Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

valkyr9Avatar border
TS
valkyr9
Pengakuan Perempuan kimpoi Kontrak Cianjur: Terpaksa karena Faktor Ekonomi
Pengakuan Perempuan kimpoi Kontrak Cianjur: Terpaksa karena Faktor Ekonomi

Cianjur - Faktor ekonomi menjadi penyebab perempuan di Cianjur rela terlibat dalam praktik kimpoi kontrak. Bahkan tidak jarang praktik tersebut diketahui dan disaksikan langsung oleh keluarganya.

Bunga (bukan nama sebenarnya), mengaku mulai menjalani praktik kimpoi kontrak usai diajak oleh temannya. Bujuk rayu penghasilan yang cukup lumayan membuatnya tergiur untuk menjalani kimpoi kontrak dengan wisatawan asing asal Timur Tengah.

"Awalnya diajak teman, dilihatkan hasilnya bisa untuk beli apa saja dan sudah dapat apa saja," ucap Bunga, Minggu (6/6/2021).

Kondisi ekonomi yang lemah, membuatnya tak butuh waktu lama untuk menyetujui ajakan temannya itu.

"Apalagi kan katanya ini bukan seperti jadi perempuan di tempat prostitusi, karena kan statusnya kimpoi kontrak. Meskipun kenyataannya saya dikimpoikan tanpa wali yang benar," ungkapnya.

Dia menyebut dalam sekali kimpoi kontrak, dirinya bisa mendapat uang jutaan rupiah. Masa kimpoi kontrak pun biasanya hanya beberapa pekan, tergantung lamanya warga asing berlibur di Cianjur.

"Kalau dari sana nya dikasih bayaran untuk kimpoi kontrak sampai belasan juta, minimal Rp 15 juta. Tapi dibagi dua dengan perantara dan timnya dari penghulu hingga saksi," kata dia.

Ia mengaku sudah lelah menjalani praktik kimpoi kontrak, apalagi wisatawan asal Timur Tengah dikenal kasar saat berhubungan. Namun desakan ekonomi membuatnya bertahan.

"Kalau bukan karena masalah ekonomi pasti enggak mau. Tapi mau bagaimana lagi. Tapi pastinya akan berhenti, uang yang didapat saya tabung untuk modal usaha," ucapnya.

Udin (bukan nama benarnya), salah seorang calo kimpoi kontrak, mengungkapkan perempuan yang menjadi pasangan dari praktik kimpoi kontrak di kawasan Cipanas dan Puncak biasanya berasal dari kecamatan lain, bahkan dari luar kota.

Perempuan di Cipanas enggan menjalani praktik kimpoi kontrak lantaran malu dengan lingkungannya.

"Biasanya dari Cianjur selatan. Ada juga dari Sukabumi. Kalau warga lokalnya jarang, karena takut jadi bahan cemoohan tetangga kalau ketahuan ikut kimpoi kontrak," ungkapnya.

Menurutnya faktor ekonomi memang kerap jadi penyebab perempuan terebut rela dikimpoi kontrak. "Yang saya tahu memang masalah utamanya ekonomi. Makanya ada juga yang sampai dinikahkan itu sepengetahuan dan dihadiri langsung orangtuanya. Karena kan cukup lumayan hasilnya, untuk modal usaha atau lainnya," pungkasnya


https://news.detik.com/berita-jawa-b...004.1609585657

Contoh testimoni dari pelaku wisata halal.. emoticon-Malu (S)

Cocok d masukkan ke kumpulan testimoni wisata halal d website kemenparekraf.. emoticon-Malu (S)


emoticon-Ngakak (S)emoticon-Ngakak (S)emoticon-Ngakak (S)
Diubah oleh valkyr9 06-06-2021 13:06
secer
hhendryz
m0de83g0
m0de83g0 dan 3 lainnya memberi reputasi
2
1.4K
21
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.