Sumur Gambar: Latinitas

Kita sudah terbiasa dengan segala masalah di sepak bola Indonesia. Polemik mengenai Persipura yang gagal berlaga di AFC Cup 2021 pun rasanya masih berbekas. Semua itu tak lepas dari "ulah" sang induk federasi.

Sialnya, taekwondo Indonesia ikut-ikutan bermasalah seperti saudaranya.

Apa yang terjadi?

Para atlet taekwondo kebaanggan kita gagal berlaga pada Olimpiade 2021 di Tokyo.

Tentu semua akan berlapang dada dan menerima jika ini memang terkait masalah skill dan kemampuan sang atlet yang kurang. Sayangnya, kegagalan ini akibat masalah teknis administratif.


Sumur Gambar: Indian Express

Mereka tidak bisa mengikuti kualifikasi Olimpiade 2021 zona Asia yang berlangsung di Yordania karena pengurus PB TI (Pengurus Besar Taekwondo Indonesia) tidak menuntaskan administrasi pendaftaran ke penyelenggara.

Manajer timnas taekwondo, Pino Indra Perdana mengatakanada dua pendaftaran, yaitu manual dan online. Dia pun mengatakan sudah menyelesaikan pendaftaran secara manual dan membalas email sesuai tahapan.

Dia pun sudah selesai mengurus segala keperluan seperti akomodasi, visa, booking hotel, makanan dan serta medis untuk semua atlet dan ofisial timnas. Dan seluruhnya telah selesai H-3 dari deadline yang telah ditetapkan penyelenggara.

Sedangkan yang online, dilakukan oleh admin dari PB TI. Namun untuk kelanjutannya, Pino mengaku tidak tahu.

=====

Kita mungkin kecewa, tapi tidak ada yang lebih kecewa melebihi sang atlet itu sendiri. Terlebih Mariska Halinda, yang selalu mendapatkan medali di tiga edisi SEA Games terakhir (2 emas, 1 perak). Di kejuaraan Asia 2018 pun, Mariska sukses meraih medali perunggu.


Jadi secara peluang, kans Mariska sebenarnya cukup besar untuk berlaga di Tokyo 2021. Namun gagal karena "keteledoran" sang induk federasi.

Kalo boleh, ingin rasanya mengutip kata-kata pak menteri jadul yang sering diplesetkan oleh netizen.

" Bakar-bakar dana APBN, TC dan semacamnya, untuk apa? "

=====