Tangkapan layar Instagram @duniapunyacerita

Hai hai Agan dan Sista, semoga selalu dalam keadaan sehat sentosa

Kemajuan teknologi yang berkembang pesat belakangan ini, membuat semuanya mudah diketahui. Semua kejadian di belahan dunia mana pun akan cepat tersebar informasinya.

Pesatnya perkembangan teknologi, semakin banyak pula bermunculan aplikasi media sosial yang bisa dijadikan ajang bertukar pendapat, berteman, dan mencari jodoh

Beberapa aplikasi media sosial juga dapat dijadikan ladang bisnis untuk mengeruk rupiah bagi pemiliknya, sebut saja Instagram, Tik Tok, You Tube, dan masih banyak lainnya. Mereka berlomba-lomba membuat konten yang dapat menarik perhatian masyarakat, hingga berujung viral.

Setelah viral, follower bertambah, endorse-pun mendekat. Salah satu sasaran marketing para pemilik barang dan jasa adalah dengan meng-endorse seleb-seleb media sosial.

Namanya teknik S3 Marketing, pasti ada saja kelakuan nyelenehyang dibuat agar bisa membuat masyarakat tertarik. Salah satunya yang dilakukan oleh seorang agen properti, ia me-review sebuah rumah mewah di kawasan Pondok Indah.

Video rekaman review rumah seharga Rp59 Miliar tersebut menjadi viral dan menjadi perbincangan hangat warganet tanah air, karena sang wanita dalam rekaman tersebut dengan enteng dan santuynya menyebut harga rumah yang ditawarkan Rp59 miliar 'doang'.

Video tersebut diposting oleh akun Tik Tok @celrishwijaya, dalam video tersebut ia mengatakan bahwa rumah tersebut termasuk murah jika dilihat dari lokasi dan luas tanahnya 1000 meter.

Rumah dengan fasilitas hotel bintang 5, dari kolam renang, lapangan golf, tempat fitnes dan masih banyak lainnya.

Wajar sih kalo memang uangnya bingung mau dikemanain lagi, bagi mereka rumah tersebut termasuk murah. Bagi yang bilang mahal mungkin karena memang nggak punya dana dan nggak suka main property. Hidup itu harusnya se-simple itu

Beberapa waktu lalu sempat viral juga pernyataan seorang pakar komunikasi tentang fenomena pamer kekayaan di media sosial. Unggahan videonya banyak menuai pro kontra. Hal tersebut memang mengundang kontroversi di masyarakat yang mana kesenjangan sosialnya masih terlihat nyata.

Ane pribadi jika ane nggak suka, ane skip. Toh, balik lagi faktanya memang media sosial sekarang beralih fungsi sebagai ajang pamer bagi pemiliknya, entah itu pamer kekayaan, pamer kemesraan, pamer kesedihan dan kesengsaraan, serta pamer yang lainnya.

Banyak yang ikutan bahagia melihat video pamer kekayaan yang dipertontonkan, banyak pula yang julid bin nyinyir, semua tergantung ke personalnya masing-masing. Mau dibuat simple atau dibuat ribet

Ane pamit undur diri, sampai jumpa di thread ane selanjutnya. Salam bahagia dan sehat selalu.

Sumber gambar referensi; klik di sini