nevertalkAvatar border
TS
nevertalk
DMI Minta Penggunaan Toa Masjid Harus Buat Suasana Syahdu-Khidmat


Dewan Masjid Indonesia (DMI) menanggapi terkait persoalan seorang warga di Tangerang yang meminta toa masjid sedikit digeser lantaran merasa terganggu. Berkaca dari persoalan itu, DMI menyebut penggunaan toa masjid memang sebaiknya memperhatikan aspek kesyahduan dan kekhidmatan.

Sekjen DMI, Imam Addaruquthni, awalnya mengatakan masjid-masjid di kota-kota memang seharusnya memperhatikan aturan yang ada. Dia menyebut penggunaan pengeras suara di masjid juga harus memperhatikan kondisi keadaan masyarakat sekitar.

"Pemikiran dari Pak JK (Jusuf Kalla) itu untuk masjid-masjid di kota-kota itu memikirkan pengaturan penggunaan alat speaker atau sound system masjid, ini terutama juga dimaksudkan agar para penghuni di sekitar masjid, khususnya, itu lebih merasakan waktu efektif secara convenient untuk dia menikmati masa istirahatnya," kata Imam, saat dihubungi, Kamis (20/5/2021).

Imam beralasan masyarakat di kota-kota tentunya membutuhkan waktu istirahat dari aktivitas kerja yang berat. Dengan demikian, kata dia, baiknya penggunaan speaker masjid mengikuti aturan sedemikian rupa seperti yang sudah diatur oleh Kementerian Agama.

"Maka pengaturan sound system, penggunaan dan waktunya itu seharusnya juga atau sebaiknya juga dipikirkan mungkin hitungan bahkan secara detil hitungan menit per menit antara misalnya penggunaan saat adzan, kemudian apakah yang dimaksudkan tadarus itu waktu dan tempo berapa lama," ucapnya.

Terlebih kata dia kondisi masjid seperti di Tangerang. Menurutnya masjid merupakan milik masyarakat, sehingga harus memperhatikan kesyahduan dan kekhidmatan saat mendengarkan pengeras suara masjid.

"Karena itu ini juga penghormatan kepada satu pihak, ini masjid sendiri punya masyarakat, dan karena itu bukan miliknya marbot atau perorangan, tapi pada waktu yang sama masyarrakat juga ingin menikmati masjid ini dengan kesyahduan dan kekhidmatan, sehingga ada jalan tengah yang ditanyakan itu ada baiknya pengaturan, kedua karena Masjid di Jakarta khususnya di Tangerang itu termasuk daerah padat masjid, itu antara pengurus masjid bisa bicarakan penggunaan sound system yang antar masjid tidak berbenturan suara, kalau itu bisa dibicarakan antar pengurus masjid maka suara speaker itu akan kurangi kegaduhan, maksudnya menimbulkan kenyamanan," jelasnya.

Dia menyebut tidak mengetahui secara pasti terkait status warga di Tangerang yang merasa tidak nyaman tersebut. Namun demikian, menurutnya aturan penggunaan speaker ini berlaku indiskriminatif.

"Apa orang itu sekedar protes atau dia juga misalnya orang yang tidak pernah ke masjid, atau orang beragama lain, tapi yang dipikirkan DMI khususnya oleh Pak JK itu secara indiskriminatif, maksudnya apakah penduduknya di situ orang Islam atau orang non islam, penggunaan speaker juga tetap diatur sedemikian rupa gitu aja," ujarnya.

Seperti diketahui, sekelompok massa mendatangi Kompleks Perumahan Illago, Gading Serpong, Kabupaten Tangerang. Mereka meluapkan kemarahan atas tindakan MR yang mendesak pengurus masjid mengecilkan volume suara yang keluar dari toa masjid.

"Jadi awalnya ada utusan dari cluster disuruh menggeser pengeras suara sedikit, itu juga nggak saya hiraukan. Makanya emang berdirinya masjid (berdekatan) sama cluster, cuma dia ngerasa agak keganggu, bukan keganggu, minta tolong digeser (Toa)," kata Ketua RT setempat, sekaligus pengurus Masjid, Abdul Haer, Kamis (20/5/2021).

Pihak kepolisian kemudian turun tangan untuk melakukan mediasi. Kapolres Tangerang Selatan AKBP Iman memastikan situasi cepat diatasi aparat sehingga tidak terjadi amuk massa.

"Sudah clear semalam. Sejak kejadian juga sudah kita amankan dan tidak ada masalah. Yang protes juga sudah bikin permintaan maaf," kata Iman saat dihubungi detikcom, Kamis (20/5/2021).

Belakangan aksi protes terhadap suara toa masjid di Desa Curug ebaik, berujung pada permintaan maaf seorang berinisial MR. Pernyataan maaf di sampaikan di depan perwakilan aparat polisi, TNI, dan warga.

"Saya meminta maaf atas kekeliruan saya menyuruh DKM Masjid Al Fudollah untuk mengecilkan suara Toa," ungkap MR dalam rekaman video yang diterima detikcom, Kamis (20/5/2021).

MR juga mengungkap tindakan yang ia lakukan atas inisiatif sendiri. Ia pun mengaku menyesal dan menyadari sikapnya telah meresahkan warga Desa Curug ebaik.

https://news.detik.com/berita/d-5576...syahdu-khidmat

SULIT DITERAPKAN KRN SIAPAPUN BISA MEMEGANG MIC UNTUK ADZAN

TUGAS PENGURUS MESJID MENCARI PENCARI BAKAT SUARA BAGUS

JANGAN SAMPE ORANG YG SUMBU PENDEK YG MEMEGANG MIC
Diubah oleh nevertalk 20-05-2021 23:46
HadesManes
samsol...
345uki
345uki dan 4 lainnya memberi reputasi
3
1.5K
69
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.