• Beranda
  • ...
  • Movies
  • Film yang Pas Ditonton Bersama Anak Remaja? Cek Ini!

adegkecilAvatar border
TS
adegkecil
Film yang Pas Ditonton Bersama Anak Remaja? Cek Ini!
Selamat siang, GanSist!
Masih di suasana lebaran, sebelum lanjut ngobrol, aku mengucapkan selamat merayakan hari raya, ya! Semoga tahun depan kita bisa berjumpa dengan bulan Ramadhan lagi dengan keadaan yg lebih baik dan keimanan yang sudah naik level. Aamiiiiiiin.



Kali ini aku akan ngobrolin film yang pas dijadikan tontonan bersama keluarga dengan anak-anak yang sudah remaja.

CHEF.

Aku menonton film ini, yang keempat kalinya tadi malam, di Trans7 yang tayang mulai pukul 00.45 WIB.

Film ini tayang di TV dengan label R-BO. Itu artinya remaja dengan usia 13 tahun adalah penonton usia terendah yang "aman" menonton film ini. Tentu saja harus dengan BO--Bimbingan Orangtua. Bimbingan Orangtua di sini artinya bukan sekadar duduk bersama untuk menonton film. Tidak! Tidak cukup di situ. Bimbingan orangtua berarti orangtua harus mengambil andil dalam menjelaskan adegan film yang dirasa susah dicerna oleh para remaja; anak-anak kita. Oke. Balik ke film CHEF.

Film ini mengisahkan seorang koki yang hancur kariernya. Ada Carl, Percy, Tony, Martin, dll. Karena aku lemah mengingat nama-nama asing itu, di ulasan kali ini akan aku ubah nama-nama pemainnya agar lebib mudah dicerna, juga lebih mudah diucapkan, tentu saja.
šŸ˜†

Film ini dibuka dengan si koki yang jadi lakon utama menunjukkan keahliannya sebagai chef. Mulai dari memotong bawang juga bahan-bahan lainnya. Kunamai chef-nya Edi aja, ya. šŸ˜‚

Chef Edi yang bekerja di sebuah restoran akan mendapat kunjungan dari pereview makanan yang juga penulis blog ternama. Ulasan-ulasannya dianggap berpengaruh dilihat dari pembacanya yang banyak. Dan ini membuat Chef Edi begitu gugup.

Rencana Chef Edi untuk memunculkan kreasi menu ditolak oleh Joko, si pemilik restoran. Joko menganggap menu puluhan tahun yang sudah dijual di restoran tersebut adalah menu terbaik, paling laris pilihan banyak pelanggan.



Eh, pereview makanan belum kita kasih nama, ya? šŸ˜‚ Oke, Edi, Joko, maka si pereview Eko saja.

Setelah menikmati menu, Eko menulis ulasan jelek tentang hidangan Chef Edi.

Chef Edi yang gagap medsos minta diajari anaknya, Rian, untuk membuat akun Twitter. Dari situ, Chef Edi baru membaca ulasan yang dibuat Eko. Marahlah ia. Ia kemudian membuat cuitan untuk si Eko. "Kau tak akan tahu makanan enak meskipun itu dihidangkan di mukamu." Cuitan ini di-retweet oleh banyak akun yang kemudian berujung penantangan untuk mereview masakan Chef Edi lagi.

Dari sini sebetulnya puncak konflik di film ini. Chef Edi mengira bahwa posting cuitan sama dengan mengirim pesan pribadi. Ia tidak mengira kalau cuitan bisa dilihat publik.

Pak Eko yang membaca tantangan itu malamnya langsung datang ke restoran.

Di dapur, Chef Edi ditolak mentah-mentah saat akan membuat kreasi menu baru. Pak Joko bilang, "Ini restoranku, aku yang menggajimu juga semua karyawanmu. Itu artinya kamu masak sesuai menu kita, menu kesukaan seluruh pelangganku, bukan untuk si Eko."

Chef Edi marah, ia memilih pergi dari restoran. Dan yang tersaji untuk Pak Eko tetaplah menu yang sama yang ia review sebelumnya. Setelah itu, ia tetap menulis ulasan jelek juga.

Chef Edi yang memasak menu lain di rumahnya membaca ulasan dari Pak Eko lewat ponselnya. Ia marah. Lalu mendatangi restoran dan meluapkan kemarahannya.

Para pengunjung lain justru merekam lalu mengunggahnya. Kemudian menimbulkan kesan kalau Chef Edi tidak sopan, dll.

Rina, mantan istri Chef Edi, menawarkan bantuan juga ide tentang "food-truck". Tapi Chef Edi menolaknya.

Kehidupan Chef Edi semakin buruk setelah ia menganggur. Ditambah janjinya ke Rian untuk mengajaknya jalan-jalan harus dibatalkan.

Dari sini, yang aku soroti adalah kehidupan Edi dan Rina yang meskipun bercerai peran mereka sebagai ayah-ibu tidak luntur. Si Rian tetap menjadikan ayahnya sebagai idola. Terlihat dari walpaper koki yang ia pajang di ponselnya.

Kehidupan Chef Edi mulai berubah saat ia menyetujui ide mantan istrinya. Berawal dari perjalanan mereka bertiga ke Miami, juga Rina yang terus menunjukkan kepercayaan dirinya pada Chef Edi. Seperti saat Chef Edi makan roti lapis Kuba. Ia menyuruh Rina menyicipinya karena enak. Namun, Rina menolak dengan mengatakan: "Lebih enak bikinanmu."



Hal-hal kecil seperti ini yabg sering terlewat dalam kehidupan suami istri. Meski hanya kalimat pujian kecil tapo iti bisa menggugah semangat yang nyaris habis. Apalagi saat Chef Edi dalam posisi down seperti itu.

Chef Edi mulai mengambil pinjaman lewat mantan suami Rina yang lain. (Iya, Rina ini wanita kaya yang punya dua mantan suami.) Kemudian ia memperoleh food-truck bekas.

Chef Edi dan Rian kerja keras membersihkan total lalu datanglah Jono (sengaja aku kasih nama ndeso, biar gampang diinget) ikut bergabung ke dalam tim.

Mereka bertiga mulai membangun food-truck.

Rian yang suka main medsos lantas memposting di Twitter. "Chef Edi telah kembali, tunggu kami."

Cuitan ini lantas ramai.

Dari Rian pula pengunjung selalu ramai mendatangi di mana pun mereka berhenti.

Hubungan Rian, Rina, dan Chef Edi kemudian membaik.

Di akhir sesi ada hal mengejutkan dari Pak Eko, si pereview makanan. Penasaran?

Tonton sendiri, ya!

Ada banyak nilai kekeluargaan yang bisa kita ambil. Kedekatan ayah-anak juga suami-istri.

Baik, sekian dulu, ya!
See you, soon.
ā¤ļø






sumber: opini pribadi
666lucifer89
japarina
cartoonmorning
cartoonmorning dan 15 lainnya memberi reputasi
14
2.7K
61
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Movies
Movies
19.9KThreadā€¢17.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
Ā© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.