Cher Ami, Burung Merpati Yang Menyelamatkan 194 Nyawa Manusia

Rumah sakit swasta Institut Radioterapi telah ditinggalkan pada tahun 1985 ketika semua kegiatan operasional dipindahkan ke tempat baru yang dibangun secara khusus. Sebagian besar peralatan Rumah Sakit sudah dibawa ke tempat yang baru, tetapi unit radioterapi yang berisi kapsul cesium klorida yang bersifat radioaktif masih tertinggal.

Pihak berwenang menyadari bahwa peralatan berharga dan berbahaya tersebut masih berada di dalam gedung yang ditinggalkan, tetapi pihak berwenang tidak dapat mengatur pemindahannya karena perselisihan antara pemilik gedung dan manajemen rumah sakit.


Properti itu selalu dipantau oleh penjaga keamanan, tetapi pada 13 September 1987 penjaga yang bekerja pada hari itu tidak berangkat karena sakit. Alasan dia tidak berangkat sebenarnya adalah karena ingin membawa keluarganya menonton film komedi di bioskop yang berjudul Herbie Goes Bananas.

Saat itulah dua pria yang bernama Roberto dos Santos Alves dan Wagner Moto Pereira menyusup memasuki rumah sakit, membongkar unit radioterapi dan mengangkut sumber radioaktif itu dengan gerobak dorong. Kedua pria itu hanya mengetahui bahwa ada besi tua yang berharga dan tidak tahu bahwa paparan bahan radioaktif di dalamnya akan berbahaya bagi kesehatan mereka.


Mereka berdua membawa peralatan itu ke rumah Roberto dan mulai membongkarnya. Tak lama kemudian, kedua pria tersebut mulai menderita gejala keracunan radiasi termasuk muntah, diare, dan pusing. Luka bakar mulai dirasakan di tangan mereka ketika bersentuhan dengan peralatan tersebut. Meskipun begitu, mereka terus membongkar alat tersebut.

Dua hari kemudian, pada tanggal 15 September, Wagner mengunjungi klinik lokal dan secara keliru didiagnosis sebagai keracunan makanan. Hal tersebut tidak mengejutkan, karena sebuah klinik kecil tidak memiliki pengalaman sama sekali dalam menangani penyakit yang disebabkan oleh radiasi. Sementara itu, Roberto terus membongkar alat tersebut.


Pada tanggal 16 September dia membuat lubang dengan obeng dan melihat cahaya biru yang berkedip-kedip dari dalam alat tersebut. Karena penasaran, Roberto menggunakan ujung obeng untuk mengambil zat radioaktif yang kemudian berusaha untuk dibakar, mengira itu adalah bubuk mesiu. Untungnya dia tidak bisa membakar zat tersebut.

Pada tanggal 18 September, Roberto menjual alat tersebut kepada pemilik tempat pembuangan sampah Devair Alves Ferriera yang mengira cahaya biru dari zat radioaktif sebagai tanda bahwa alat tersebut memiliki khasiat magis. Dia sama sekali tidak menyadari sifat sebenarnya dari cahaya tersebut, dia membawa tabung itu ke rumahnya dan mengundang banyak teman dan keluarga untuk datang dan melihatnya selama beberapa hari.


Pada tanggal 21 September salah satu teman Devair berhasil menggali lebih banyak lagi bahan radioaktif dari dalam alat tersebut. Sekali lagi Devair salah mengira cahaya radioaktif yang mematikan itu sebagai sesuatu yang ajaib dan memberikan sebagian kecil bahan itu sebagai hadiah untuk teman dan keluarganya.

Di antara penerima adalah Ivo Ferreira, saudaranya. Ivo membawa pulang bahan tersebut dan membiarkan putrinya yang berusia enam tahun untuk bermain dengannya. Gadis kecil itu, tertarik oleh cahayanya, membalurkan zat tersebut ke kulitnya seperti riasan dan mencampurkannya ke dalam makanan yang dia makan.


Pada 25 September, Devair menjual sisa dari alat tersebut ke pengepul rongsok. Istrinya, Gabriella Maria Ferreira, sudah sakit parah pada tahap ini, tetapi dialah yang akhirnya mengungkap semuanya. Pada tanggal 28 September, Maria mengambil alat itu dari tempat pengepul rongsok dimana Devair menjualnya, lalu Maria membawanya ke rumah sakit terdekat. Di sana, akhirnya, pada 29 September, dokter mengidentifikasi alat itu dan memberi tahu pihak berwenang, yang segera mengambil tindakan untuk mengatasi insiden itu dan mulai pembersihan. Dan itu bukanlah tugas yang mudah.

Beberapa rumah dihancurkan dan benda-benda yang diambil dari alat tersebut juga dihancurkan setelah dinyatakan positif terkontaminasi radioaktif. Lantai dan dinding di beberapa rumah diidentifikasi, atap disemprot, kendaraan disita dan dalam beberapa kasus dihancurkan, serta lima babi dimusnahkan setelah diketahui juga terkontaminasi.


Keseluruhan sebanyak 112.000 orang diuji, yang kemungkinan terpapar zat radioaktif dan 249 ditemukan terkontaminasi. Dengan perawatan yang tepat kebanyakan dari mereka sembuh total. Namun, tidak semua orang selamat.

Orang-orang yang bersetuhan dengan alat tersebut sangat menderita. Roberto dos Santos Alves, salah satu pencuri yang awalnya mengeluarkan sumber dari rumah sakit, lengan kanannya diamputasi setelah menderita luka bakar radiasi yang parah. Pencuri lainnya, Wagner Mota Pereira, kehilangan beberapa jari. Tidak ada yang dituntut dalam gugatan perdata setelah insiden tersebut.


Edmilson Alves de Souza dan Israel Baptista dos Santos, dua karyawan di tempat barang rongsokan Devair, meninggal karena luka dalam yang dideritanya akibat kontak dengan radiasi. Istri Devair, Gabriella Maria Ferreira, juga akhirnya meninggal. Korban termuda adalah Leide das Neves Ferreira, putri Ivo Ferreira yang berusia enam tahun, yang diizinkan bermain-main dengan bahan radioaktif dan menambahkannya ke dalam makanannya.


Tubuhnya sangat terkontaminasi setelah kematiannya sehingga dia dimakamkan di peti mati berlapis timah. Insiden Goiania sekarang diakui sebagai salah satu insiden kontaminasi radioaktif terburuk di dunia. Meskipun tidak ada temuan penyakit kanker yang tercatat setelah insiden itu, ketakutan akan radiasi dan efek mengerikannya tetap menghantui hingga hari ini.