimutilasi

Dilansir Sky News Rabu (24/2/2021), sekitar 70 persen dari populasi penjara terjadi di kota yang menjadi lokasi kejadian. Pada Selasa (23/2/2021), tayangan televisi menunjukkan sejumlah tahanan meloncati tembok dan ada yang berusaha membuka pintu, namun dicegah militer. Sejumlah foto maupun video yang beredar di media sosial menunjukkan napi ada yang dipenggal dan dimutilasi. Pakar keamanan Ricardo Camacho mengatakan, akar gesekan dipicu kematian seorang pemimpin kriminal pada Desember 2020.

Kematian itu menyebabkan geng besar terlibat kericuhan untuk mendapatkan monopoli kekuasaan di dalam penjara. "Rivalitas itu menyebabkan ada tahanan yang dipenggal, dimutilasi, maupun jantungnya diambil. Sesuatu yang belum pernah kita lihat," kata Camacho. Dia menerangkan para narapidana mempunyai waktu beberapa jam untuk bertindak sesuka hati, sebelum polisi datang dan mengendalikan situasi.

sumber : Kompas

Penulis : Ardi Priyatno Utomo

Editor : Ardi Priyatno Utomo


37sanchi
victimaye
666fapfap
666fapfap dan 2 lainnya memberi reputasi
-1
1.3K
4
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.3KThread11.2KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.