Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

NegaraTerbaruAvatar border
TS
NegaraTerbaru
Menagih Klaim Keragaman NU Soal Nabi Palsu
Spoiler for Joseph Paul Zhang:


Spoiler for Video:


“NU tidak gampang memberikan stigma sesat pada aliran lain” – Said Aqil Siraj (Ketua Umum PBNU)

Begitulah pandangan NU sebagai ormas Islam yang mengedepankan keragaman di Indonesia. Saking tolerannya pandangan tersebut, NU bahkan mengakui keberadaan Syiah dan Ahmadiah yang ditolak sama sekali oleh organisasi Islam Sunni lainnya.

Namun pertanyaannya, mengapa NU keberatan ketika Joseph Paul Zhang menyatakan diri sebagai nabi ke-26? Bagaimana kisahnya, mari simak paparan berikut.

Diketahui, seorang peranakan China bernama Joseph Paul Zhang diduga melakukan penistaan agama pada saat menggelar zoom meeting dengan rekannya terkait ‘Puasa Lalim Islam’ yang diunggah ke akun YouTube Joseph Paul Zhang pada Kamis, 15 April 2021. Dalam diskusi tersebut, Joseph mengaku nabi ke-26.

Atas kelakuannya, Ketua Bidang Hukum dan HAM PBNU, Robikin Emhas meminta aparat Kepolisian menyeret Joseph Paul Zhang yang mengaku sebagai nabi ke-26 ke meja hijau. Robikin pun berharap apabila pihak kepolisian sudah melakukan penyelidikan dan memenuhi cukup bukti, maka segera lakukan tindakan hukum kepada Paul Zhang.

Sumber: Viva[Ngaku Nabi, NU Minta Polisi Seret Jozeph Paul Zhang ke Pengadilan]

Jika ormas Islam lain yang berbicara, mungkin dapat dimaklumi. Namun ketika NU yang melakukannya, permintaan tersebut jadi menarik karena inkonsisten dengan kaca mata keragaman yang selama ini NU gencarkan. Bukankah Syiah dan Ahmadiyah yang berusaha NU lindungi dan akui selama ini juga memiliki nabi yang seyogyanya tak diakui di dalam Islam?

Masih lekat dalam ingatan bagaimana NU memiliki pandangan yang berbeda terkait Syiah pada 28 Agustus 2012 silam. Ketum PBNU Said Aqil menilai aliran Syiah secara umum bukan merupakan aliran sesat. "Tidak sesat, hanya berbeda dengan kita," ujarnya.

Menurut kyai kelahiran Cirebon tersebut, Syiah hanyalah salah satu sekte Islam yang telah ada sejak 14 abad lalu. Sekte ini pun ada di berbagai belahan bumi, termasuk Indonesia.

Sumber : Tempo [NU: Syiah Tidak Sesat, Hanya Berbeda]

Padahal jika kita mengutip buku berjudul Sunnah-Syiah Bergandengan Tangan! Mungkinah? yang ditulis M. Quraish Shihab, ada empat kelompok Syiah, di antaranya ada yang memiliki pandangan paling ekstrem.

Syiah yang paling ekstrem tersebut bernama Syiah Ghulat.

Di dalam Syiah Ghulat terdapat beberapa golongan, seperti As-Sabaiyah, Al-Ghurabiyah, hingga Al-Qaramithah. Menurut Asy-Syahrastany, As-Sabaiyah adalah pengikut Abdullah bin Saba’ yang konon pernah berkata kepada Sayyidina Ali: “Anta Anta” yang berarti “engkau adalah Tuhan”. Ia juga menyatakan sahabat Nabi ini memiliki tetesan ketuhanan.

Menyatakan Sayyidina Ali sebagai Tuhan bahkan lebih ekstrem lagi dilakukan golongan Al-Qaramithah yang terang-terangan menyatakan sahabat nabi tak sekedar memiliki tetesan ketuhanan tapi bisa dibilang sebagai Tuhan itu sendiri. 

Kemudian ada pula golongan Al-Ghurabiyah yang percaya malaikat Jibril diutus Allah untuk Ali bin Abi Thalib ra. Namun mereka menilai malaikat Jibril keliru dan berkhianat sehingga menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad.

Sumber : Tempo [Mengenal 4 Kelompok dalam Syiah]

Meski golongan ekstrem seperti ini bisa dikatakan hampir punah, namun tetap saja masih ada kelompok Syiah yang berpandangan bahwa Ali merupakan nabi yang sesungguhnya. Bukankah ini sebuah kesesatan dan penyimpangan bila menggunakan kaca mata Islam Sunni? Namun ternyata NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia lebih memilih menyatakan Syiah tidaklah sesat, hanya berbeda, sebagai perwujudan NU dalam mengedepankan keragaman di Indonesia.

Pengakuan terhadap aliran lain oleh NU tak hanya terjadi pada Syiah, tapi juga pada Ahmadiyah. Hal ini dapat terlihat dari pernyataan Menteri Agama sekaligus Ketua Banser NU, Yaqut Cholil Qoumas yang ingin menjamin hak beragama warga Syiah dan Ahmadiyah di Indonesia.

Sumber : Bisnis [Menteri Agama Gus Yaqut: Syiah dan Ahmadiyah Harus Dilindungi!]

Upaya perlindungan terhadap Ahmadiyah oleh Menag Yaqut sejalan dengan pernyataan Said Aqil pada 2011 lalu. Ketum PBNU tersebut mengakui bahwa Ahmadiyah ajaran yang menyimpang, namun tak boleh dikerasi. Kekerasan pada satu aliran seperti Ahmadiyah, lanjut Siradj hanya akan menimbulkan kekerasan lainnya dan tidak akan pernah menyelesaikan masalah.

Sumber : Tempo [NU: Ahmadiyah Menyimpang, Tapi Tak Boleh Dikerasi]

Pernyataan Ketum PBNU tersebut menunjukkan bahwa NU memilih berkawan dengan ajaran yang menganggap ada nabi Mirza Ghulam Ahmad setelah Nabi Muhammad. NU memilih berkawan dengan Ahmadiyah meski seluruh mazhab Sunni menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi palsu.

Maka, jika kita melihat dari pengakuan NU terhadap Syiah dan perlindungan NU terhadap Ahmadiyah, seharusnya NU tak menolak klaim nabi ke-26 Joseph Paul Zhang, bukan? Bahkan klaim NU yang paling depan soal keragaman seharusnya menjadikan Joseph Paul Zhang sebagai kawan bagi NU.
Diubah oleh NegaraTerbaru 19-04-2021 23:03
inesyasisca
normankhalif
keniapardede
keniapardede dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.2K
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.