Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Mil Mi-26 VS CH-47F Chinook, Manakah yang Ideal Untuk TNI AD ?
Meski proses pengadaan helikopter angkut berat bagi TNI AD terkesan maju mundur cantik, namun, tetap menarik untuk membahas kandidat helikopter tersebut. Sebenarnya gan dulu sudah beredar kabar bahwa Kementerian Pertahanan akan mendatangkan 4 unit CH-47F Chinook buatan Boeing untuk keperluan heli angkut berat TNI AD, akan tetapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda kelanjutan proses pembelian helikopter tersebut.

Banyak netizen Indonesia memang menganggap Chinook cukup ideal bagi TNI AD, selain Chinook, sebenarnya masih ada satu helikopter lagi yang bisa jadi pertimbangan untuk dijadikan heli angkut TNI AD. Helikopter tersebut adalah Mil Mi-26 buatan Rostvertol. Pada kesempatan kali ini ane akan bahas kedua helikopter tersebut, tentu saja akan ane adakan polling lagi kali ini. Kira-kira menurut Kaskuser, helikopter mana yang pas untuk TNI AD ? Mari kita mulai pembahasan kali ini dari helikopter Mi-26 buatan Rusia.


1. Mil Mi-26



Ilustrasi: airrecognition.com


Meski nama helikopter ini jarang disebut di Indonesia, beberapa sumber mengatakan bahwa Mil Mi-26 sejatinya sempat dipertimbangkan oleh TNI AD. Bagi agan atau sista yang suka nonton film, pasti tidak asing dengan sosok helikopter raksasa ini, pasalnya Mi-26 sempat tampil dalam film Die Hard 5: A Good Day to Die Hard (2013). Mi-26 sebenarnya mendapat dukungan dari pihak internal user, terlebih Puspenerbad telah berpengalaman menggunakan helikopter dari keluarga Mil, contohnya ada Mil Mi-17 V5 dan heli serbu Mil Mi-35P Hind yang sampai saat ini masih dioperasikan oleh TNI AD.

Bagi para perindu alutsista blok timur, Mi-26 bisa menjadi obat rindu di era 60-an, waktu itu TNI AU sempat mengoperasikan helikopter angkut raksasa Mil Mi-6. Hadirnya Mil Mi-26 tak lain sebagai pengganti dari Mil Mi-6, dan sayangnya tidak ada jejak Mi-6 yang bisa dilihat saat ini sebagai monumen atau museum di Indonesia. Dan oleh pihak NATO, Mil Mi-26 diberi nama kesayangan Halo.

Buat pendukung Mil Mi-26, memiliki helikopter ini mungkin bisa dianggap sebagai kebanggaan, lantaran ia menjadi helikopter terbesar yang ada di muka bumi. Embel-embel "terbesar" bukan hanya isapan jempol belaka, selain dari ukurannya yang super jumbo, untuk kapasitas angkut juga besar, yakni mencapai 20 ton untuk angkut muatan internal atau eksternal dengan memakai sling.

Bisa dipastikan ranpur BMP-3F milik Marinir atau truk Ural 4320 mampu dibawa dengan mudah oleh Mi-26. Untuk urusan mobilitas pasukan, Mi-26 bahkan bisa menandingi daya tampung C-130 Hercules milik TNI AU, satu kompi pasukan infanteri dengan senjata lengkap dapat diangkut oleh satu unit Mil Mi-26.

Bahkan saat konflik di Afghanistan tahun 2002, Mi-26 sempat mengevakuasi dua helikopter MH-47E Chinook dan satu unit AS532 Cougar yang mengalami kerusakan. Gak cuma helikopter gan, Mi-26 juga sukses menggotong sebuah pesawat, pada tahun 2009 sebuah Mi-26 membawa pesawat Tu-134 dari Bandara Pulkovo ke tempat latihan EMERCOM di St. Petersburg.




Saat Mi-26 menggotong MH-47E Chinook di Afghanistan tahun 2002.

Ilustrasi: chinookhelicopter.com




Saat membawa pesawat Tu-134 dari Bandara Pulkovo.




Ruang kargonya bisa untuk mengangkut ranpur sekelas BMP-3F.




Suasana ruang kargo Mi-26.

Ilustrasi: rbth.com



Entah mengapa dari dulu Rusia suka yang "besar-besar" gan, bahkan ada lelucon yang mengatakan begini: "jika kamu butuh yang besar, hubungi saja Rusia". Menurut majalah internal TNI AD, Palagan,yang terbit pada Maret tahun 2017, helikopter yang dipertimbangkan untuk diakuisisi waktu itu adalah varian Mi-26T2.

Merujuk sejarahnya, Mi-26 adalah hasil rancangan Mil Moscow Helicopter Plant, salah satu divisi dari Russian Helicopters. Pada perkembangannya, produksi helikopter ini kemudian dipasrahkan ke Rostvertol. Mi-26 sendiri pertama kali terbang tanggal 14 Desember 1977 dan mulai diproduksi massal pada tahun 1980. Sementara varian Mi-26T2 yang diminati TNI AD diluncurkan perdana pada tahun 2011. Karena membawa sejumlah perubahan pada sisi avionik, pengembangan Mi-26T2 kemudian diserahkan pada OJSC Ramenskoe Instrument Design Bureau (RKPB).

Beberapa fitur pada Mi-26T2 adalah sebagai berikut: glass cockpit dengan LCD, control panel, airborne computer, sistem penjejak dengan infrared, Tranzas TSL-1600 (instrumen untuk mendukung penerbangan malam hari). Untuk fitur lainnya Mi-26T2 dilengkapi BREO-26 digital avionics suite untuk meningkatkan stabilitas dan kendali penerbangan dalam beragam kondisi dan medan.

Kemudian ada perangkat NPK 90-2 flight and navigation system yang dikombinasikan dengan sistem komunikasi berbasis satelit (AVSTAR/GLONASS). Mi-26T2 juga dilengkapi airborne flight recorder system, backup device system, on-board control system, dan clock gyro stabilised optoelectronic system.




Ilustrasi: rbth.com




Ketika "Sang Raksasa" disandingkan dengan helikopter lain.

Ilustrasi: indomiliter.com



Saat ini, Mi-26 sudah punya varian baru yang bernama Mi-26T2V. Varian baru ini diperkenalkan di ajang International Military Technical Forum Army 2018 (21-26 Agustus), ada beberapa upgrade perangkat elektronik pada varian baru ini. Salah satunya terdapat perangkat onboard radio electronic NPK90-2V. Perangkat ini dapat memundahkan pengendalian helikopter, termasuk dalam mode terbang otomatis dan terbang bersama dalam formasi. Perangkat tersebut juga membantu proses pendaratan dan manuver darurat untuk mengarahkan helikopter kembali ke homebase. Selain itu pada varian ini ada tambahan "door gun" untuk pemasangan senjata.

Fitur avionik lainnya adalah BREO-26 digital avionics suite, digunakan untuk meningkatkan stabilitas dan kendali penerbangan dalam beragam kondisi dan medan. Desain helikopter ini masih sama dengan helikopter pada umumnya yang memakai rotor ekor. Helikopter Mi-26 memiliki 8 bilah blade pada rotor utamanya, serta 5 bilah blade pada rotor ekor.

Salah satu kekurangan alutsista Rusia adalah sulit mendapatkan ToT gan, bahkan ToT untuk perawatan mesin sekali pun tidak akan diberikan. Seperti kasus heli Mil milik TNI AD yang harus dibawa ke Rusia untuk overhaul dan perawatannya. Untuk spesifikasi lengkapnya adalah sebagai berikut:


Mi-26 (Halo)


Negara Asal: Rusia
Produsen: Rostvertol
Panjang: 40 m
Diamater Rotor: 32.4 m
Tinggi: 8.145 m
Kapasitas Angkut: 20 ton/90 penerjun payung/60 tentara
Kru: 5 (2 pilots, 1 navigator, 1 teknisi mesin, 1 teknisi penerbangan)
Bobot Kosong: 28.200 kg
Bobot Maksimum Takeoff: 56.000 kg
Mesin: 2 × Lotarev D-136 turboshafts (11240 shp) masing-masing
Kecepatan Maksimum: 295 km/jam
Jarak Jelajah: 1920 km
Negara Pengguna: Rusia, Peru, Kamboja, Kongo, Korea Utara, Ukraina, Kazakhstan, India, Venezuela dll

Spoiler for Uji Terbang Mi-26:




2. CH-47F Chinook



Ilustrasi: airrecognition.com


Kandidat selanjutnya dalam polling kali ini adalah CH-47F Chinook gan, pasti agan-agan sekalian sudah gak asing sama sosok helikopter satu ini. Bisa dibilang inilah maskot heli angkut berat dari blok barat, selain digunakan oleh Amerika, helikopter ini juga jadi favorit para anggota NATO dan sekutu Paman Sam.

Sama seperti Mi-26T2 dan Mi-26T2V, varian CH-47F adalah varian upgrade dari keluarga Chinook. CH-47F dikembangkan dari varian CH-47D, yang mulai dioperasikan tahun 1982. CH-47F sendiri melakukan penerbangan perdana tahun 2001, kemudian produksi pertama diluncurkan tanggal 15 Juni 2006 di Fasilitas Boeing di Ridley Park, Pennsylvania, dan pertama kali terbang tanggal 23 Oktober 2006.

Boeing telah mengirimkan 48 helikopter model-F ke Angkatan Darat AS hingga Agustus 2008, pada saat itu Boeing mengumumkan kontrak lima tahun dengan Angkatan Darat, senilai lebih dari US$ 4,8 miliar untuk 191 unit, dan tambahan 24 unit. Pada bulan Februari 2007, Belanda menjadi pelanggan internasional pertama, memesan enam CH-47F, dan saat ini sudah memiliki 17 unit. Belanda juga berencana untuk meningkatkan 11 CH-47D yang mereka miliki menjadi konfigurasi CH-47F.




Ilustrasi: airrecognition.com



Pada sisi avionik, CH-47F dibekali kokpit digital buatan Rockwell, yang bernama Collins Common Avionics Architecture System dan Digital Advanced Flight Control System buatan BAE Systems. CAAS sendiri meliputi lima tampilan multi-fungsi, tampilan peta bergerak, serta modem digital. Sementara sistem kontrol penerbangan lanjutan digital (DAFCS) akan memudahkan sistem transfer data, di mana sistem ini akan menyimpan data preflight dan misi.

Meski ukurannya tidak sebesar Mi-26, namun, Chinook termasuk helikopter yang kenyang pengalaman dalam perang Afghanistan dan Iran. Berbagai misi bisa diemban oleh helikopter ini, mulai dari transports troops, war supplies, battlefield equipment, medical evacuation, search and rescue, aircraft recovery, dan parachute drop. Helikopter dengan glass cockpit ini dapat menampung 33 sampai 55 penumpang, bergantung pada konfigurasi kargo dan misi.

Dalam misi medical evacuation (medevac), ruang kargo dapat dirubah untuk membawa 24 tandu dan perlengkapan medis. Ruang kargo pada CH-47F ini dapat dimuati payload hingga 10,9 ton. Artinya Chinook dapat membawa ranpur sekelas Humvee atau Komodo 4×4. Untuk angkut beban eksternal, Chinook dilengkapi tiga titik pengait (hook) di bagian bawah tubuhnya yang bisa dipergunakan sekaligus. Tiga titik pengait tersebut dipasang segaris di titik simetris tubuh helikopter.

Kapasitas angkut terbesar tentu terletak pada hook utama di bagian tengah, yang punya kemampuan angkat beban 12 ton. Sementara hook di depan dan belakangnya masing-masing punya kemampuan angkat 7,5 ton. Untuk hook depan dan belakang bisa difungsikan untuk mengaitkan beban tambahan, atau untuk menstabilkan beban yang sudah dikaitkan di hook tengah, misalnya saat Chinook mengangkat sebuah ranpur.




Proses pemasangan sling pada Chinook.

Ilustrasi: aerocorner.com




CH-47 menggotong Humvee.




Ruang kargo Cinook milik US Army.

Ilustrasi: alamy.com



Jumlah awak CH-47F lebih sedikit jika dibandingkan dengan Mi-26, CH-47F diawaki oleh tiga orang yang terdiri dari pilot, copilot dan flight engineer. Sebagai elemen kavaleri udara, CH-47F umumnya dilengkapi dua door gun/minigun dengan memakai senjata kaliber 7,62 mm pada sisi kiri dan kanan. Pada ujung pintu rampa juga ditempatkan gunner dengan senjata serupa dengan kaliber 7,62 mm.

Desain Chinook sendiri cukup unik, dengan memakai dua buah rotor utama yang berukuran besar. Rotor ini masing-masing memiliki 3 bilah blade yang berputar berlawanan arah. Salah satu kelebihan Chinook adalah mampu mendarat di laut atau lebih tepatnya terbang rendah di atas permukaan air laut dalam kondisi sea state 3, hal ini yang membuatnya mampu mendukung misi pasukan amfibi, khususnya pihak Marinir AS. Hal ini tentu menjadi nilai plus bagi Chinook, yang membuatnya cukup disukai oleh para negara sekutu AS.

Chinook memiliki usia yang lebih tua dari Mi-26, Chinook pertama kali terbang tanggal 21 September 1961 dan mulai diproduksi tahun 1962, varian awal ini dikenal dengan nama CH-47A. Selain menawarkan barang baru, Boeing juga menawarkan varian CH-47D bekas pakai US Army, yang nantinya akan di upgrade menjadi standard CH-47F. Selain itu karena jumlah CH-47D yang dibuat cukup banyak, maka Boeing juga menawarkan upgrade kepada negara pengguna CH-47D.




Kemampuan landing di air untuk membantu misi pasukan amfibi.

Foto: US Army




Foto: Robyn Gerstenslager





Pintu rampa Chinook dibuka saat melakukan operasi di lautan.

Ilustrasi: wideopanspaves.com




Gunner pada pintu rampa Chinook.

Foto: US Army



Hingga saat ini setidaknya sudah ada 300 unit lebih CH-47F yang dikirimkan kepada US Army dan US National Guard. Selain untuk konsumsi dalam negeri, kini CH-47F sudah dioperasikan oleh Kanada (15 unit), Belanda (6 unit), Inggris (24 unit) dan Australia (10 unit) dengan tambahan pesanan 4 unit. Untuk spesifikasi lengkapnya adalah sebagai berikut:


CH-47F Chinook


Negara Asal: Amerika Serikat
Produsen: Boeing
Kapasitas Angkut: 12,7 ton/33-55 tentara
Kru: 3 (pilot, kopilot, dan teknisi)
Panjang: 30,1 meter
Diameter Rotor: 18,3 meter
Tinggo: 5,7 meter
Bobot Kosong: 10.185 kg
Bobot Maksimum Takeoff: 22.680 kg
Mesin : 2 × Lycoming T55-GA-714A turboshaft , (4.733 hp) masing-masing
Kecepatan Maksimum: 315 km/jam
Jarak Jelajah: 740 km
Negara Pengguna: Amerika, Australia, Kanada, Belanda, Inggris, Singapura, India dll


Spoiler for Uji Terbang CH-47:



-----



Sebagai penutup, TS akan buat polling lagi gan. Meski "kabarnya" sudah ada deal mengenai 4 unit Chinook untuk TNI AD, sampai sekarang helikopter yang dipesan tak kunjung mendarat, nah untuk itu ane coba buat polling untuk mengetahui mana yang ideal untuk dibeli ? Kalau menurut agan sekalian antara Mil Mi-26 dan CH-47F Chinook, manakah yang ideal untuk TNI AD ? Jangan lupa ikuti vote-nya ya, sampai jumpa emoticon-Angkat Beer



Referensi: 1.2.4.5
Ilustrasi Gambar: google image dan berbagai sumber
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 78 suara
Dari Kedua Helikopter Ini, Manakah yang Ideal Untuk TNI AD ?
Mil Mi-26
60%
CH-47F Chinook
40%
Diubah oleh si.matamalaikat 23-05-2021 11:13
m4ntanqv
Junmai92
galigulagalu
galigulagalu dan 31 lainnya memberi reputasi
30
8.9K
126
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan KepolisianKASKUS Official
2.2KThread2.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.