- Beranda
- The Lounge
Berburu Burung Ruak-Ruak dan Mistis yang Menyertainya
...
TS
Surobledhek746
Berburu Burung Ruak-Ruak dan Mistis yang Menyertainya
Hallo Gan/Sist, ketemu lagi dengan tread gw. Semoga kesehatan dan kesejahteraan menyertai kita semua ya, dan tetap terbebas dari covid 19. Aamin.
Kali ini Gw akan berbagi pengalaman tentang bagaimana mencari berburu burung ruak-ruak, dalam bahasa Indonesia sering disebut burung truwok. Dalam bahasa daerah banyak sekali nama yang disematkan pada burung jenis ini.
Burung Truwok atau Kareo Padi yang memiliki nama latin Amaurornis phoenicurus merupakan spesies burung yang termasuk keluarga Rallidae.
Truwok atau Kareo Padi tersebar di wilayah India, China selatan, Asia Tenggara, Filipina, Sulawesi, Sunda Besar serta berada di Nusa Tenggara.
Akan tetapi, burung ini juga dapat dijumpai pada sepanjang pesisir Lumajang, Jawa Timur serta kawasan Jawa Tengah. Pada umumnya burung ini bisa dijumpai di rerumputan rawa, sawah, hutan bakau, parit-parit yang berada di tepi jalan. Dan pastinya pada lahan-lahan yang berbau basah dan juga berair.
Gw termasuk orang yang mungkin mengabaikan kelestarian burung ini Gan/Sist. Burung yang Gw dapat biasanya disbelih, dan digoreng byat lauk makan.
Sebagian besar para pelestari lingkungan pasti marah ketika burung ruak-ruak ini diburu. Padahal mereka lupa, alasan pertama burung ruak-ruak semakin berkurang jumlahnya adalah karena berkurangnya habitat mereka, yaitu persawahan.
Al hasil, mereka kini terpaksa menghuni area sawit dan hutan-hutan yang ada di pinggir sungai. Di tempat Gw, ketika siang, baik pagi, siang, maupun sore masih sangat banyak mendengar suara burung ini.
Bedanya kalau dahulu suara mereka sering di dengar di tengah sawah, kini suara itu jarang terdengar. Malah yang lebih serng terdengar berada di pinggir sungai dan lahan sawit.
Berburu burung ruak-ruak sangat mudah dilakukan. Ada beberapa cara yang biasa digunakan, di antaranya dengan memasang jebak, jipah, dan ditembak.
Untuk yang terakhir ini rada sadis juga. Di tembak! Seperti pelaku narkoba yang kena hukuman mati saja.
Kalau dijipah atau dipasang jerat biasanya dengan cara mencari jejak kaki burung ruak-ruak sebelumnya. Gw gak tau kepercayaan ini berasal darimana, pokoknya jika di pinggir sungai, di sawah ada bekas jejak kakinya maka jika dipasang jerat, atau jipah akan dan dapat. Dan benar, biasanya akan dapat.
Sementara yang Gw lakukan adalah dengan memasang jaring. Burung yang datang adalah burung ruak-ruak yang terbang pada malam hari.
Orang akan akan menyangka bahwa burung ruak-ruak tidak mampu terbang tinggi dan terbang jauh. Apa yang Gw lihat dan sebagian besar masyarakat yang biasa mencari burung ruak-ruak akan tahu kalau burung ruak-ruak terbang tinggi dan sangat jauh.
Pada saat siang hari, memang burung ruak-ruak hanya memperlihatkan diri dengan kemampuan terbang alakadarnya, sekedar menyeberangi selokan dan terbang rendah.
Hingga akhirnya, mereka ada yang memiliki kepercayaan bahwa burung ruak-ruak yang terbang tinggi bukanlah burung ruak-ruak yang biasa di sawah-sawah. Ada yang mengatakan bahwa burung ruak-ruak yang terbang tinggi pada malam hari itu berasal dari kayangan.
Memasang jaring burung ruak-ruak memang memiliki kekhasan tersendiri. Hanya dilakukan pada malam hari dan ketika bulan gelap. Biasanya tanggal 1 hingga tanggal 7 bulan Hijriah. Kemudian dilanjutkan pada tanggal 22 hingga akhir tanggalan bulan hijriah setiap bulan.
Jarang sekali bulan terang dilakukan pencarian burung ruak-ruak dengan jaring. Jika pun dilakuka, biasanya tak akan ada burung ruak-ruak yang terbang atau mendekat.
Sedangkan alat yang digunakan untuk memanggil disebut pikat. Bisa dengan burung maupun suara tiruan. Pada saat belum canggih, yang digunakan sebagai pikat adalah burung ruak-ruak sendiri. Beberapa burung yang sudah dilatih sejak kecil bersuara memanggil. Demikianlah burung ruak-ruak yang terbang mengitari dan nyangkut di jaring.
Setelah zaman berganti, suara ruak-ruak diganti dengan suara tiupan yang terbuat dari bambu disebut sapung. Suaranya mirip suara burung ruak-ruak.
Nah, pada saat pembuatan sapung inilah sebuh mistis sangat kuat melekat pada pemburu burung. Misalnya, bambu yang digunakan harus dipotong sesuai ukuran yang telah ditentukan. Katanya harus sepanjang jarak puting susu penyapung (tukang tiup sapung).
Jika lebih atau kurang maka burung yang datang bukanlah burung ruak-ruak biasa. Katanya akan datang burung ruak-ruak besar. Burung tersebut dipercaya sebagai hantu atau jinnya burung ruak-ruak. Kadang berwarna merah, dan kadang berwarna putih.
Sebuah cerita yang beredar di daerah Gw, katanya pada suatu malam beberapa puluh tahun lalu. Ada seseorang yang bergelar dalang. Memang orang tersebut tukan memainkan wayang. Jadi warga masyarakat menyebutnya Ki Dalang. Yang bersangkutan menyapung (meniup sapung dengan memasnag jaring).
Di mula dari setelah selesai salat isya, berangkat bersama seorang teman ke area persawahan untuk berburu burung ruak-ruak dengan jaring dan sapung yang ditiup.
Nasib baik, katanya sejak sapubg ditiup burung ruam-ruak datang menghampiri jala mereka seperti belalang, silih berganti. Otomatis mereka mendapatkan hasil tangkapan yang sangat banyak. Katanya karung yang digunakan untuk tempat hasil tangkapan hampir penuh berjejal.
Ki Dalang juga heran, katanya. Tak pernah seumur hidup menemukan kejadian seperti itu. Biasanya, hasil tangkapan hingga menjelang tengah malam paling banyak dua puluh hingga dua puluh lima. Itu sudah paling banyak.
Namun kali ini, burung ruak-ruak seperti dilempar dari langit. Datang dan menabrak jaring. Tak hanya satu, kadang dua ekor hingga empat ekor datang dan menabrak jaring secara bersamaan.
Ki Dalang pun tetap asyik meniup sapungnya sementara temannya melepaskan burung dari jaring. Namun, begitu menjelang tengah malam, katanya tiba-tiba dari kejauhan teman Ki Dalang menyaksikan ada warna merah mirip burung ruak-ruak mendekat ke arah jaring.
Teman Ki Dalang langsung beranjak dan berlari dari tempat tersebut tanpa sempat memberitahu Ki Dalang. Rupa-rupanya Ki Dalang meniup sapung sambil memejamkan mata. Jadi tak melihat ketika burung berwarna merah itu mendekat.
Burung ruak-ruak biasanya pada saat tertarik dengan suara sapung atau suara mirip dengannya akan menyahut dengan suara khas. Dan tidak nyaring.
Kali ini suara sahutan burung ruak-ruak tersebut sangat nyaring. Maka karena terkejut, Ki Dalang pun membuka mata. Dan! Ternyata temannya sudah tidak ada. Hanya suara gemerasak orang lari.
Sementara mata Ki Dalang menyaksikan burung ruak-ruak besar berwarna merah tersebut mengelulingi jaring. Maka Ki Dalang pun menghentikan tiupannya. Dan burung ruak-ruak tersebut pergi menjauh.
Demikianlah cerita yang beredar dari mulut ke mulut. Kebenarannya, tak ada yang mengetahui. Katanya, jika sempat burung tersebut mendekat dan hinggap di tanah dekat jaring, maka burung itu akan memakan si tukang sapung. Entahlah....
Selama bertahun-tahun Gw berburu burung dengan sapung tak pernah menemukan ada burung ruak-ruak besar yang mampir. Kadang sesekali.memang bulu kuduk berdiri sangat lama.
Begitu hasil tangkapan banyak, langsung dada berdebar-debar, jangan-jangan hantu burung ruak-ruak akan datang dan mampir, lalu memakan Gw.
Meskipun Gw tidak percaya, tetap saja, jika hasil tangkapan sudah banyak, hati selalu was-was. Dan biasanya langsung berhenti dan pulang.
Kalau sekarang sudah tidak menggunakan sapung tiup dari bambu. Kecanggigan teknologi sudah membuat semua lebih mudah. Tinggal putar rekaman suara burung ruak-ruak dengan speaker aktif lalu duduk manis, maka burung ruak-ruak akan datang dan menghampiri jaring. Siap-siap melepaskan burung dari jaring saja.
Apakah masih takut? Jelas brow. Tetap saja bulu kuduk sering berdiri tegak dan hawa dingin menusuk pori-pori kulit. Namanya juga malam hari, di tengah sawah dan angin malam pasti sangat dingin, bercampur embun pula.
Soal bulu kuduk? Entahlah... Nyatanya tetap saja berdiri. Walau tak percaya mistik, Gw masih merasa takut kalau hantu burung ruak-ruak datang menghampiri jaring. Semoga saja jangan pernah ditemui....
Biar bagaimana pun, tetap saja melestarikan burung ruak-ruak tetap penting. Caranya jangan memburu terlalu banyak. Berikan kesempatan agar burung ruak-ruam tetap berkembang biak dengan baik. Jadi biar berburu tetap mengedepankan pelestarian. Begitu kira-kira. Salam....
Kali ini Gw akan berbagi pengalaman tentang bagaimana mencari berburu burung ruak-ruak, dalam bahasa Indonesia sering disebut burung truwok. Dalam bahasa daerah banyak sekali nama yang disematkan pada burung jenis ini.
Burung Truwok atau Kareo Padi yang memiliki nama latin Amaurornis phoenicurus merupakan spesies burung yang termasuk keluarga Rallidae.
Quote:
Truwok atau Kareo Padi tersebar di wilayah India, China selatan, Asia Tenggara, Filipina, Sulawesi, Sunda Besar serta berada di Nusa Tenggara.
Akan tetapi, burung ini juga dapat dijumpai pada sepanjang pesisir Lumajang, Jawa Timur serta kawasan Jawa Tengah. Pada umumnya burung ini bisa dijumpai di rerumputan rawa, sawah, hutan bakau, parit-parit yang berada di tepi jalan. Dan pastinya pada lahan-lahan yang berbau basah dan juga berair.
Gw termasuk orang yang mungkin mengabaikan kelestarian burung ini Gan/Sist. Burung yang Gw dapat biasanya disbelih, dan digoreng byat lauk makan.
Sebagian besar para pelestari lingkungan pasti marah ketika burung ruak-ruak ini diburu. Padahal mereka lupa, alasan pertama burung ruak-ruak semakin berkurang jumlahnya adalah karena berkurangnya habitat mereka, yaitu persawahan.
Quote:
Al hasil, mereka kini terpaksa menghuni area sawit dan hutan-hutan yang ada di pinggir sungai. Di tempat Gw, ketika siang, baik pagi, siang, maupun sore masih sangat banyak mendengar suara burung ini.
Bedanya kalau dahulu suara mereka sering di dengar di tengah sawah, kini suara itu jarang terdengar. Malah yang lebih serng terdengar berada di pinggir sungai dan lahan sawit.
Berburu burung ruak-ruak sangat mudah dilakukan. Ada beberapa cara yang biasa digunakan, di antaranya dengan memasang jebak, jipah, dan ditembak.
Quote:
Untuk yang terakhir ini rada sadis juga. Di tembak! Seperti pelaku narkoba yang kena hukuman mati saja.
Kalau dijipah atau dipasang jerat biasanya dengan cara mencari jejak kaki burung ruak-ruak sebelumnya. Gw gak tau kepercayaan ini berasal darimana, pokoknya jika di pinggir sungai, di sawah ada bekas jejak kakinya maka jika dipasang jerat, atau jipah akan dan dapat. Dan benar, biasanya akan dapat.
Sementara yang Gw lakukan adalah dengan memasang jaring. Burung yang datang adalah burung ruak-ruak yang terbang pada malam hari.
Quote:
Orang akan akan menyangka bahwa burung ruak-ruak tidak mampu terbang tinggi dan terbang jauh. Apa yang Gw lihat dan sebagian besar masyarakat yang biasa mencari burung ruak-ruak akan tahu kalau burung ruak-ruak terbang tinggi dan sangat jauh.
Pada saat siang hari, memang burung ruak-ruak hanya memperlihatkan diri dengan kemampuan terbang alakadarnya, sekedar menyeberangi selokan dan terbang rendah.
Hingga akhirnya, mereka ada yang memiliki kepercayaan bahwa burung ruak-ruak yang terbang tinggi bukanlah burung ruak-ruak yang biasa di sawah-sawah. Ada yang mengatakan bahwa burung ruak-ruak yang terbang tinggi pada malam hari itu berasal dari kayangan.
Memasang jaring burung ruak-ruak memang memiliki kekhasan tersendiri. Hanya dilakukan pada malam hari dan ketika bulan gelap. Biasanya tanggal 1 hingga tanggal 7 bulan Hijriah. Kemudian dilanjutkan pada tanggal 22 hingga akhir tanggalan bulan hijriah setiap bulan.
Jarang sekali bulan terang dilakukan pencarian burung ruak-ruak dengan jaring. Jika pun dilakuka, biasanya tak akan ada burung ruak-ruak yang terbang atau mendekat.
Sedangkan alat yang digunakan untuk memanggil disebut pikat. Bisa dengan burung maupun suara tiruan. Pada saat belum canggih, yang digunakan sebagai pikat adalah burung ruak-ruak sendiri. Beberapa burung yang sudah dilatih sejak kecil bersuara memanggil. Demikianlah burung ruak-ruak yang terbang mengitari dan nyangkut di jaring.
Quote:
Setelah zaman berganti, suara ruak-ruak diganti dengan suara tiupan yang terbuat dari bambu disebut sapung. Suaranya mirip suara burung ruak-ruak.
Nah, pada saat pembuatan sapung inilah sebuh mistis sangat kuat melekat pada pemburu burung. Misalnya, bambu yang digunakan harus dipotong sesuai ukuran yang telah ditentukan. Katanya harus sepanjang jarak puting susu penyapung (tukang tiup sapung).
Jika lebih atau kurang maka burung yang datang bukanlah burung ruak-ruak biasa. Katanya akan datang burung ruak-ruak besar. Burung tersebut dipercaya sebagai hantu atau jinnya burung ruak-ruak. Kadang berwarna merah, dan kadang berwarna putih.
Sebuah cerita yang beredar di daerah Gw, katanya pada suatu malam beberapa puluh tahun lalu. Ada seseorang yang bergelar dalang. Memang orang tersebut tukan memainkan wayang. Jadi warga masyarakat menyebutnya Ki Dalang. Yang bersangkutan menyapung (meniup sapung dengan memasnag jaring).
Di mula dari setelah selesai salat isya, berangkat bersama seorang teman ke area persawahan untuk berburu burung ruak-ruak dengan jaring dan sapung yang ditiup.
Nasib baik, katanya sejak sapubg ditiup burung ruam-ruak datang menghampiri jala mereka seperti belalang, silih berganti. Otomatis mereka mendapatkan hasil tangkapan yang sangat banyak. Katanya karung yang digunakan untuk tempat hasil tangkapan hampir penuh berjejal.
Quote:
Ki Dalang juga heran, katanya. Tak pernah seumur hidup menemukan kejadian seperti itu. Biasanya, hasil tangkapan hingga menjelang tengah malam paling banyak dua puluh hingga dua puluh lima. Itu sudah paling banyak.
Namun kali ini, burung ruak-ruak seperti dilempar dari langit. Datang dan menabrak jaring. Tak hanya satu, kadang dua ekor hingga empat ekor datang dan menabrak jaring secara bersamaan.
Ki Dalang pun tetap asyik meniup sapungnya sementara temannya melepaskan burung dari jaring. Namun, begitu menjelang tengah malam, katanya tiba-tiba dari kejauhan teman Ki Dalang menyaksikan ada warna merah mirip burung ruak-ruak mendekat ke arah jaring.
Teman Ki Dalang langsung beranjak dan berlari dari tempat tersebut tanpa sempat memberitahu Ki Dalang. Rupa-rupanya Ki Dalang meniup sapung sambil memejamkan mata. Jadi tak melihat ketika burung berwarna merah itu mendekat.
Burung ruak-ruak biasanya pada saat tertarik dengan suara sapung atau suara mirip dengannya akan menyahut dengan suara khas. Dan tidak nyaring.
Kali ini suara sahutan burung ruak-ruak tersebut sangat nyaring. Maka karena terkejut, Ki Dalang pun membuka mata. Dan! Ternyata temannya sudah tidak ada. Hanya suara gemerasak orang lari.
Sementara mata Ki Dalang menyaksikan burung ruak-ruak besar berwarna merah tersebut mengelulingi jaring. Maka Ki Dalang pun menghentikan tiupannya. Dan burung ruak-ruak tersebut pergi menjauh.
Demikianlah cerita yang beredar dari mulut ke mulut. Kebenarannya, tak ada yang mengetahui. Katanya, jika sempat burung tersebut mendekat dan hinggap di tanah dekat jaring, maka burung itu akan memakan si tukang sapung. Entahlah....
Selama bertahun-tahun Gw berburu burung dengan sapung tak pernah menemukan ada burung ruak-ruak besar yang mampir. Kadang sesekali.memang bulu kuduk berdiri sangat lama.
Begitu hasil tangkapan banyak, langsung dada berdebar-debar, jangan-jangan hantu burung ruak-ruak akan datang dan mampir, lalu memakan Gw.
Meskipun Gw tidak percaya, tetap saja, jika hasil tangkapan sudah banyak, hati selalu was-was. Dan biasanya langsung berhenti dan pulang.
Kalau sekarang sudah tidak menggunakan sapung tiup dari bambu. Kecanggigan teknologi sudah membuat semua lebih mudah. Tinggal putar rekaman suara burung ruak-ruak dengan speaker aktif lalu duduk manis, maka burung ruak-ruak akan datang dan menghampiri jaring. Siap-siap melepaskan burung dari jaring saja.
Apakah masih takut? Jelas brow. Tetap saja bulu kuduk sering berdiri tegak dan hawa dingin menusuk pori-pori kulit. Namanya juga malam hari, di tengah sawah dan angin malam pasti sangat dingin, bercampur embun pula.
Soal bulu kuduk? Entahlah... Nyatanya tetap saja berdiri. Walau tak percaya mistik, Gw masih merasa takut kalau hantu burung ruak-ruak datang menghampiri jaring. Semoga saja jangan pernah ditemui....
Biar bagaimana pun, tetap saja melestarikan burung ruak-ruak tetap penting. Caranya jangan memburu terlalu banyak. Berikan kesempatan agar burung ruak-ruam tetap berkembang biak dengan baik. Jadi biar berburu tetap mengedepankan pelestarian. Begitu kira-kira. Salam....
suhukicau dan 4 lainnya memberi reputasi
5
30.3K
18
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.5KThread•88.8KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya