Keberadaan konsol genggam sangat membantu orang-orang yang jarang ada di rumah. Konsol genggam sangat berguna untuk menghibur orang-orang yang sedang ada di perjalanan jauh, misalnya di dalam bis atau kereta api. Hasilnya mereka bisa bermain video game dimana saja tanpa harus ke arcade atau pulang ke rumah. Kalau di rumah padam listrik juga masih bisa main video game.
Namun, sekarang ini keberadaan konsol genggam sudah dilupakan oleh sebagian orang. Alasannya karena ada banyak permainan di ponsel masa kini, baik dari android maupun iOS.
Apa saja yang membuat sebagian orang melupakan keberadaan konsol genggam?
Spoiler for Harganya Mahal:
Tidak dapat dipungiri bahwa harga konsol genggam lebih mahal dari harga konsol rumahan. Harganya mahal karena pembuatannya lebih rumit, bahan-bahannya lebih kecil, jadi lebih sulit untuk membuatnya. Peredaran konsol genggam juga cukup terbatas, hanya dijual di toko video game.
Tidak seperti ponsel, banyak orang membuka toko ponsel, bahkan membangun pasar yang berisi deretan toko ponsel. Bahkan rumah sederhana yang terletak di jalan ramai saja bisa membuka toko ponsel.
Sedangkan toko video game tidak demikian. Toko video game saling berpencar, jarang ada yang saling bersebelahan.
Pembeli juga lebih suka membeli ponsel karena kebutuhan. Meskipun harganya mahal, masih bisa untuk gaya. Kamera bagus, kinerja lancar, dan permainan gratis menjadi nilai tambah.
Spoiler for Game-nya tidak gratis:
Pemain konsol genggam harus mengeluarkan uang lagi untuk membeli video game lain. Biasanya kalau membeli konsol ada bonus 1 judul video game, apalagi kalau edisi bundle. Tetapi, pembeli seringkali tidak bisa memilih, hanya bisa menerima yang sudah disediakan saja. Meski demikian, selalu ada potongan harga, baik di toko biasa, maupun di toko digital.
Sedangkan video game ponsel dapat dimainkan secara cuma-cuma. Sebagian kecil memang dikenakan biaya. Tetapi, sesungguhnya tidak ada video game yang dapat dimainkan secara cuma-cuma. Game gratis juga memungut bayaran, contohnya membatasi waktu bermain, tingkat kesulitan tidak masuk akal, membuang waktu, sampai mengadakan undian.
Kalau mau main seperti biasa, pemain akan dipungut bayaran. Contohnya Top Up Diamond yang tampak di berbagai judul video game. Untuk melakukan itu, selalu ada peringatan bahwa pengguna harus berusia diatas 18 tahun.
Alasannya sederhana, orang dewasa bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Kalau sudah lulus SMA, biasanya sudah ada yang punya penghasilan sendiri.
Spoiler for Lingkungan:
Hampir semua orang memiliki ponsel pintar karena butuh. Tetapi tidak semua orang bisa mempunyai konsol genggam karena bukan kebutuhan. Konsol genggam cenderung masuk dalam golongan keinginan, tidak banyak orang yang membutuhkannya. Lingkungan orang-orang juga ikut andil dalam hal ini. Orang yang bukan penggemar video game bisa saja ikut bermain karena di ponselnya ada video game.
Apalagi sekarang sangat mudah untuk bermain game online di ponsel tanpa harus takut melihat tagihan telepon.
Adapula aliran sesat di kalangan pengguna ponsel. Ada orang yang mengubah ponsel menjadi konsol bootleg. Sehingga dirinya dan orang-orang disekitarnya tidak mau membeli konsol rumahan atau konsol genggam.
Sampai disini dulu pembahasanku mengenai video game. Ini hanya buah pikiran sesudah melihat keadaan sekarang. Orang-orang lebih suka bermain video game di ponsel daripada di konsol atau konsol genggam.
Kalau ada pendapat lain, boleh ditulis di ruang ulasan di bawah
Rinka
Diubah oleh Rinka17 15-05-2021 05:04
red.wangyi dan 5 lainnya memberi reputasi
6
2K
Kutip
28
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!