Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rs2006Avatar border
TS
rs2006
Ferdinand Hutahaean Ungkap Cerita Demokrat Ditolak PDIP Koalisi di 2019

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Minggu, 30 Mei 2021 12:02 WIB

Ferdinand Hutahaean Ungkap Cerita Demokrat Ditolak PDIP Koalisi di 2019

Jakarta - Mantan kader Partai Demokrat (PD), Ferdinand Hutahaean, mengungkap kisah lama rencana koalisi PD dan PDIP untuk mengusung Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2019. Ferdinand mengatakan rencana itu dilakukan Demokrat lantaran Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ditolak Prabowo Subianto untuk menjadi pasangan calon presiden.

Cerita AHY ditolak Prabowo dan Demokrat ditolak berkoalisi dengan PDIP ini diungkapkan Ferdinand Hutahaean saat mengomentari cuitan netizen di Twitter. Salah satu akun Twitter menyatakan bahwa alasan PD tidak ingin berkoalisi dengan PDIP karena AHY ditolak jadi cawapres Jokowi di 2019.

Ferdinand pun menjelaskan apa yang terjadi antara PDIP dan Demokrat di Pilpres 2019. Hal itu dibalas Ferdinand dalam cuitannya.

"Tidak demikian, Demokrat minta berkoalisi dgn koalisi pimpinan PDIP setelah AHY gagal jd cawapres Prabowo. Permintaan berkoalisi dgn PDIP yang mengusung Jokowi saat itu tanpa syarat, tapi ditolak dan akhirnya kembali ke koalisi Prabowo," tulis Ferdinand lewat akun Twitter-nya, @FerdinandHaean3, seperti dilihat, Minggu (30/5/2021).

Saat dihubungi lebih lanjut, Ferdinand menyebut Demokrat mengusulkan bergabung ke PDIP lantaran pertemuan dengan Prabowo buntu. Saat itu, kata Ferdinand, Partai Demokrat meminta AHY sebagai pasangan Prabowo di Pilpres 2019.

"Ya setelah malam pertemuan dengan Prabowo buntu yang mana pada saat itu keluar istilah jenderal kardus dari Andi Arief. Setelah kesepakatan Prabowo AHY gagal, dan Prabowo memilih Sandi yang kemudian viral istilah jenderal kardus dari Andi Arief, akhirnya mencoba berkoalisi dengan PDIP tapi tidak diterima dan pada akhirnya kembali ke koalisi Prabowo," kata Ferdinand.

Ferdinand tidak menjelaskan alasan PDIP menolak berkoalisi dengan Demokrat. Namun, saat itu, kata Ferdinand, PDIP tidak menerima Partai Demokrat untuk bergabung dengan koalisi mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Tak elok saya sampaikan lagi saat ini, tapi yang jelas saat itu PDIP menolak dan tidak menerima PD gabung koalisi yang mengusung Pak Jokowi," jelasnya.

Baca juga:
Andi Arief Respons Hasto: Koalisi dengan PDIP Bunuh Diri Politik

Ferdinand mengatakan setelah AHY gagal menjadi cawapres Prabowo, Partai Demokrat tidak mengatakan mundur untuk mendukung Prabowo. Namun kader partai menyampaikan pernyataan yang keras menyerang Prabowo.

"Tidak ada pernyataan mundur, tapi pernyataan-pernyataan dari kader kita PD saat itu cukup keras ditujukan kepada Prabowo yang deklarasi mengusung Prabowo Sandi di Kertanegara," jelasnya.


Setelah ditolak PDIP, Ferdinand mengatakan PD memutuskan kembali mendukung Prabowo. Ferdinand menyebut, PD juga tidak menawarkan AHY sebagai menteri jika Prabowo-Sandi menang Pilpres.

"Waktu itu tidak ada tawaran-tawaran apa-apa dan bergaining apa-apa, makanya pagi hari PD bergabung lagi ke Prabowo karena sudah harus mendaftar di KPU," kata dia.

Ferdinand juga mengungkap alasan utama mengusung Prabowo. Dia menyebut dukungan itu dipilih lantaran Demokrat ingin ikut berkontestasi pada Pilpres 2024 nanti.

"Alasan utama, jika PD tak dukung salah satu, maka 2024 PD tak bisa ikut dalam kontestasi Pemilu Pilpres. Jadi PD memutuskan untuk tetap mendukung Prabowo Sandi dan menyerahkan surat dukungan pada hari itu," katanya.

Baca juga:
Sebut SBY Bapak Bansos, PDIP Dinilai Agresif dan Emosional ke PD

PDIP Vs PD soal Koalisi
Akhir-akhir ini, hubungan PD dan PDIP kembali memanas. Hal itu lantaran PDIP terang-terangan menolak untuk berkoalisi dengan PD.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebelumnya mengungkap pihaknya tidak bisa berkoalisi dengan PKS dan Partai Demokrat (PD) dalam kontestasi Pilpres 2024. Hasto mengatakan ideologi PDIP dengan PKS dan PD berbeda.

"Ya koalisi bagi PDI Perjuangan kerja sama politik itu basisnya harus ideologi. PDI Perjuangan berbeda dengan PKS karena basis ideologinya berbeda, sehingga sangat sulit untuk melakukan koalisi dengan PKS. Itu saya tegaskan sejak awal," kata Hasto dalam diskusi Para Syndicate, Jumat (28/5).

Begitu juga Partai Demokrat yang menurut Hasto berbeda basis. Hasto menyebut Partai Demokrat merupakan partai elektoral, tapi bertumpu pada kekuatan massa.

"Dengan Demokrat berbeda, basisnya berbeda. (Demokrat) partai elektoral, kami adalah partai ideologi tetapi juga bertumpu pada kekuatan massa sehingga kami tegaskan dari DNA-nya berbeda kami dengan Partai Demokrat," ujarnya.

Baca juga:
Pernyataan Sekjen PDIP soal Berat Peluang Koalisi dengan PKS-Demokrat
Merespons hal itu, Ketua Bapilu Partai Demokrat (PD) Andi Arief mengatakan koalisi PD dengan PDIP memang tidak pernah terjadi sejak Pilpres 2004.

"Pernyataan bahwa PDIP tidak mungkin berkoalisi dengan Demokrat pada kenyataannya sejak Pilpres 2004 memang belum pernah terjadi," kata Andi kepada wartawan, Jumat (26/5/2021).

Andi Arief mengatakan PD dan PDIP tidak pernah berkoalisi bukan karena berbeda ideologi. Menurutnya, PDIP malu karena kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Bukan karena soal ideologi, ngerti apa Hasto soal ideologi, terlalu jauh kalau soal ideologi. Persoalan sesungguhnya itu karena PDIP dua kali berhadapan dengan kader Demokrat, yaitu SBY, selalu mengalami kekalahan," ujarnya.


https://news.detik.com/berita/d-5587...oalisi-di-2019
muhamad.hanif.2
salonPlusPluss
extreme78
extreme78 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.5K
33
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.