Tiap perusahaan tidak boleh lupa, bahwa yang melayani customer adalah karyawannya. Perusahaan boleh saja memfokuskan hingga untuk KPInya pun adalah customer, sehingga yang muncul customer satisfaction. Tapi karyawan adalah juga customer perusahaan. Itu salah satu wujud dari internal marketing. Dan itu tugas perusahaan untuk mengelola karyawannya. Karyawan mesti dibuat puas terlebih dulu, untuk kemudian mereka akan bisa memuaskan customer.

Sudah puaskah karyawan anda atau belum, bisa diukur melalui survey. Perusahaan biasanya melakukan survey secara periodik, tiap tahun. Ada banyak dimensi yang bisa diukur untuk mengetahui banyak hal mengenai karyawan kita. Antara lain; soal reward (gaji, tunjangan, benefit, dan lain-lain).



Soal gaji, misalnya, ada pergeseran terkait kepuasan karyawan. Dulu, gaji menempati urusan pertama, baru diikuti lain-lainnya. Jaman now, soal gaji beririsan dengan pengembangan diri. Sekarang, tidak mengapa gaji sesuai ukuran perusahaan, asal si karyawan merasa memperoleh pengembangan diri. Itu bentuk reward yang penting.

Seperti dipahami, antara generasi X dan Y (millenials), memiliki kemiripan sebagai karyawan. Yakni; bagaimana mereka merasa secure dan mendapat apresiasi terhadap apa yang sudah dilakukannya. Baru pada unsur ketiga memiliki perbedaan antar dua generasi ini. Gen X merasa nyaman bila terjadi keseimbangan antara kehidupan pribadi dengan perusahaan. Sementara pada Gen Y, hal worklife balance itu menduduki posisi ke-4.

Sementara unsur ketiga bagi Gen Y adalah competitive payment. Maksudnya, mereka rela melakukan kinerja terbaik asal reward sesuai. Banjir informasi di dunia digital memudahkan millenials mengakses info tentang gaji di tiap perusahaan. Sehingga, mereka bisa mengukur pantas tidaknya harga kinerjanya. Ini pula antara lain yang menyebabkan millenials dikenal dengan kutu loncat dalam bidang pekerjaan.



Kepuasan karyawan menjadi sangat penting karena dengan demikian perusahaan tetap memiliki best talent untuk membikin customer satisfaction. Best talent yang mau bertahan tentunya menjadi keuntungan yang sangat besar bagi perusahaan. Perusahaan kembali harus mampu membuat karyawan merasa puas sehingga akan mampu melakukan lompatan apa pun yang diinginkan. Karena perusahaan didukung oleh kinerja terbaik karyawan.

Kinerja karyawan serta pemimpin yang baik dapat memberikan keuntungan sendiri bagi perusahaan karena karyawan merasa nyaman serta mampu memberikan kinerja yang bagus kepada perusahaan sehingga memberikan dampak yang positif bagi kinerja perusahaan tersebut. Karyawan merasa bahwa dirinya mampu untuk bekerja dengan baik jika diberi fasilitas, motivasi serta dukungan oleh pemimpin. Dalam hal ini mempunyai sifat Leadership Penting , karena seorang pemimpin harus berjiwa Leadership untuk diikuti oleh bawahannya ini penting agar sebuah badan atau organisasi mempunyai sosok yang disegani dipatuhi dan menjadi tempat yang baik untuk bernaung.

Jadi, seorang pemimpin dalam suatu perusahaan memiliki dampak terhadap kinerja karyawan dalam mengarahkan, mempengaruhi dan memberikan motivasi terhadap karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan dan meningkatkan kinerja karyawan.



Pemimpin yang baik akan membuahkan hasil yang baik dengan berdasarkan tugas dan fungsi seorang pemimpin dalam suatu perusahaan, sebaliknya apabila pemimpin perusahaan dinilai kurang baik maka akan memberikan dampak yang kurang baik terhadap karyawan dan perusahaan.

Maka dari itu disarankan agar dapat memantau langsung karyawannya, memberikan kesempatan karyawan untuk memberikan pendapat, menjalin relasi dan komunikasi yang baik pada karyawan adalah langkah yang baik dalam memberikan pengaruh dan mengarahkan karyawan untuk termotivasi dalam mencapai tujuan perusahaan.