Kai Havertz menjadi sosok penting di laga final Liga Champions musim 2020/21. Pemain nasional Jerman tersebut berhasil mencetak gol penentu kemenangan Chelsea atas Manchester City dan menggondol piala Liga Champions ke Stamford Bridge. Banyak pihak yang bilang kalau Havertz menjadi pahlawan di laga tersebut karena golnya.

Apakah gol tersebut bisa menjadi bukti kalau Chelsea gak salah memboyong pemain 21 tahun tersebut Bayer Leverkusen? Atau Chelsea patut bersyukur membeli Havertz dengan harga 80 juta Euro dan membawa Chelsea menjadi jawara Eropa?

Satu gol ke gawang Manchester City tidak serta merta menunjukkan kalau Havertz jadi pembelian sukses Chelsea musim ini. Tidak bisa kita hanya berkaca pada laga akhir pekan kemaren. Ada banyak pertandingan yang udah dilalui pemain muda tersebut.

Para penggemar Chelsea pasti sadar kalau di awal – awal musim Havertz kesulitan beradaptasi dengan Chelsea dan Premier League. Ia tampil dibawah ekspektasi. Pada 15 pertandingan pertamanya di Premier League, ia hanya mampu mengoleksi satu gol dan tiga asisst. Dan di 15 laga tersebut, beberapa kali ia sempat memulai pertandingan dari bangku cadangan.

Golnya kemaren juga merupakan satu – satunya gol yang ia cetak di ajang Liga Champions musim ini. Selain gol tersebut ia juga mencatatkan tiga asisst di Liga Champions musim ini. Total selama satu musim berseragam The Blues, Havertz berhasil mencetak sembilan gol dan sembilan asisst dari 45 laga yang dijalaninya. Torehan ini berbeda jauh ketika ia berseragam Beyer Leverkusen pada musim lalu. Saat itu ia mengakhiri musim dengan mencetak 18 gol dan sembilan asisst dari 45 laga.

Menurut Ane Havertz masih butuh waktu untuk menunjukkan kapabilitasnya sebagai pemain bagus dengan harga belinya yang cukup tinggi. Tapi musim ini doi gak bisa dibilang gagal juga, karena semenjak kedatangan Thomas Tuchel, ia cukup memberikan kontribusi yang bagus pada Chelsea. Semoga aja musim depan doi lebih bagus dari musim ini...